Mohon tunggu...
Senja Nila
Senja Nila Mohon Tunggu... -

aku berwarna, dan kaupun begitu..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Life of Banana! (Fanfic)

21 Juni 2013   20:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:37 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pulau Misterius, dekat Incheon, Korea.

Cahaya matahari menyilaukan mata. Jenny membuka matanya, badannya pegal-pegal.

"Oh..shit!!" umpatan bahasa Amerikanya mulai keluar. Punggungnya sakit sekali pagi itu. Dimana dia? Hidungnya mulai kembang kempis mencoba menciumi udara di daerah itu. Tak ada bau pie..berarti bukan di Amerika. Tak ada bau ramyun, berarti bukan di Korea? Kaki Jenny terbuka, hanya ada sebuah short yang super short. Jenny memeriksa kakinya, beruntung tak ada yang lecet. Baginya kakinya adalah benda paling berharga di dunia.

Pulau yang tampak hijau dari jauh itu ternyata memiliki pasir berwarna hitam. Warna hijau hanya berasal dari warna pepohonan dan semak-semak yang tak jauh dari bibir pantai. Ada sesosok tubuh manusia yang tergeletak tak jauh dari tempat Jenny. Jenny menghampirinya. Tubuh itu sepanjang 180 cm. Kaosnya robek-robek dengan celana pendek yang robek-robek pula.

"Siwon.." badan Siwon di-toel dengan ujung telunjuknya.

Mata laki-laki itu terbuka. Sepertinya dia ada di surga, ada bidadari cantik yang berkaki mulus di depannya. Luar biasa, padahal dia sudah lama tak ke tempat ibadah. Kenapa dia bisa masuk surga?

"Siwon.. " Jenny kembali me-noel tangan Siwon. Siwon menggeleng-gelengkan kepalanya dan baru sadar kalau yang didepannya adalah Jenny.

"Dimana kita?" tanya Siwon. Jenny hanya menggeleng tak bisa menjawab.

Mereka berdua berjalan beriringan masuk ke pulau. Perut mereka sedang bermain musik. Musik folk bagi Jenny, dan musik trot bagi Siwon. Mata mereka langsung tertuju pada sebuah pohon. Pohon banana!!

Pohon itu hanya berbuah sedikit. Ada satu tandan pisang yang menggantung-gantung dengan indahnya. Kedua remaja yang keroncongan itu mulai berlari sprint ke arah pohon banana itu. Mereka berebutan menghabiskan buah pisang setandan. Sepertinya badai semalam membuat mereka jadi kehabisan tenaga dan kelaparan parah.

Sampai beberapa menit kemudian tinggallah sebuah pisang. Jenny dan Siwon saling bertatapan. Mata mereka menantang satu sama lain. Jenny mencoba merayu Siwon dengan tatapan memelas dan tangan yang memegangi dada. Sejenak Siwon terpengaruh, tapi perutnya masih kelaparan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun