"Anu...begini Mom. Ini tentang saya. Kemungkinan untuk sementara waktu, saya akan pulang ke rumah orang tua saya di Kota Bunga. Sebenarnya berat bagi saya untuk meninggalkan Desa Rangkat, meski sebentar. Saya sudah merasa disinilah rumah saya" perlahan Firman mulai menyampaikan permasalahannya.
"Saya kembali dari pengembaraan dan perantauan saya, hendak menebus kesalahan saya terdahulu. Rumah tangga saya dengan Acik berantakan karena saya terlalu fokus mencari nafkah. Sehingga saya tidak bisa memperhatikannya dengan baik. Mungkin bisa dikatakan saya tidak menafkahinya dengan sempurna. Saya mengerti kesalahan saya ini", Firman menundukkan pandangannya, sambil sesekali melihat pada pak Yayok dan Mommy.
Pak Yayok sesekali menarik nafas panjang, seolah dia mengerti betapa dalam beban yang dirasakan oleh Firman.
"Jadi mas Firman ingin kembali lagi dengan Acik ?" Mommy berusaha memecahkan kebisuan
"Tidak Mom. Saya tahu Acik sudah berumah tangga dengan mas Halim. Meski selentingan tidak baik terkadang saya dengar, saya tidak ingin ikut campur. Saya berharap rumah tangga Acik dengan mas Halim dapat langgeng. Cukup apa yang saya alami sebagai pelajaran untuk saya" duduk Firman sudah mulai tidak tegak lagi, rautnya wajahnya menunjukkan kesedihan.
"Hmm..jadi maksudnya menebus kesalahan disini bagaimana mas ?" pak Yayok menjadi penasaran
"Saya berharap mendapatkan seorang istri disini. Istri yang tidak akan saya sia-siakan lagi. Yang akan saya jaga perasaan dan keadaannya. Tetapi....?" Firman terdiam ketika matanya melihat bungkus roti tawar buatan Mahar yang menyembul di saku tas punggunya yang menutupi setengah bagian gantungan kunci berbentuk hati hadiah dari mbak Asih tahun lalu.
Firman lalu mengangkat dan memeluk tas punggung yang dibelinya bersama Acik dipasar desa Rangkat seminggu setelah pernikahannya. Meski berusaha tabah, Firman tampak mengusap kedua matanya
Pak Yayok dan Mommy, tampak bingung melihat Firman, keduanya saling pandang heran.
"Mas Firman, tetapi apa mas ?" Pak Yayok bertanya sambil mengusap pundak Firman
"Sulit bagi saya menyampaikannya Pak. Saya kagumi mereka, karena mereka harus dikagumi, dihargai dan dihormati" Firman tiba-tiba melihat dengan penuh senyum pada pak Yayok dan Mommy