Mohon tunggu...
dea vita manda
dea vita manda Mohon Tunggu... Full Time Blogger - blogger

Hai, saya blogger domisili malang, saya sangat menyukai traveling dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dari Pedagang Asongan Sampai Kereta Panoramic, Ini Cerita Kebersamaanku dengan Kereta Api Indonesia!

24 Oktober 2024   18:49 Diperbarui: 24 Oktober 2024   19:16 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perubahan zaman membawa angin segar bagi sektor perkeretaapian Indonesia. Kereta api yang dulu identik dengan perjalanan yang lambat, melelahkan, bahkan tidak aman, kini menjelma menjadi moda transportasi modern yang nyaman.

Teringat 2009 lalu, pertama kali aku merantau ke Yogyakarta sebagai mahasiswa. Setiap kali musim mudik tiba, orangtuaku melarang untuk mudik menunggang kereta. Alasannya, kereta tak aman apalagi untuk gadis baru lulus SMA sepertiku. Iri rasanya teman satu kampungku bisa mudik bersama.

Tak salah jika orangtuaku khawatir, kereta ekonomi saat itu tak tertata dengan baik. Banyak penunggang yang tak memiliki tiket bisa masuk dan bersembunyi dalam kereta, ditambah tiket kereta tak memiliki nomor penumpang menyebabkan penumpang kereta api berlenggang bebas menaiki kereta. 

Cerita temanku saja, banyak yang duduk berdesakkan di lorong penghubung gerbong, kereta terlalu lama berhenti di setiap Stasiun, pedagang asongan yang dengan bebas berlalu lalang menjajakan makanan, minuman, camilan khas daerah, jajanan cangcimen, bahkan sampai TTS pun dijajakan. Oh iya, kurang pengamen dan tukang sapu.

Akhirnya, aku memilih travel Yogyakarta-Indramayu untuk transportasi mudik. Baru satu tahun setelah kuliah, aku diperbolehkan menumpaki kereta. Ah, betapa girangnya aku memulai perjalananku dengan si ular besi!

Ular Besi Tempo Dulu vs Modern : Ekonomi Pedagang Asongan sampai Ekonomi Premium

dok. Youtube Channel Kompas TV
dok. Youtube Channel Kompas TV

Kereta Api Fajar Utama adalah kereta api bisnis pertama yang aku naiki. Berhubung Kereta Api Executive terbilang mahal, aku hanya diberi izin menggunakan Kereta Api Bisnis dibanding Kereta Api Ekonomi, ya terbentur keamanan tadi. Setidaknya, meski Kereta Api Bisnis masih ada pedagang asongan, namun aku tidak perlu berdesakan seperti menaiki Kereta Api berwarna oranye itu.

Aku mulai menikmati perjalananku dengan KA Fajar Utama. Tempat duduknya cukup nyaman, dengan kursi 2-2 berwarna abu-abu. Tempat duduk favoriteku tentu saja dekat jendela. Aku bisa melihat pemandangan di luar sana, sembari mendengarkan musik dari handphone Polyphonic-ku. Sesekali ketika bosan, aku membaca novel yang sengaja kusiapkan untuk menemani perjalananku. 

Maklum, tahun-tahun itu, tidak bisa scrolling media sosial. Internet sangat terbatas. Media sosial hanya Facebook dan Twitter yang aku tahu. Oh, yang pasti handphone-ku belum support  untuk itu.

Selama perjalanan, aku juga menantikan kereta masuk ke dalam Terowongan Ijo. Entah, rasanya menyenangkan di terowongan yang gelap. Nah, kalau sudah sampai Stasiun Purwokerto, aku menganggapnya tanda bahwa aku sudah setengah perjalanan dari tujuanku. 

Pemberhentian di Stasiun Purwokerto luamayan panjang. Penumpang memanfaatkan waktunya untuk keluar dari kereta sekadar meluruskan badan, merokok, atau membeli jajanan dan minuman. Begitu juga dengan pedagang asongan yang mulai menerobos masuk menjajakan dagangannya.

Ah, pernah aku terkaget saat sedang tidur, tiba-tiba ada yang menaruh buku dipangkuanku. Buku TTS rupanya. Ini bukan dibagikan secara cuma-cuma ya, para pedang biasanya membagikannya terlebih dahulu kepada penumpang yang masih duduk di kursi. 

Tujuannya, untuk memberi waktu kepada para penumpang untuk lihat-lihat terlebih dahulu dagangannya. Setelah berapa lama, ia kembali untuk mengambilnya, jika penumpang memutuskan membeli, tinggal bayar.

Pernah suatu kali ketika kereta sedang berhenti di Stasiun Purwokerto, tiba-tiba terdengar teriakan "Kebakaraaan! Kebaakaraan!". Tentu saja aku yang sedang bersantai langsung berdiri dan panik. Penumpang diminta keluar. Ternyata ada api kecil di gerbong belakang. Entahlah dari mana asalnya api yang bikin geger itu. Beruntungnya kereta pun sedang berhenti.

Delapan jam perjalanan Yogyakarta-Indramayu dan Indramayu-Yogyakarta sebenarnya selalu memuat banyak cerita. Menikmati kesendirian di dalam gerbong besi berkecapatan 120 km/jam itu menyenangkan. Namun, itu kisah perjalanan 14 tahun lalu. Empat tahun lalu saat mudik menggunakan kereta, mana bisa aku menikmati kesendirian. Apalagi bisa mendengarkan lagu, atau membaca novel, tidak sempat rasanya.

Mengapa demikian? Hem... bukan, bukan... Bukan karena fasilitas kereta yang tidak memadai untuk itu, tetapi 4 tahun lalu aku mudik sudah memboyong anak-anak. Ah, serasa Kerata Api Ekonomi Premium, Kutojaya Utara itu sudah menjadi taman bermain anak-anak. 

Tak bisa diam duduk, anak-anak menghabiskan waktunya dengan berjalan di lorong-lorong memenuhi rasa ingin tahunya dengan moda transportasi yang pertama kali mereka tunggangi. Tentunya, aku pun tidak bisa duduk tenang mendengarkan musik, membaca novel, apalagi sampai bisa tidur, karena menemaninya jalan-jalan sepanjang lorong dan memastikan agar tidak mengganggu penumpang lain.

Untunglah, KA Ekonomi saat ini bak KA Executive. Tidak ada lagi penumpang-penumpang yang duduk bahkan tidur di lorong-lorong. Pedagang asongan pun sudah tak nampak. Hanya Prama dan Prami yang berkeliling menawarkan makanan, minuman, dan snack. Ya, semenjak kepemimpinan Bapak Didiek Hartantyo perkeretaapian mengalami perubahan yang signifikan, baik dari infrastruktur, tekonologi, maupun pelayanannnya. Apa saja?

Didiek Hartantyo : Pembawa Perubahan Perkeretaapian Indonesia

Didiek Hartantyo adalah sosok pembawa transformasi sektor perkeretaapian Indonesia yang cukup pesat. Beliau merupakan Direktur Utama Kereta Api Indonesia, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan KAI. Di bawah kepemimpinannya, Kereta Api Indonesia mengalami perubahan signifikan menjadi transportasi modern yang nyaman. Apa saja perubahannya?

1. Stasiun yang Lebih Modern

dok. pribadi
dok. pribadi

Untuk meningkatkan kenyamanan, Kereta Api Indonesia melakukan renovasi stasiun-stasiun besar, serta melengkapinya dengan fasilitas modern, seperti ruang tunggu yang nyaman, water station untuk refill air minum gratis, charging station, dan fasilitas inklusif seperti ruang laktasi, toilet ramah disabilitas, mushala, serta area bermain anak. Sebelumnya, dibeberapa stasiun yang pernah aku kunjungi, toiletnya kotor dan bau, seringnya membuat malas untuk ke toilet. Namun kini, toilet-toilet stasiun bak toilet restoran mewah. Mushala pun bersih dan nyaman.

Stasiun pun lebih tertata, aman, dan nyaman. Salah satunya karena kini, hanya penumpang kereta api yang memiliki tiket yang boleh masuk ke dalam area ruang tunggu jalur kereta api. Dulu, pengantar dan pedagang asongan pun dengan bebas keluar masuk.

2. Peningkatan Layanan dengan Tekonologi Terbarukan

Kualitas layanan yang diberikan Kerta Api Indonesia sangat terasa peningkatannya. Misalnya saja di zaman serba digital, KAI telah menggunakan teknologi digital secara masif. Pembelian tiket secara online, adanya aplikasi KAI Access, sampai dengan sistem informasi perjalanan yang bisa diakses secara real time.

Masih ingat, bagaimana dulu memesan tiket kereta api? Ya, kita harus membelinya langsung ke stasiun, mengisi formulir pembelian, lalu mengantre cukup panjang untuk memesannya. Ah, banyak waktu yang terbuang bukan? Kini di mana pun, kapan pun, kita bisa memesan tiket secara online. 

Tidak hanya itu, KAI juga telah mengimplementasikan face recognition boarding gate, di mana kita tidak lagi perlu mencetak tiket untuk melakukan boarding. Selain membuat proses boarding lebih cepat, hal ini juga menjadikan KAI lebih ramah lingkungan bukan?

Peningkatan kualitas pelayanan lainnya adalah Kereta Api Indonesia semakin memedulikan kebersihan kereta, petugas yang lebih responsif, juga ketersediaan makanan dan minuman yang lebih mudah. Kita juga bisa memesan makanan dan minuman dengan mudah melalui aplikasi KAI accses.

3. Inovasi Ragam Jenis Kereta Api

Jika kita menengok inovasi terbaru Kereta Api Indonesia, pasti membuat kita tercengang. Kita tidak lagi perlu ke Australia untuk mencicipi kereta api dengan kaca besar untuk menikmati pemandangan, karena Kereta Api Indonesia memiliki Kereta Panoramic yang menawarkan keindahan pemandangan selama perjalanan dengan kacanya yang lebih besar dan luas, Kereta Compartment Suite Class dan Luxury yang merupakan gerbong kereta dengan kemewahan fasilitas dan layanan yang ditawarkan, atau kereta api ekonomi rasa eksekutif dengan adanya Kereta Api Ekonomi New Generation dengan kursi yang lebih nyaman dan aman.

Harapanku untuk Kereta Api Indonesia

dok. pribadi
dok. pribadi

 Adanya peningkatan kualitas fasilitas dan layanan Kereta Api, tentunya memberikan dampak positif bagi berbagai sektor. Misalnya saja, minat masyarakat yang meningkat untuk memilih kereta api sebagai moda transportasi utama. Tidak hanya itu, perkeretaapian juga mendorong pertumbuhan ekonomi, misalnya di sektor pariwisata, industri, dan logistik. Meskipun demikian, masih banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mengembangkan Kereta Api Indonesia lebih baik lagi. 

Perubahan dan peningkatan ini pun sejujurnya, membuat aku bangga dengan perkeretaapian Indonesia. Namun, aku masih berharap moda trasnportasi kebanggaan Indonesia satu ini, memberikan harga yang lebih terjangkau lagi. Ah, sudah lama rasanya aku tidak mudik karena terbentur biaya yang tidak sedikit meski hanya untuk membeli tiket Kereta Api Ekonomi.

Selain itu, aku harap Kereta Api Indonesia meningkatkan konektivitas antar daerah yang belum terjamah kereta api, karena ada mimpi anak bangsa yang ingin memuaskan rasa menunggangi Kereta Api Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun