Termasuk menganggap diri sial juga bukan kesalahan mutlak, karena terkadang meratapi hasil buruk itu perlu dilakukan agar kita tahu bahwa kita bukanlah makhluk sempurna yang menikmati hidup sesuka mimpi.Â
Tapi hal ini tentu harus dihindari, agar kita tidak semakin terjerembab dalam keterpurukan. Karena menjadi orang yang terus merasa buruk dan menganggap orang lain selalu baik, akan membuat diri menjadi kehilangan semangat. Sedangkan semangat itu penting.Â
Tanpa semangat, hidup kita tentu akan mudah berakhir entah nyawa atau kehilangan akal sehatnya. Tentu kita perlu menjadikan diri sebagai manusia yang setara dengan manusia yang lain, meski terkadang apa yang kita alami dan rasakan berbeda, mungkin itu hanya soal perbedaan ruang dan waktu saja.
Lalu bagaimana dengan teman-teman Langgir lainnya?
Mereka juga sama seperti Langgir yang punya masalah pribadi dan suatu pilihan yang mungkin di sini seperti mewakili manusia umum, yaitu adanya upaya menyimpan rahasia dengan senyuman. Bertingkah bahagia di kala diri sedang mengalami kesusahan dan itu bukan suatu kegilaan. Bahkan banyak orang melakukan hal ini sebagai upaya untuk sedikit mengurangi beban pikirannya terhadap permasalahan yang dialami tersebut.Â
Hanya saja mendiamkan permasalahan pribadi juga bisa menjadi bumerang negatif ketika kemudian pada akhirnya permasalahan itu tak dapat diakhiri dan malah membuat diri semakin berada di ujung tepian jurang. Siapa yang ingin jatuh ke jurang? Dan siapa pula yang ingin melihat teman apalagi sahabatnya akan jatuh ke jurang?
Tidak ada.
Itulah mengapa, akhirnya memilih untuk benar-benar menutup rapat permasalahan pribadi yang kemudian tak dapat diselesaikan bahkan mungkin mustahil untuk diselesaikan sendiri itu juga bukan hal yang baik. Mungkin sedikit-sedikit atau secara tersirat, permasalahan berat itu diceritakan kepada yang memang paling dipercaya selain keluarga.Â
Meski tidak semua orang mendapatkan kenyamanan di dalam keluarganya, maka bukan tidak mustahil jika dapat menemukan orang lain yang dapat menyamankan dan mampu menjaga kepercayaan terhadap rahasia yang diungkapkan atas dasar pertemanan atau persahabatan.
Lalu, seperti apakah sebenarnya kita?
Menjadi orang yang mengumbar keburukan tentang kehidupannya yang kemudian membuat atmosfer pertemanan---ruang interaksi yang terbangun menjadi buruk?