Mohon tunggu...
Decky Adi Widodo S
Decky Adi Widodo S Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

I have worked on similar projects to what you are looking for, and I am confident I can exceed your expectations.I send answer your question instantly if i am online either send answer after 24 hours for conservation because i busy in my tasks

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Si Gurih Nikmat dari Kota Salatiga

26 Juni 2023   19:38 Diperbarui: 26 Juni 2023   19:41 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Si Gurih Nikmat dari Kota Mungil Salatiga

“Perhatian, para penumpang pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA328 tujuan Semarang dipersilahkan naik pesawat melalui pintu A12,” terdengar pengumuman dari pengeras suara.

Mama mengajak Alma ke acara pelatihan disatu kota mungil di Jawa Tengah. Pagi itu cuaca Jakarta sangat cerah. Gadis berusia sepuluh tahun itu sudah bersemangat sejak pukul setengah lima pagi. Sesampainya di Bandara Soekarno-Hatta, mereka langsung check-in dan menunggu pesawat.

Dalam satu jam, mereka mendarat di Semarang. Mobil melaju melewati jalan tol Semarang-Salatiga menyajikan pemandangan yang memukau. Deretan pegunungan dan pepohonan menyambut mereka.

“Horee… Salatiga, aku datang!”

Satu jam kemudian, mereka tiba di hotel.

“Alma, Mama berangkat. Kalau keluar kamar jangan lupa kunci pintu, ya.”

“Baik, Ma.”

Alma segera pergi ke ruang makan. Ia mengambil minuman, meletakkannya di meja dekat jendela. Diantara banyak jajanan yang disajikan, matanya terbelalak melihat tulisan ‘Singkong Keju’.

“Hah…. ada singkong di hotel berbintang seperti ini? Dipadukan dengan keju, bagaimana rasanya?” Alma terheran dan mengangkat alis.

Melihat penyajian yang menarik, Alma ingin mencicipi. Tapi urung karena tidak yakin dengan rasanya. Dipilihnya makanan lain untuk sarapan.

Selesai sarapan, Alma kembali ke kamar. Dia masih penasaran dengan sajian singkong, lalu ‘berselancar’ didunia maya.

“Wow! Ternyata singkong bisa diolah menjadi bayak macam makanan…” seru Alma sambil menelan ludah.

“Ada singkong coklat keju, keripik singkong, gemblong, sawut… Eh, apa itu sawut?” Alma makin penasaran.

“Kolak singkong? Wow, baru tahu singkong dijadikan kolak. Croissant singkong, puding singkong… Wah, banyak sekali!”

Alma mematikan ponselnya dan tertidur.

Ting-tong! Bel kamar hotel berbunyi. Dibalik pintu, Mama baru selesai dari pelatihan. Alma membantu membawakan barang.

“Alma, Mama istirahat sebentar ya. Malam ini kita makan direstoran saja. Mama lelah sekali.”

“Iya, Ma. Mama istirahat dulu saja, Alma mau mandi,” jawab Alma.

Pukul setengah enam sore, Mama bangun dan langsung mandi. Tak lama, mereka bersiap makan malam.

“Ayo, Ma kita turun sekarang. Alma sudah lapar.”

“Wah, banyak sekali pilihan makanan. Ada singkong lagi…? Lagi-lagi singkong. Pagi, siang, malam, selalu ada singkong,” gerutu Alma..

“Alma, lihat ini,” kata Mama sambil berjalan ke ujung meja. “Hmm… Alma, kamu harus coba ini. Pasti kamu suka,” Mama hendak menyuap ke mulut Alma.

“Tidak… Alma tidak mau,” sahut Alma sambil menutup mulut. “Ayo coba dulu. Kamu belum tahu rasanya.”

“Ma, apa ini?” tanya Alma setelah menerima suapan Mama. “Mama tidak tahu. Mama juga baru pertama makan”.

“Disitu ada tulisan ‘Singkong Keju’. Jadi Mama coba mencicipinya. Ternyata rasanya sangat enak!” Kata Mama. “Ooo… ini yang namanya Singkong Keju… Ternyata rasanya sangat lezat!!” balas Alma.

“Ma, ayo kita kembali ke kamar. Alma sudah kenyang padahal tidak makan nasi”. “Singkong mengandung karbohidrat, nutrisi yang sama terdapat pada nasi, membuatmu jadi kenyang. Singkong juga mengandung protein, serat, vitamin C dan A, serta mineral,” jelas Mama sambil menuju kamar.

“Sekarang banyak makanan kekinian yang terasa lezat, tapi mengandung perasa, pewarna, dan penyedap makanan. Kalau mengkonsumsi berlebihan tidak baik untuk tubuhmu yang dalam masa pertumbuhan, yang memerlukan makanan sehat dan bergizi.”

Setibanya dikamar, Alma langsung menghempaskan tubuh mungilnya ke tempat tidur. Mama tersenyum sambil menyelimuti Alma.

Esoknya, langit Salatiga sangat cerah. Alma dan Mama akan berkeliling kota Salatiga membeli oleh-oleh. “Aduh, kok macet… Nanti tidak kebagian singkong keju!!” Alma cemas melihat antrian mobil di kawasan toko oleh-oleh.

“Tenang Dik Alma. Stock singkongnya banyak. Masyarakat disini banyak menanam singkong. Dulu singkong identik dengan makanan daerah pedesaan, tapi dengan kepiawaian warga Salatiga singkong disulap jadi makanan lezat dan paling banyak dicari pengunjung luar kota. Apalagi singkong keju, hmm.. enak!”

Mobil yang mereka tumpangi tiba. Pak Bejo mengantar mereka masuk ke toko. Sayup-sayup terdengar lagu, “Madu ditangan kananmu, racun ditangan kirimu… Aku ini hanya anak singkong…”

“Alma, dengar itu lagu yang populer di tahun 1980-an. Syairnya menyebutkan ‘Anak Singkong’. Penyanyinya sangat terkenal dan berasal dari kota ini. Siapa sangka Salatiga jadi terkenal karena singkong?” Mama bersenandung mengikuti lagu, “Aku ini, hanya anak singkong…”

Seorang pelayan menghampiri dengan senyum ramah. “Selamat datang… Silahkan mau pesan apa? Ada singkong dengan topping keju atau cokelat, Gethuk Kethek, Klenyem, Gemblong, keripik dan masih banyak olahan singkong. Dalam bahasa Jawa, singkong disebut telo. Kami ada cream soup telo, pancake telo, burger telo, dan kolak singkong. Ibu mau mencicipi menu baru, singkong sambal matah?” jelas sang pelayan, komplit.

“Hah, singkong sambal matah? Seperti apa rasanya?” Alma bergumam.

“Alma mau pesan apa?” suara Mama membuyarkan lamunan. “Alma mau singkong keju, apakah ada?”

“Tentu ada. Singkong keju adalah jajanan favorit yang dicari pengunjung.”

“Kenapa singkong keju jadi favorit?” Alma penasaran. “Singkong keju diolah dengan spesial dan teksturnya lembut. Ada rasa original dan cokelat, ditambah susu kental manis membuat gurih dan nikmat!” jelas pelayan toko.

Alma meminta Mama membeli singkong keju dan olahan singkong untuk teman-temannya. Ia tidak sabar menceritakan pengalaman selama di Salatiga.

Senin pagi, sebelum Alma berangkat ke sekolah, Mama menghidangkan singkong keju sebagai menu sarapan. “Alma, Mama sudah menyiapkan oleh-oleh untuk Ibu Guru dan teman-temanmu. Bawa juga kripik singkongnya. Mama bawakan dua kotak singkong keju ya.” Alma mengangguk.

Tet tet… “Ma, mobil jemputnya sudah datang. Alma berangkat dulu ya.” Alma mencium pipi Mamanya, langsung menuju mobil. Didalam mobil Alma langsung membuka kotaknya. Semua temannya mencicipi, kecuali Monica.

“Itu kan makanan tradisional. Perutku bisa mual kalau makan itu. Kalian anak Jakarta, masa makanannya singkong?” Monica sinis.

“Walaupun makanan tradisional, rasanya tidak kalah dengan makanan di mall. Ayo Monica dicicipi, enak kok. Ini bukan singkong biasa,” jelas Alma.

Karena penasaran, Monica pun ikut mencicipi. “Bagaimana rasanya, enak kan?” tanya Alma. Monica hanya diam, tak menggubris.

Tiba disekolah, Alma tidak sabar ingin segera bertemu Ibu Tanti, wali kelasnya. Saat jam istirahat Alma mengambil kotak yang ia siapkan untuk Bu Tanti, tiba-tiba….

‘Lho kok terasa ringan, ya…,” kata Alma dalam hati. Alma kaget mendapati kotaknya kosong! Tak satupun temannya yang mengetahui penyebab raibnya si singkong. Alma pun menangis dan sedih.

“Alma kenapa kamu menangis?” sapa Bu Tanti. Alma menjelaskan apa yang terjadi.

“Anak-anak adakah yang tahu dimana singkong keju Alma? Apakah ada yang mengambilnya?” Semua murid diam menunduk. “Kalian tahu kan, mencuri dan berbohong adalah perbuatan tidak terpuji! Ayo jujur, siapa yang mengambil?”

“Baiklah, kalau malu mengaku didepan teman-teman, silahkan menemui Ibu sepulang sekolah. Ibu sangat menghargai jika kalian jujur. Ibu bisa tahu pelakunya dari rekaman kamera pengawas. Jika sampai nanti siang tidak ada yang mengaku, Ibu akan memberi sanksi.

Ketika bersiap pulang, Ibu Tanti melihat ruang kelas lima masih terbuka. “Monica, kenapa kamu belum pulang?”

Monica diam, malah menangis tersedu-sedu. “Maaf, Bu Tanti,” Monica berbisik lirih. “Monica yang sudah menghabiskan singkong keju milik Alma. Tolong jangan hukum Monica. Monica minta maaf. Monica janji tidak akan mengulanginya” isak Monica makin menjadi.

Bu Tanti tersenyum. “Monica jangan diulangi ya, mengambil tanpa meminta ijin berarti mencuri.”

“Monica ingin makan singkong keju, Bu. Tadi Monica sudah mencicipi pemberian Alma waktu berangkat sekolah, tapi masih kurang. Monica malu mau meminta lagi, karena terlanjur bilang singkong tidak enak, ternyata sangat enak. Sehingga Monica sambil mengusap matanya. “Nanti sore kita kerumah Alma ya, Ibu akan menemani kamu.”

Sore harinya, mereka kerumah Alma. “Monica, kalau masih mau makan singkongnya, bilang saja ya. Jangan malu-malu,” Kata Mama Alma.

“Kalau kamu suka, aku akan membawakannya besok,” sahut Alma. “Maaf Alma, aku sudah berbohong. Aku suka singkong keju. Ternyata sangat enak, tidak kalah dengan pizza dan humburger.”

“Jangan cepat menghakimi, menganggap makanan enak atau tidak enak hanya karena anggapan. Ibu mau sedikit cerita. Ada tokoh terkenal di negara kita yang disebut “Anak Singkong”. Dulu beliau berasal dari keluarga kurang mampu, tetapi bisa menjadi pengusaha sukses bahkan pernah menjabat Menteri Koordinator Perekonomian di tahun 2014. Kalian tahu siapa orangnya? Bapak Chairul Tanjung! Makanan boleh singkong, tapi semangat dan kejujuran harus utama, dong! Jangan memandang rendah pada singkong, ya.”

Sambil menikmati singkong keju dan teh hangat, Alma menceritakan berbagai hal indah tentang Salatiga. Tentang keragaman kulinernya, salah satunya singkong keju jajanan favoritnya, keindahan panorama dan hawa sejuk, serta keramahan penduduknya.

Kini, Salatiga menjadi salah satu kota favorit Alma. Walaupun kecil, tetapi memiliki banyak pesona, salah satunya jajanan singkong keju yang membuat Salatiga menjadi salah satu tujuan wisata di Jawa Tengah. Itulah yang membuat Alma rindu kembali berkunjung ke Salatiga.

Tamat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun