Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menantikan Kerja Sama Radovic dan Lopicic di Persib Bandung

10 Januari 2019   10:02 Diperbarui: 10 Januari 2019   10:19 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Uniknya, Lopicic di usia yang sudah menua dan kualitas yang terlihat sudah tidak lagi sedominan dulu (hanya bermain di 18 laga saja bersama Borneo FC musim 2018), justru bergabung di klub besar seperti Persib Bandung. Hal ini rupanya menjadi sinyal kekhawatiran bagi pendukung tim Maung Bandung tersebut. dari soal umur, sampai soal penurunan kualitas serta seringnya absen karena cedera maupun kondisi kebugaran yang tidak sesuai kebutuhan. Untuk itulah, pemain ini mulai sering terpinggirkan dari starting line-up, yang membuat suatu keanehan jika hal ini terjadi di Persib. Yaitu,  melihat pemain asing di klub besar dan menjadi cadangan.

Soal pilihan pemain, tentu itu berada dalam wewenang dari pelatih, karena, biasanya perlu ada kecocokan antara strategi atau filosofi bermain dari pelatih ke bentuk permainan dari si pemainnya tersebut. di sinilah ada kemungkinan bahwa Lopicic datang sebagai 'asisten' pelatih yang kebetulan juga berasal dari Montenegro. Yaitu, Miljan Radovic. Mantan pemain Persib Bandung ini rupanya kembali ke kompetisi Indonesia sebagai pelatih setelah dirinya dapat menyelesaikan kursus kepelatihannya.

Bergabungnya Radovic di Persib, sepertinya akan membangun optimisme terhadap misi kebangkitan Persib pasca kegagalan mereka untuk bersaing ketat memperebutkan gelar juara musim lalu. Sehingga, bersama Radovic, akan ada kemungkinan Persib kembali tampil meyakinkan dan bisa jadi akan memiliki ciri khas permainan yang berbeda---membawa filosofi permainan dari Eropa Timur. Namun, keputusan Radovic yang merekrut Lopicic di Persib, rupanya diprediksi akan menjadi blunder dari masa awal kepelatihannya---bagi suporter dan publik penikmat bola Indonesia.

Hm... Belum apa-apa, tapi sudah berprasangka buruk.

Hal inilah yang kemudian perlu ditanggapi. Yaitu, soal kemungkinan bahwa keputusan Radovic salah atau justru sebaliknya---terhadap Lopicic. Padahal, berbicara soal faktor perekrutan pemain tersebut tidak hanya berbicara soal teknik atau skill individu si pemain, namun, juga pada ketertarikan pelatih dan adanya ikatan personalitas yang diprediksi dapat menjalin kerja sama yang positif terhadap klub.

Sudah tidak asing lagi jika kita mendengar adanya pemilihan pemain dari ketertarikan langsung pada pihak pelatihnya. Kita ambil contoh pada hubungan antara Jose Mourinho dengan Nemanja Matic. Pelatih-pemain ini walau bukan berasal dari satu negara yang sama, justru sudah dua kali bekerja sama di dua klub yang berbeda, Chelsea dan Manchester United.

Unik?

Tidak. Hal ini justru terlihat wajar jika terjadi. Karena, secara behind the scene dalam dunia sepak bola, seorang pelatih perlu memberikan kepercayaan kepada pemain dan kepercayaan itu seharusnya dapat dibalas dengan keyakinan dari si pemain, bahwa instruksi dari pelatih itu dapat dilakukan dan akan menghasilkan suatu keuntungan bagi klubnya. Jalinan ini kemudian tidak pasti bisa terjadi atau disebut sukses bagi pelatih dengan semua pemain. 

Pasti ada pelatih yang hanya cocok dengan pemain yang bertipe seperti ini, dan begitu pula dengan pemain yang perlu menemukan sosok pelatih yang tepat untuk gaya bermainnya. Seperti Mou dan Matic yang keduanya berada di tim yang sama dan itu sebenarnya bukanlah hal baru dan unik, melainkan kewajaran. Karena sepak bola mengajarkan kerja sama dan itu tak hanya antar pemain di lapangan, namun, juga antara pelatih dan pemain, dan mereka tidak bisa 100% berhasil saling merangkul secara keseluruhan dengan kemampuannya sendiri. Pasti perlu adanya bantuan atau perantara.

Jika di dalam sebuah klub tidak ada yang menjembatani atau meyakini terhadap kualitas dan filosofi bermain dari si pelatih, maka, akan perlu proses yang cukup lama untuk dapat membuat tim benar-benar kompak dan selalu yakin terhadap taktik sang pelatih. Hal ini penting. Namun, seringkali tak dipikirkan oleh orang-orang yang belum terlalu mengenal cara kerja yang tepat dalam sebuah tim---pekerjaan, yang mana hal ini juga berlaku di sepak bola.

Lalu, bagaimana dengan penanggungjawaban terhadap performa dari pemain sepak bola tersebut?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun