Banyak pengalaman yang kurang menyenangkan dari teman-teman Masdona, karena keterbatasan bahasa dan budaya. Tetapi Masdona tetap yakin dan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan keadaan situasi tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, proses demi proses semakin membaik. Sampai akhirnya Masdona lulus Sekolah Dasar (SD) dengan hasil yang cukup memuaskan.
Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Masdona Monthe Christo Simamora sangat menyukai profesi Perawat. Karena pada saat itu, ibu Masdona sakit sehingga harus di rawat di Rumah Sakit. Lalu Masdona melihat 2 orang Perawat yang memakai pakaian Perawat lengkap dengan atributnya berjalan didepan mata. Dan dari situlah timbul di dalam hati Masdona keinginan untuk menjadi seorang Perawat. Selain itu, Masdona juga melihat para Perawat sangat cepat tanggap melayani dan merawat pasien dengan penuh kasih sayang.
Kemudian Masdona melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Babakan Ciwidey sampai kelas 1. Setelah itu semua keluarga pindah ke Bandung karena ayah Masdona tidak bisa meninggalkan keluarga dengan lama dan ingin merintis usaha baru. Lalu Masdona mendaftarkan diri serta melanjutkan kelas 2 di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 10 Bandung. Masdona juga mengikuti organisasi pramuka, organisasi paduan suara, dan organisasi kerohanian.
Sejak menempuh Sekolah Menengah Pertama (SMP), Masdona sudah mulai aktif untuk membantu meringankan biaya hidup keluarganya dengan mencari uang jajan sendiri. Hal-hal yang dilakukan seperti menjual buah-buahan kepada teman-temannya.
Setelah lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP), Masdona Monthe Christo Simamora mencoba mendaftarkan diri ke Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) tetapi karena belum rejekinya, Masdona dinyatakan tidak lulus karena begitu banyaknya saingan yang ingin masuk ke Sekolah Perawat Kesehatan (SPK).
Karena tidak lulus seleksi, akhirnya Masdona Monthe Christo Simamora melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Kristen (SMAK) Bppk Kebon Jati sampai akhirnya lulus. Setelah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), keinginan Masdona untuk menjadi Perawat sangat kuat dan yakin untuk tetap mencoba tes Akademi Keperawatan (AKPER) Negeri di Jalan Otten 32 Bandung. Namun sayangnya, masih belum diterima karena begitu banyaknya persaingan.
Walaupun belum berhasil, Masdona tidak putus asa dan tetap berusaha mencoba mendaftar di Akademi Keperawatan (AKPER) Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI) Kota Cimahi. Setelah menjalani beberapa tes dan ujian tertulis, akhirnya Masdona diterima. Setelah memasuki dunia pendidikan Akademi Keperawatan (AKPER), Masdona menghadapi banyaknya tantangan saat praktek lapangan di Rumah Sakit Hassan Sadikin, Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat, Rumah Sakit Rajawali, dan beberapa Puskesmas lainnya. Ternyata menghadapi atau merawat pasien itu harus sabar dan memiliki rasa empati. Sedikit demi sedikit perkuliahan pun berlangsung selama 4 tahun, akhirnya Masdona Monthe Christo Simamora dinyatakan lulus dan di wisuda.
Setelah lulus, Masdona Monthe Christo Simamora melamar pekerjaan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Rumah Sakit Santo Borromeus, dan Rumah Sakit Immanuel dengan harapan bisa diterima di salah satu Rumah Sakit tersebut. Setelah 4 bulan menunggu dan belum adanya panggilan, akhirnya Masdona mencoba melamar ke Rumah Sakit Rajawali Bandung Yayasan Kemanusiaan. Pada bulan September tahun 1994 Masdona dipanggil untuk interview dan tes lisan. Pada akhirnya, Masdona diterima lalu menjalankan training selama 3 bulan lamanya. Sampai akhirnya Masdona dinyatakan lulus dan diterima sebagai karyawan tetap Rumah Sakit Rajawali Bandung.
Sebagai seorang Perawat, Masdona Monthe Christo Simamora dituntut untuk bekerja secara profesional berdasarkan sumpah jabatan dengan memberikan pelayanan yang maksimal kepada semua pasien tanpa memandang suku, agama, ras, dan antar golongan.
Kesulitan yang dihadapi Masdona selama menjadi seorang Perawat adalah jika kita bekerja dengan tim namun tim tersebut tidak kompak dan kurang respek terhadap anggota tim yang lain. Salah satunya seperti Masdona sedang merawat pasien di ruangan biasa yang tiba-tiba kejang ataupun pihak keluarga yang komplain karena merasa keluarganya yang sakit kurang diperhatikan dan atasan yang tiba-tiba mengeluarkan peraturan semena-mena sehingga membuat para Perawat lainnya kurang nyaman. Namun Masdona tetap menjalankan profesi tersebut dengan lapang dada.
Masdona Monthe Christo Simamora sangat senang melakukan profesinya sebagai seorang Perawat, karena merupakan salah satu panggilan dan profesi yang sangat mulia sehingga kita bisa memberikan empati, memberikan tenaga dan kemampuan yang telah Masdona dapati untuk bisa merawat pasien-pasien yang sakit. Ia sangat termotivasi untuk memberikan pelayanan semaksimal mungkin dengan hati nurani yang tulus. Ia sangat senang jika melihat pasien yang ia rawat dengan ikhlas bisa sembuh dan sehat. Karena itu merupakan salah satu kebahagian yang luar biasa tanpa pamrih.