Mohon tunggu...
debby nisya ocktaviani
debby nisya ocktaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hi! Saya Debby Nisya, saya merupakan mahasiswa aktif semester 5 di Universitas Komputer Indonesia di kota Bandung. Di semester 5 ini saya mempelajari mata kuliah Penulisan Kreatif dimana saya ditugaskan untuk mengupload beberapa karya saya disini. Stay tuned ! ;)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Melodi Cinta Abadi

9 Januari 2024   21:09 Diperbarui: 9 Januari 2024   21:24 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Judul: "Melodi Cinta Abadi"
Pemeran:
* Daniel
* Luna
* Arkan
* Mario
* Ibu Marisa

Di suatu kota yang dipenuhi dengan bangunan gedung gedung yang tinggi, dan dengan suasana yang mempesona.
Pada suatu hari, Luna sedang menangis dikamar karena perintah Ibunya yang meminta Luna untuk segera menikah dengan seorang lelaki yang merupakan anak dari teman ibunya Luna.

Ibu Marisa : "Luna, besok kamu siap siap ya, dandan yang cantik. Kita mau ketemu kan sama keluarga Mario."
Luna : (Luna hanya terdiam)


(keesokan harinya, Luna dan Ibu Marisa sudah  berada disuatu Cafe bersama keluarga Mario)

(Daniel pun juga berada di Cafe tersebut. Daniel duduk sendirian ditaman yang berada di luar cafe, ia tampak sedih. Lalu Arkan datang dan duduk di sebelahnya.)


Arkan: (memperhatikan Daniel) "Ada yang lagi dipikirin ya?"
Daniel: (mengangguk pelan) "Gue... gue lagi jatuh cinta. Tapi kayanya sulit buat gue nyatain langsung ke orangnya."
Arkan: "Siapa dia?"
Daniel: "Luna, cewe yang gue suka dari dulu dan selalu buat gue terkesan banget sama dia."
(Arkan tersenyum penuh pengertian, kemudian memberikan semangat pada Daniel.)

Tanpa Daniel dan Arkan sadari, ternyata di cafe tersebut juga terdapat Luna yang sedang duduk bersama keluarga Mario.
Arkan terkejut saat melihat Luna berada ditengah keluarga tersebut.


Arkan : "Niel, lo liat tuh ada siapa"
Daniel : "Hah kok bisa ada disini. Dia ngapain?" (Daniel terkejut)
Arkan : "Kayaknya lagi ada acara keluarga gak sih? Soalnya formal gitu. Mending nanti lo samperin, lo juga bisa sekalian nyatain perasaan lo. Gimana?"
Daniel : "Oke sih, cuma kalo ga diterima gimana?"
Arkan : "Coba aja dulu, lagian kalo ditolak cewe itu bukan sesuatu yang memalukan, Niel."
Daniel : "Wish me luck, kan."

(Saat Luna berjalan ke arah kamar mandi, Daniel buru buru menghampiri Luna. Mereka terkejut dan tersenyum satu sama lain, tetapi Daniel terlihat ragu-ragu.)


Daniel: (dengan gemetar) "Luna, ada yang mau aku sampein sama kamu,"
Luna: "Daniel? lucu ya kok kita bisa ketemu disini.
"By the way kamu mau ngomong apa?"
Daniel : "Hmm... aku mau bilang, kalo aku bener bener suka sama kamu Lun, udah lama aku pendam ini sendiri. Aku bingung kapan waktu yang tepat untuk nyatain ini sama kamu."
Luna : (meraih tangan Daniel) "Aku juga, Niel." (Luna tampak bahagia juga sedih karena sebenarnya Luna telah dijodohkan oleh Ibunya)
Daniel : (Daniel tersenyum bahagia dan tampak bingung) "Tapi kamu kenapa? Kok nangis?"
Luna : "Hmm,, sebenernya aku lagi dijodohin Niel, sama Ibu ku. Dan sekarang ini aku lagi ketemu dengan keluarga yang mau dijodohin sama aku."
Daniel : (sangat terkejut) "Hah? Kamu serius?"
Luna : "Iya Daniel, tolong aku. Aku gak mau dijodohin". (Luna menangis)
Daniel : "Tapi gimana caranya?"
Luna : "Aku gak tau, yang penting aku maunya sama kamu dan gak mau di jodoh jodohin kaya gini."
(Daniel tampak bingung, dan berusaha mencari solusi untuk kebaikan mereka berdua)

Pertemuan mereka terganggu dengan kedatangan Ibu Marisa yang menghampiri Luna yang sedang menangis.

Ibu Marisa : "Luna, kamu kenapa? Ayo kembali lagi ke meja makan"
Luna : "Ibu aku gak mau dijodohin, aku maunya sama Daniel. Aku sayang sama Daniel. Tolong jangan jodohin aku bu."

(Daniel merasa putus asa, sementara Luna mencoba meyakinkan orang tuanya.)

Ibu Marisa: (dengan keras) "Kamu lebih baik sama Mario. Ini bukan pilihan yang bijaksana, Luna."
(Daniel memandang ke atas dengan harapan) Daniel : "Kita bisa mengatasi ini bersama, Luna." (berbisik kecil)

(Arkan menghampiri Daniel dan memberikan semangat pada Daniel, sementara Luna mencoba untuk meyakinkan orang tuanya.)

Arkan: Jangan menyerah, Niel. Cinta sejati akan mengatasi segalanya.

(Daniel dan Luna menghadapi orang tua Luna untuk terakhir kalinya.)
Daniel: "Kami akan menjaga dan merawat cinta kami, tidak peduli rintangan apa pun yang datang."
Luna: (memandang orang tuanya dengan tulus) "Aku mencintai Daniel, dan aku ingin bersamanya."

(Namun Ibu Marisa melihat ketulusan di mata mereka dan akhirnya memberikan restu. Daniel dan Luna bersatu kembali dengan senyum bahagia.)

Ibu Marisa : "Baiklah, ibu tidak akan memaksakan perjodohan ini. Nanti biar ibu yang bicara dengan keluarga Mario. Tapi sekarang kamu ikut dulu ya ke meja makan. Kita harus akhiri pertemuan ini dengan baik."
Luna: "Baik bu, aku akan segera kembali ke meja."

Lalu mereka kembali ke meja masing masing.
Arkan : "Lo keren Niel. Lo hebat." (menepuk pundak Daniel)
Daniel : "Kita tunggu Luna selesai acara ya."

Akhirnya Luna telah selesai bertemu dengan orang tua Mario. Luna pun segera menghampiri Daniel dan Arkan. Dan mereka bergegas kembali kerumah masing masing dengan perasaan yang bahagia.

Drama ini menggambarkan tentang cinta yang menghadapi rintangan, tetapi dengan kesetiaan, kesabaran, dan dukungan dari orang terdekat, cinta itu akhirnya mampu memenangkan segala rintangan dan bersemi dengan indahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun