Mohon tunggu...
Devi Cahyani
Devi Cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas YARSI

Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas YARSI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Zakat dalam Surah At-Taubah Ayat 60 dan Ayat 103

2 Juni 2024   18:56 Diperbarui: 2 Juni 2024   19:14 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki peran penting dalam menegakkan keadilan sosial dan kesejahteraan umat. Dalam Al-Qur'an, kewajiban zakat dijelaskan dengan rinci, termasuk dalam Surah At-Taubah ayat 60 dan ayat 103. Berikut adalah pembahasan mengenai kedua ayat tersebut dan relevansinya dalam kehidupan umat Islam.

Surah At-Taubah Ayat 60

Ayat 60 dari Surah At-Taubah menjelaskan tentang golongan-golongan yang berhak menerima zakat. Ayat ini berbunyi:

"Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan untuk orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

Dari ayat ini, kita dapat memahami bahwa zakat didistribusikan kepada delapan golongan berikut:

  • Fakir: Orang yang tidak memiliki harta atau penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
  • Miskin: Orang yang penghasilannya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka meskipun mereka memiliki pekerjaan.
  • Amil: Orang yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan membagikan zakat.
  • Mualaf: Orang yang baru masuk Islam atau mereka yang diharapkan dapat memperkuat keimanan mereka dengan bantuan zakat.
  • Riqab: Budak atau orang yang ingin memerdekakan diri dari perbudakan.
  • Gharimin: Orang yang berhutang dan tidak mampu melunasi hutangnya.
  • Fi Sabilillah: Orang yang berjuang di jalan Allah, termasuk kegiatan dakwah dan perjuangan untuk menegakkan agama.
  • Ibnu Sabil: Orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan (musafir).

Pembagian ini menunjukkan bahwa zakat tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk membantu mereka yang membutuhkan, tetapi juga sebagai alat untuk memperkuat dan menyebarkan Islam serta mendukung berbagai aspek kehidupan umat.

Surah At-Taubah Ayat 103

Ayat 103 dari Surah At-Taubah memberikan penjelasan mengenai tujuan zakat dan manfaatnya bagi individu yang membayarkannya. Ayat ini berbunyi:

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Ayat ini menjelaskan tiga fungsi utama zakat:

1. Membersihkan Harta: Zakat berfungsi untuk membersihkan harta dari unsur-unsur yang tidak halal dan menumbuhkan keberkahan pada harta yang dimiliki. Dengan membayar zakat, seorang muslim menunjukkan kesalehan dan kepatuhannya kepada Allah.

2. Mensucikan Jiwa: Zakat juga berperan dalam mensucikan jiwa dari sifat kikir dan cinta dunia yang berlebihan. Ini adalah bentuk latihan spiritual yang membantu umat Islam untuk lebih peduli terhadap sesama dan mengurangi kesenjangan sosial.

3. Doa dan Berkah: Doa yang dipanjatkan oleh orang yang menerima zakat menjadi sumber ketenteraman jiwa bagi pemberi zakat. Ini menunjukkan bahwa zakat juga menguatkan ikatan sosial dan spiritual di antara anggota masyarakat.

Relevansi Zakat dalam Kehidupan Umat Islam

Zakat adalah salah satu pilar utama dalam ekonomi Islam yang bertujuan untuk menciptakan keseimbangan dan keadilan sosial. Dengan mengeluarkan zakat, seorang muslim berkontribusi secara langsung dalam membantu mereka yang kurang beruntung dan memastikan distribusi kekayaan yang lebih merata.

Selain itu, zakat juga berperan penting dalam mengurangi kemiskinan, membantu orang yang terlilit hutang, mendukung perjuangan di jalan Allah, dan memperkuat ikatan sosial di antara umat Islam. Dengan adanya zakat, masyarakat dapat membangun sistem yang lebih adil dan sejahtera, sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Kesimpulan

Surah At-Taubah ayat 60 dan ayat 103 memberikan panduan yang jelas mengenai penerima zakat dan tujuan dari zakat itu sendiri. Zakat bukan hanya kewajiban finansial, tetapi juga sarana untuk membersihkan harta dan jiwa, memperkuat solidaritas sosial, dan mendukung kesejahteraan umat. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran ini, umat Islam dapat membangun masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan diberkahi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun