Mohon tunggu...
Debbi Maria Anna Daeli
Debbi Maria Anna Daeli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Mercubuana - 43217120132

From Zero to Hero

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Alasan Pentingnya Conceptual Framework (Kerangka Kerja Konseptual) bagi Bidang Akuntansi

9 April 2021   23:00 Diperbarui: 9 April 2021   23:02 16312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TB 1  Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi Prof. Dr. Apollo ( daito ) -

Ada dua kata yang perlu digaris bawahi, yaitu "Conceptual Framework" dan "Akuntansi".

  • Apa yang dimaksud dengan "Conceptual Framework? "
  • Apa hubungan "Conceptual Framework" dengan bidang Akuntansi?

Hai semua..

Sebelum lanjut ke pembahasan utama, terlebih dahulu mari kita kupas apa itu "Conceptual Framework"

Conceptual Framework atau Kerangka Kerja Konseptual didefinisikan oleh FASB ( Financial Accounting Standard Board) sebagai :

 "a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to consistent standards and that prescribes the nature, function, and limits of financial accounting and reporting".

"Suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan".

Tujuan yang dimaksud adalah tujuan dari pelaporan keuangan itu sendiri. Apakah tujuannya?

Adapun tujuan dari laporan keuangan menurut IAI ( 2009) menyatakan : " Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggung- jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya".

Sedangkan Fundamental maksudnya adalah kaidah-kaidah pokok yang mendasari akuntansi itu sendiri, mulai dari pemilihan transaksi, keadaan, dan kejadian-kejadian yang harus dipertanggungjawabkan pengakuan dan pengukurannya, hingga mampu mengkomunikasikannya ke pihak-pihak yang berkepentingan dalam hal ini meliputi : manajemen, kreditur, supplier, pemerintah, investor, pelanggan, dan bahkan masyarakat.

Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan.

Kerangka konseptual dapat digambarkan dalam  bentuk hierarki yang memiliki beberapa tingkatan yaitu (Belkaoui, 1993) :

  • Pada tingkatan teori tinggi  : kerangka konseptual menyatakan ruang lingkup dan tujuan pelaporan keuangan
  • Pada tingkatan selanjutnya : kerangka konseptual meng-identifikasi dan menddfinisikan  karakteristik kualitatif dari informasi keuangan dan elemen laporan keuangan.
  • Pada tingkatan operasional yang lebih rendah  : kerangka konseptual berkaitan dengan prinsip-prinsip dan aturan-aturan (rules) tentang pengukuran dan pengakuan elemen  laporan keuangan dan tipe informasi yang perlu disajikan.

Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual

Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual FASB (Financial Accounting Standard Board) telah menerbitkan enam statement of financial accounting concept yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu:

  • SFAC no. 1 "objective of financial reporting by business enterprises", yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
  • SFAC no. 2 "qualitative caracteristics of accounting information", yang menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
  • SFAC no. 3 "element of financial statement of business enterprises", yang memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
  • SFAC no. 5 "recognition and measurement in financial statement of business enterprises", yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi.
  • SFAC no. 6 "element of financial statement", yang menggantikan SFAC no. 3 dan memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.
  • SFAC no. 7 "using cash flow information and present value in accounting measurement", yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran

Konsep-Konsep Kerangka Kerja Konseptual

ilustrasi pribadi
ilustrasi pribadi

Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi

Supaya berguna dalam pengambilan keputusan maka informasi akuntanis harus memiliki 2 kualitas, yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder . Berikut penjelasannya :

1). Kualitas Primer

Kualitas primer meliputi Relevansi ( Relevance) dan Keandalan ( Reliability).

a). Relevansi ( Relevance)

Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan berkaitan erat dengan keputusan yang akan diambil, jika tidak berarti informasi tersebut dikatakan tidak relevan. Informasi  yang relevan harus memiliki nilai umpan balik (feed-back value), yakni mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu. Informasi juga harus memiliki nilai prediktif (predictive value) yakni dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Selain itu kualitas relevan juga harus mempunyai substansi tepat waktu (timeliness). Informasi harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan.

b). Keandalan ( Reliability)

Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi,  netral, disajikan secara tepat serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan sangat diperlukan bagi individu-individu pemakai yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi.

Realibilitas sangat diperlukan oleh individu-individu yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi.

Reliability meliputi :

  • Daya Uji (verifiability), ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen, dengan menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa.
  • Ketepatan penyajian (representational faithfulness), angka-angka dan penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang benar-benar ada dan terjadi.
  • Netralitas(neutrality),  informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok pemakai tertentu. Info yang disajikan harus faktual, benar dan tidak bias.

c). Keberdayaujian ( Verifiability)

Informasi harus dapat diuji kebenarannya. Dapat diujinya kebenaran informasi akuntansi berdasar pada keobyektifan dan konsensus. Contoh, keandalan informasi harga perolehan fixed assets harus diuji berdasar data masa lalu yang terekam pada faktur (keobyektifan). Tetapi keandalan informasi tentang depresiasi aktiva tetap itu adalah berdasarkan konsensusa mengenai metode depresiasi yang digunakan, taksiran nilai residu, dan taksiran umur ekonomis.

d). Kenetralan ( Neutrality)

Informasi akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi tujuan berbagai kelompok pemakai. Oleh karena itu harus bebas dari usaha-usaha untuk memberikan keuntungan lebih kepada kelompok tertentu.

e). Kejujuran Penyajian ( Representational faithfulness)

Penyajian yang jujur berarti adanya kesesuaian antara fakta dan informasi yang disampaikan.

2). Kualitas sekunder

Kualitas sekunder meliputi  Keberdayabandingan  (Comparability) dan Konsistensi (Consistency).

a). Keberdayabandingan ( Comparability)

Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda (perbandingan vertikal). Jadi diperlukan standar dan ukuran tertentu.

b). Konsistensi ( Consistency)

Sebuah entitas  dikatakan konsisten dalam menggunakan standar akuntansi apabila  mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama untuk kejadian-kejadian serupa, dari periode ke periode.

Pengakuan Dan Pengukuran Kerangka Kerja Konseptual

Kerangka konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh sistem akuntansi.

1). Asumsi-Asumsi Dasar

Asumsi-asumsi  menyediakan satu landasan bagi profesi akuntansi. Jadi, asumsi dasar akuntansi adalah anggapan-anggapan yang digunakan oleh para akuntan agar akuntansi dapat dipraktikkan.

a). Asumsi Entitas Ekonomi (Economic Entity Assumption)

Akuntansi memandang bahwa perusahaan merupakan unit yang berdiri sendiri dan terpisah dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan (pemilik, kreditor, karyawan, dan lainnya).

b). Kesinambungan (Going Concern)

Sebagian besar metode akuntansi di dasarkan pada asumsi kelangsungan hidup yaitu perusahaan bisnis akan memiliki umur yang panjang.pengalaman mengindikasikan bahwa, meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis, perusahaan dapat memiliki kelangsungan hidup yang panjang.

c). Asumsi Unit Moneter ( Monetary Unit Assumption)

Akuntansi menggunakan unit moneter sebagai alat pengukur suatu obyek atau aktivitas perusahaan dan menganggap nilai uang adalah stabil dari waktu ke waktu.

d). Asumsi Periodisitas (Periodicity Assumption)

Cara yang paling akurat untuk mengukur hasil operasi perusahaan adalah dengan mengukurnya pada saat perusahaan tersebut di likuidasi. Namun, pengambil keputusan tidak bisa menunggu selama itu untuk menerima informasi semacam itu. Asumsi periodisitas (periodicity assumption) atau periode waktu menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dapat di pisahkan dalam periode waktu artifisial periode waktu ini bervariasi, tetapi yang paling umum yaitu secara bulanan, kuartalan.

2). Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi

a). Biaya Historis (Historical Cost)

GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisisi. Kos(cost) memiliki keunggulan yang penting dibandingkan penilaian yang lainnya yaitu dapat diandalkan.

b). Pengakuan Pendapatan.

Pendapatan umumnya diakui jika  telah direalisasi dan atau dapat direalisasikan, dan telah dihasilkan.

c). Prinsip Penandingan (Matching Principle)

Beban  untuk suatu periode ditentukan dengan mengaitkannya dengan pendapatan tertentu atau dengan periode tertentu.. Beban diakui :

  • Jika terdapat hubungan langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau penyerahan jasa,
  • Pada periode terjadinya, yakni pada saat kas dikeluarkan jika tidak terdapat hub. Langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau jasa,
  • Dengan alokasi yang sistematis dan rasional, jika butir 1 dan 2 tidak terpenuhi. Contoh: depresiasi.

d). Prinsip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle)

Mengakui sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan mencerminkan trade off penilaian, seperti :

Hal-hal yang harus diungkapkan karena mempengaruhi keputusan pemakai

Kebutuhan untuk menyajikan secara penuh agar informasi dapat dipahami.

Catatan atas laporan keuangan umumnya ditujukan untuk memperkuat atau memperjelas pos-pos yang disajikan dalam bagian utama laporan keuangan dan tahunan.

Setelah mengetahui tentang kerangka kerja konseptual, selanjutnya berikut alasan mengapa kerangka kerja konseptual penting bagi bidang akuntansi

Kerangka Kerja Konseptual diperlukan untuk:

  • Mengumumkan lebih banyak standar yang berguna dan konsisten di masa yang akan datang (dasarnya sama).
  • Masalah-masalah praktis yang baru muncul, sehingga dapat dengan cepat dipecahkan dengan referensi kerangka teori dasar yang sudah ada.
  • Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan.
  • Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori yang telah ada.

Jadi, berikut Alasan Yang Membuat Kerangka Kerja Konseptual Penting Dalam Bidang Akuntansi

ilustrasi pribadi
ilustrasi pribadi

  • Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan.
  • Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori yang telah ada.

Pelaporan keuangan harus memberikan informasi mengenai sumberdaya ekonomi dalam suatu perusahaan, klaim atas sumber daya tersebut dan dampak teransaksi, kejadian dan situasi yang dapat mengubah sumber daya dan klaim tersebut.

Demikian artikel dari saya semoga bermanfaat :) oiya.. tidak lupa saya lampirkan link referensi saya di bawah.

Terima kasih

Daftar Pustaka

https://www.hestanto.web.id/pengertian-dan-tujuan-laporan-keuangan/

https://leonardogustav.wordpress.com/2015/11/17/kerangka-konseptual-akuntansi/

https://www.warsidi.com/2011/01/kerangka-konseptual-akuntansi.html

http://mohammadriky.blogspot.com/2016/03/kerangka-konseptual.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun