Sistem informasi geografis merupakan suatu sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output).
Sistem informasi mencakup proses-proses sebagai berikut:
1) Input Data, yaitu proses pengkonversian data analog kedalam data digital yang disebut dengan istilah digitasi. Proses konversi data dapat dilakukan menggunakan teknik scanning data untuk SIG dengan teknologi modern.
2) Transformasi Data, yaitu penyesuaian data agar sesuai dengan sistem seperti penyesuaian skala, koordinat dan sebagainya.
3) Editing, yaitu proses koreksi terhadap hasil dari digitasi berupa penambahan dan/atau pengurangan arc atau feature.
4) Manajemen Data, yaitu pengolahan data-data deskriptif meliputi pemberian label dan atribut.
5) Query dan Analisis, dimana query yaitu proses analisis yang dilakukan secara tabular. Sedangkan analisis pada SIG dibagi menjadi 2 yaitu analisis proximity (analisis geografis berbasis pada jarak antar layer) dan analisis overlay (proses integrasi data dari layer yang berbeda).
6) Visualisasi, yaitu pewujudan hasil akhir dalam peta atau grafik.
       Dalam melakukan analisis daerah rawan banjir, diperlukannya pengumpulan data yang ditujukan untuk identifikasi permasalahan banjir yang terjadi, meliputi sejarah kejadian banjir pada wilayah tersebut, penggunaan lahan dan sebagainya. Adapun pengumpulan data meliputi:
Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder didapatkan dari dinas-dinas setempat yang terkait dengan data yang diperlukan. Adapun data sekunder yang diperlukan untuk mendukung Analisa Daerah Rawan Banjir di Pulau Bangka meliputi:
a) Data Peta dasar topografi, adalah data yang mengandung informasi ketinggian permukaan bumi