Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Tak Bolehkah Ada Dua Matahari di Satu Galaksi?

1 Desember 2018   13:11 Diperbarui: 1 Desember 2018   13:23 2459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marc Marquez dan Jorge Lorenzo di Repsol Honda 2019. (Twitter.com/Jessansan)

Keberadaan dua pebalap perengkuh juara dunia sejak 2010-2018* di dalam satu tim tentu bukan suatu hal yang pernah terjadi di tim MotoGp selain Yamaha. Terbukti, Yamaha akhirnya kewalahan menangani dua juara dunia dalam satu garasi. Lalu, bagaimana dengan Honda? Mampukah menjadikan atapnya sebagai penampung dua kepala pemilik ego besar untuk selalu meraih kemenangan dan mencari peluang juara dunia yang sama besarnya?

Melihat fenomena Honda di musim 2019 seperti melihat sebuah galaksi yang memiliki 2 matahari. Tak terbayangkan bagaimana kecerahan galaksi tersebut. Namun, juga perlu dibayangkan bagaimana panasnya dunia di galaksi tersebut. 

Hal inilah yang akan dinantikan publik. Sekaligus harus menjadi persiapan yang matang bagi tim Repsol Honda untuk tidak sampai membuat kedua pebalap ini kecewa dan menurunkan performa tim asal Jepang ini. Jangan sampai ada "drama tembok penyempit garasi tim jilid dua".

Apakah hal seperti itu bisa terjadi lagi?

Kemungkinannya 50-50.

Bagaimana bisa demikian?

Kita bisa melihat faktor yang mirip dengan apa yang terjadi pada Rossi dan Lorenzo di masa kejayaan keduanya. Rossi saat itu sedang berada di usia yang matang. 

Dirinya juga masih bisa berjaya dengan gelar juara dunia di 2008 (musim debut Jorge Lorenzo dari kelas 250cc) dan 2009, kemudian hal ini terusik dengan keberhasilan Jorge Lorenzo dalam beradaptasi dengan motor Yamaha dan situasi kejuaraan yang kemudian membuat pemuda Spanyol ini mengembangkan potensinya untuk dapat menjadi calon juara dunia---yang pada akhirnya terealisasi pada musim 2010. 

Meski Yamaha tak absen berjaya di MotoGp, namun menaiknya keinginan Jorge Lorenzo untuk disetarakan dengan rekan setimnya, membuat tim ini kelabakan dan akhirnya gagal mengatasi permasalahan dari pertumbuhan dan persamaan ego yang besar dari kedua pebalapnya.

Sesuatu yang kemudian menjadi persepsi umum bahwa matahari hanya satu di sebuah galaksi, sedangkan yang berpijar di sekelilingnya hanya gugusan bintang---sama-sama bisa bersinar atau bercahaya tapi tidak seterang dan sejelas matahari. Jadi, apakah matahari hanya harus satu saja untuk menerangi sebuah galaksi? Bagaimana jika dua matahari berada di satu galaksi? Apakah tidak mungkin?

Honda memungkinkannya dengan mengetahui segala konsekuensi positif dan negatifnya---berkaca pada tim rivalnya Yamaha. Di sini, faktornya juga sama dan bahkan lebih kompleks. Karena posisi Rossi saat itu sama seperti Lorenzo saat ini, yaitu sebagai pebalap yang matang. Apalagi dia telah berangkat dari dua tim yang berbeda dengan latar belakang mesin yang berbeda, sehingga proses adaptasi sudah bukan lagi hal baru dalam karir Lorenzo di kelas MotoGp. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun