Berdasarkan analisis tabel Shift Share (SS) untuk sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan di Kabupaten Tapin, berikut adalah hasil perhitungan SS pada tiap sektor:
- Sektor Pertanian
Hasil SS menunjukkan bahwa komoditas utama seperti padi dan jagung mengalami hasil negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa, meskipun sektor pertanian merupakan sektor penting di Kabupaten Tapin, pertumbuhannya masih lebih rendah dibandingkan dengan wilayah referensi yang lebih luas. Faktor ini mungkin disebabkan oleh kurangnya peningkatan produktivitas atau adanya kendala eksternal yang memengaruhi komoditas-komoditas tersebut.
- Sektor Perkebunan
Dalam sektor perkebunan, sebagian besar komoditas juga menunjukkan hasil negatif dalam perhitungan SS, kecuali beberapa kecamatan yang memiliki komoditas karet yang sedikit lebih unggul. Ini menunjukkan bahwa, meskipun karet menjadi salah satu produk utama, sektor perkebunan secara keseluruhan membutuhkan strategi lebih lanjut untuk mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan wilayah lain.
- Sektor Peternakan
Sektor peternakan di Kabupaten Tapin mencatat hasil SS yang negatif secara keseluruhan, yang mengindikasikan bahwa pertumbuhan sektor ini masih tertinggal dibandingkan pertumbuhan yang seharusnya. Beberapa komoditas ternak seperti sapi dan kambing memang menonjol di beberapa kecamatan, namun secara umum, kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi daerah masih perlu diperkuat.
- Sektor Perikanan
Perikanan di Kabupaten Tapin juga menunjukkan tren yang sama dengan sektor lainnya, yaitu hasil negatif dalam SS. Ini berarti bahwa sektor perikanan di daerah ini belum berkembang sepesat yang diharapkan, dan hasil SS yang negatif mengindikasikan bahwa sektor ini perlu didukung agar daya saing dan produktivitasnya dapat meningkat, terutama untuk komoditas-komoditas unggulan seperti ikan kolam dan keramba.
Dari hasil potensi wilayah masih banyak komoditas yang masuk kedalam kategori tertinggal, sehingga perlu adanya upaya perbaikan dan pengembangan yang lebih intensif sangat diperlukan agar komoditas-komoditas yang ada dapat berkembang dan bersaing secara lebih efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H