Bukan Bahlil Lahadalia namanya jika tidak bergerak cepat. Sepertinya menteri yang satu ini tak kalah cekatan dengan Luhut Binsar yang selalu cekatan dalam menangani fenomena di Indonesia. Namun, perbedaannya, Bahlil lihai dalam mengundang investasi di Indonesia hingga menorehkan prestasi pada kuartal I-2021 realisasi investasi RI mencapai Rp 219,7 triliun yang dimana bertumbuh 4,3% yoy walaupun sedang dalam masa pandemi.
Pada Rabu (28/04), Presiden Jokowi meresmikan berdirinya Kementerian Investasi yang dinahkodai oleh (siapa lagi dan tidak bukan) Bahlil Lahadalia. Setelah menjabat sebagai Menteri Investasi, Bahlil tak langsung sibuk berleha-leha menikmati takhtanya. Bahlil justru nampak fokus memberi semangat dan mengingatkan para pebisnis atau investor yang hendak berniaga di Indonesia untuk mendukung adanya hilirisasi industri.Â
Bahlil mengatakan bahwa terdapat empat sektor yang kini menjadi fokus hilirisasi industri, ialah:
1. Sektor Kesehatan dengan membangun pabrik bahan baku obat-obatan untuk menekan laju impor
2. Infrastruktur melalui pemanfaatan sumber daya asli dalam negeri untuk bahan baku
3. Industri otomotif karena komponen mobil mayoritas selama ini Indonesia selalu impor
4. Sektor industri pertambangan yang saat ini menjadi kunci investasi Indonesia
"Hilirisasi tambang dan mobil, kami mengatakan bahwa proses rencana desain dari ore nikel sedang on the track,"Â terang Bahlil dikutip dari Kontan.co.id. Bahlil juga menambahkan bahwa kini investor tidak diperbolehkan lagi ekspor ore milik Indonesia, harus diolah terlebih dahulu menjadi barang setengah jadi atau bahkan barang jadi.Â
Menteri Investasi tersebut juga menjelaskan bahwa setidaknya ada dua perusahaan yang akan berdiri di Indonesia sebagai pabrik baterai. Ada Contemporary Amperex Technology Co. Limited atau CATL yang akan membangun industri baterai terintegrasi dengan nilai FDI (foreign direct investment) mencapai US$5,2 miliar. Kemudian ada LG Energy Solution Ltd dengan nilai investasi sebesar US$9,8 miliar yang juga membangun pabrik baterai.Â
Selain mendorong hilirisasi industri, Bahlil juga mengingatkan bahwa untuk memudahkan investor mengucurkan investasi ke Indonesia dibutuhkan kemudahan. Maka dari itu, pemerintah menerbitkan Undang-Undang (UU) Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang diklaim dapat mempercepat perizinan, efisiensi dana, kepastian, dan transparansi.Â
Lebih lanjut, lembaga yang dinahkodainya tersebut saat ini akan fokus pada hilirisasi dan ekonomi investasi tak hanya di Pulau Jawa namun juga luar Pulau Jawa. Mengapa pada akhirnya luar Pulau Jawa menjadi perhatian bagi pemerintah? Menurut Bahlil, dengan sebaran investasi yang merata di berbagai pelosok di Indonesia maka akan terjadi peningkatan pertumbuhan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.Â
Jadi, apakah kamu siap mendukung gerakan investasi ini? Untuk membangun ekonomi Indonesia bersama-sama, bergotong royong menjadi negara maju yang cerdas!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H