Mohon tunggu...
Debora Putriani Br Nainggolan
Debora Putriani Br Nainggolan Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Negeri Medan

Menulis bagaikan menciptakan imaji dalam dunia sendiri yang diciptakan sesuai dengan keinginan dirimu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Pendek tentang Kerinduan Seorang Anak Kepada Ibunya, Membuat Hati Tersentuh

7 Juni 2024   23:15 Diperbarui: 7 Juni 2024   23:19 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rossa tahu bahwa hidupnya telah berubah selamanya sejak Mama pergi. Namun, ia juga tahu bahwa kenangan-kenangan indah bersama Mama akan selalu ada di hatinya. Kenangan itu adalah harta yang paling berharga, yang akan selalu memberikan kekuatan dan kebahagiaan meski hanya dalam ingatan.

"Mama, kenapa harus pergi? Aku butuh Mama di sini," bisiknya, suaranya serak oleh tangis.

Sejak kepergian Mama, Rossa sering merasa sendirian. Teman-temannya di sekolah tidak mengerti apa yang ia rasakan. Mereka masih bisa tertawa dan bermain, sementara Rossa merasa dunia ini telah berubah menjadi tempat yang begitu dingin dan asing. Tidak ada yang bisa menggantikan kehadiran Mama. Tidak ada yang bisa memberikan kenyamanan yang sama.

Malam itu, Rossa memutuskan untuk menulis surat untuk Mama, sesuatu yang biasa mereka lakukan ketika Mama masih hidup. Dengan tangan gemetar, ia mengambil kertas dan pena, lalu mulai menulis.

"Dear Mama,

Malam ini aku sangat merindukanmu. Tidak ada lagi yang menemaniku bahkan saat aku menangis malam ini. Aku ingin kembali seperti dulu, Ma. Ingin mengulang waktu ke saat semuanya masih dalam kendali, saat aku masih menjadi anak kecil yang bahagia bersamamu.

Aku merasa sangat kesepian tanpa Mama. Tidak ada yang bisa mengerti perasaanku. Setiap malam aku berdoa agar bisa bertemu Mama lagi, walaupun hanya dalam mimpi. Aku rindu pelukan Mama, senyuman Mama, dan suara lembut Mama yang selalu bisa menenangkan hatiku.

Mama, aku berjanji akan menjadi anak yang kuat, tapi kadang rasanya sangat sulit. Aku akan selalu mengingat nasihat Mama dan mencoba menjalani hidup dengan penuh keberanian. Tapi tolong, tetaplah ada di hatiku, memberi aku kekuatan untuk melanjutkan hidup tanpamu.

Putrimu,

Rossa"

Setelah menulis surat itu, Rossa merasa sedikit lebih lega. Ia melipat suratnya dengan rapi dan menyimpannya di bawah bantal, seolah berharap Mamanya akan membacanya dalam mimpinya malam ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun