Debby Hutauruk (200904087) / Sharon Regina L. Tobing (200904107)
Dosen: Drs.Syahfruddin Pohan, M.Si, Ph.D
Indonesia sudah memasuki Revolusi Industri 4.0 dimana teknologi mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini membawa dampak yang cukup banyak bagi berbagai sektor, salah satunya sektor pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting bagi kemajuan sebuah negara. Semakin pendidikan memadai dan berkembang, maka semakin maju  masyarakatnya. Pendidikan dan teknologi harus bisa berjalan secara bersamaan.Â
Selain menjadi peluang, teknologi juga bisa menjadi tantangan bagi masyarakat dalam dunia pendidikan. Adanya internet tentu mempermudah dalam mencari informasi ataupun yang lainnya. Saat kita kesulitan menemukan suatu, kita hanya perlu mencarinya di portal search engine seperti Google, maka jawaban dari pertanyaan kita akan bermunculan. Contoh lain yang telah kita rasakan pada saat Pandemi COVID - 19 adalah adanya aplikasi Zoom.Â
Selama pandemi, kita diwajibkan untuk melakukan semua hal dari rumah dan secara daring, terutama pembelajaran. Walaupun terbatas oleh jarak, guru dan murid tetap bisa melaksanakan proses belajar mengajar melalui Zoom maupun aplikasi video conference lainnya. Namun ada pula tantangan yang biasa kita jumpai yakni salah satunya adalah kesenjangan digital. Tidak semua wilayah di Indonesia sudah mendapatkan akses internet yang layak. Hal ini melahirkan adanya ketidakadilan dalam pendidikan.  Selain itu, fokus belajar pada pelajar pun dapat terpecah belah karena tidak adanya pengawasan dari guru secara langsung.
Perubahan merupakan sebuah fenomena peralihan atau pertukaran mengenai sesuatu. Dalam kehidupan, perubahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Semua hal di dunia ini tentu akan membutuhkan perubahan, dan akan terjadi pada masanya. Sebuah perubahan dapat bersifat gradual, maupun sistematis. Salah satu perubahan yang sudah terjadi dan sangat berdampak pada segala aspek di seluruh kehidupan manusia adalah teknologi. Perkembangan teknologi telah menciptakan banyak sekali perubahan, salah satunya yaitu dengan lahirnya era digital yang terlahir karena adanya kemajuan zaman yang diiringi dengan adanya perkembangan dan kecanggihan teknologi.
Pada era digital, proses perubahan dan perkembangan tentu berjalan dengan sangat cepat. Berkembangnya teknologi digital saat ini semakin membawa perubahan yang lebih besar bagi dunia. Proses tersebut pada awalnya ditandai dengan adanya kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang tentu sangat memberikan pengaruh pada seluruh sektor atau aspek kehidupan manusia, tidak terkecuali di sektor pendidikan. Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi tentu semakin memicu pergerakan akselerasi pendidikan di masa ini.Â
Dari perubahan ini, teknologi tentu menunjang efektivitas dan efisiensi dunia pendidikan, terutama bagi kalangan mahasiswa. Dengan adanya teknologi yang semakin berkembang, mahasiswa akan semakin dimudahkan untuk mengakses informasi melalui berbagai cara, baik yang berkaitan dengan pendidikan formal maupun non formal. Namun, walaupun pada masa revolusi industri ini kehidupan menjadi lebih efektif dan efisien, teknologi tetap memiliki dampak negatif bagi kehidupan manusia terutama dalam hal aksesbilitas informasi.
Selama lima tahun terakhir, dunia pendidikan di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan. Perubahan yang terjadi dalam pengajaran tatap muka tidak hanya disebabkan oleh internal yaitu guru sebagai pendidik atau perubahan kurikulum dan standar sekolah, tetapi juga karena adanya dukungan dari faktor lain.Â
Mengajar yang dulu merupakan kegiatan yang dikuasai oleh guru yang dipandang sebagai "sumber ilmu", kini perlu dikoreksi kembali. Perubahan ini telah menyebabkan perubahan waktu yang terus berkembang pesat. Jika guru pada awalnya merencanakan pembelajaran pada topik tertentu dengan durasi tertentu, maka waktu pembelajaran sekarang harus dialokasikan kembali. Inovasi pendidikan harus terus ditingkatkan untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih berkualitas.Â
Secara sosial, interaksi guru dengan siswa di dalam kelas maupun di luar kelas tampaknya tidak terkekang. Berbeda dengan zaman dulu, jarak antara guru dan siswa terasa semakin jauh di luar kelas. Jika ledakan perubahan ini tidak diantisipasi secara cermat, maka akan menghasilkan budaya belajar yang berbeda.Â
Saat ini siswa dari berbagai tingkatan dapat menemukan apa yang mereka inginkan menggunakan e-learning. Model ini memiliki intensitas yang tidak terbatas dan sepertinya mampu menembus dinding dan rak kelas. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Departemen Kehakiman AS, terdapat sekitar 70% anak memiliki pengalaman buruk saat daring. Bahkan 25% diantara mereka pernah mengalami pelecehan seksual di internet tanpa sepengetahuan orang tua mereka. Oleh karena itu, anak-anak harus dididik tentang risiko penggunaan internet.
Penerapan pendidikan di Indonesia sendiri tentunya tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sejak dulu, yaitu untuk kepentingan bangsa Indonesia. Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan yang mengarah pada pendekatan efektif yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan mudah, bersenang-senang, dan mencapai tujuan mereka seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, agar pembelajaran dapat bermanfaat, pendidik harus dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran.Â
Keberadaan teknologi informasi dalam dunia pendidikan dapat memecah jarak antara guru dan siswa. Teknologi informasi menawarkan cyber teaching atau pengajaran virtual, dimana proses pengajaran berlangsung melalui internet. Bahkan kini telah banyak tersedia situs web yang menawarkan pendidikan dunia maya. Maka dari itu, tidak ada alasan bagi pelajar untuk tidak belajar karena sekarang belajar dapat didapat dan dilakukan dari mana saja dan kapan saja.
Mahasiswa di era 4.0 memiliki karakteristik yang sangat berbeda. Era digital melahirkan generasi digital, yang artinya mereka lahir, tumbuh, berinteraksi, dan dikelilingi oleh lingkungan yang kemungkinan secara digital juga. Kondisi tersebut secara langsung mempengaruhi psikologi yang mempengaruhi peta kognitif.Â
Kebutuhan, perubahan, serta kebiasaan mereka untuk mengikuti apa yang mereka lihat melalui media yang paling sering mereka gunakan. Sebaliknya, ketika mekanisme ini tidak diantisipasi dengan baik, maka akan mengarah pada suatu perilaku sosial yang menyimpang, penurunan prestasi sekolah, dan bahkan perilaku merugikan diri sendiri dan orang lain.
Di era digital ini, perkembangan teknologi begitu pesat sehingga memberikan dampak positif dalam bidang pendidikan, seperti mempermudah dalam mencari dan mengakses suatu informasi yang dibutuhkan, dapat melahirkan adanya peluang untuk menciptakan berbagai inovasi terutama dalam bidang pendidikan yang semakin berkembang dengan adanya inovasi pembelajaran daring yang dapat membuat proses belajar semakin mudah untuk dilakukan serta menciptakan kelas virtual atau pelajaran teleconference, dimana guru dan siswa tidak harus berada dalam satu ruangan.Â
Kemajuan teknologi juga dapat memberikan segudang kemudahan bagi manusia dengan melahirkan berbagai komunitas internet sehingga dapat menciptakan hubungan baru. Metode pembelajaran baru juga dapat diciptakan dan disesuaikan dengan arus dan kondisi yang sedang berjalan sehingga membuat kegiatan belajar lebih mudah bagi siswa maupun guru.
Namun, mansusia tidak dapat menutup mata bahwa pada kenyataannya, era digital atau internet juga dapat menimbulkan dampak negatif dalam dunia pendidikan, yaitu seperti maraknya plagiarisme atau penipuan yang dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan sesuatu, maupun adanya kehilangan fokus dan minat mereka saat belajar dikarenakan banyaknya konten yang lebih menarik. Tidak hanya itu, bahkan penyalahgunaan informasi juga dapat dilakukan untuk mencapai sesuatu.
Era digital memang dapat membuat aspek kehidupan manusia menjadi berubah total, tidak terkecuali pada aspek pendidikan. Adanya serba-serbi digital tentu membawa pengaruh yang serba-serbi pula bagi dunia pendidikan. Pergerakan yang lebih efektif dan efisien akan sangat amat membantu dunia pendidikan dalam menggali ilmu lebih dalam lagi, tanpa ada batasan ruang dan waktu. Namun jika hal diterapkan dengan cara yang keliru, maka tidak menutup kemungkinan bahwa akan melahirkan petaka. Pelajar memiliki jiwa yang masih muda dan penasaran untuk menjelajah dan bereksperimen, dan ini dapat menyebabkan siswa mengalami kerusakan moral dan lupa serta meninggalkan tanggung jawabnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H