Di sini, peran pemain tengah akan sangat kompleks, karena tak cuma menghalau serangan lawan, namun juga harus mendukung serangan. Tingkat kerapatan 3 pemain tengah juga sangat krusial.
Sejauh ini, hanya Inter Milan di era Jose Mourinho yang dapat mempraktekkan formasi ini. Karena mereka memiliki banyak gelandang petarung dan penyerang sayap (winger) yang rajin naik-turun mendukung permainan tim. Serta, ada striker tunggal yang kuat dalam berduel satu lawan dua, seperti Zlatan Ibrahimovic.
Formasi 4-3-3 juga cukup dekat dengan gaya permainan Eropa dan Britania Raya, tinggal bagaimana ramuannya Simon dalam mencocokkan formasi yang seperti itu dengan karakter bermain pemain Indonesia yang lebih nyaman memainkan bola umpan pendek dari kaki ke kaki seperti filosofi bermain timnas Spanyol dan Barcelona.
Indonesia akan memasuki era baru, bersama pelatih baru, filosofi baru (walau ada filosofi bermain Filanesia yang digagas Danurwindo dan disahkan oleh PSSI), dan harapan lama. Yaitu, menjadi penguasa Asia Tenggara.
Mampukah Simon McMenemy memikul beban dari harapan semua orang di Indonesia untuk dapat melihat kembali timnasnya bermain garang dan pantang menyerah?
Mampukah Garuda kembali terbang?
Malang, 26 Desember 2018
Deddy Husein S.
Tambahan:
*Ada kabar, jika Simon McMenemy belum berlisensi Pro. Silakan klik di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H