Mohon tunggu...
Deasy Maria
Deasy Maria Mohon Tunggu... karyawan swasta -

kosong\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Waspada Predator Seksual Online

24 Oktober 2012   00:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:28 2007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_205629" align="aligncenter" width="516" caption="puncakdunia.files.wordpress.com"][/caption]

Selasa, 23 Oktober 2012, kembali lagi IDkita Kompasiana mengudara, on air, berbincang mengenai Internet Sehat dan Aman melalui Radio Suara Edukasi, kementrian pendidikan dan kebudayaan. Kali ini topik yang diangkat adalah Predator Seksual Online.

Di awal talkshow, Mas Valentino menjelaskan latar belakang mengapa topik kali ini sangat penting untuk dibicarakan. Salah satu alasan yang dikemukakan adalah semakin marak perilaku orang dewasa yang memperdayai anak-anak dalam hal seksual. Bahkan menurutnya, ia merasa kecewa terhadap statement "pejabat negara" yang terlalu terburu-buru dan tidak pada tempatnya memberikan penilaian terhadap korban "predator seksual online", sementara proses hukumnya sedang berjalan.

Predator seksual online, diibaratkan seperti binatang buas yang mencari mangsanya untuk ditangkap dan diperdayai. Mereka memanfaatkan kelemahan anak-anak yang pada umumnya memiliki rasa ingin tahu yang besar dan ingin mencoba-coba sesuatu yang baru. Keadaan labilnya anak-anak kita dalam memutuskan mana yang pantas dan mana yang tidak, dimanfaatkan bagi predator seksual online untuk melancarkan rayuan dan aksinya.

Disinggung pula mengenai pedofilia, yaitu gangguan kejiwaan pada orang dewasa atau remaja  yang biasanya ditandai dengan suatu kepentingan seksual pada anak-anak. Mas Valen melihat kecendrungan menjadi pedofil juga dapat terjadi pada remaja itu sendiri. Walau belum disinggung mengenai batasan usia remaja yang dapat disebut sebagai pedofil, namun dalam literatur wikipedia.org  dapat diketahui bahwa batasan usia pedofil dengan korbanya minimal adalah 5 tahun. Sehingga dengan demikian, kalau anak berusia 17 tahun memperdayai secara seksual terhadap anak berusia 12 tahun dapat disebut sebagai pedofil.

Dari pengertian yang dipaparkan, kita dapat mengetahui bahwa dengan kemudahan internet, para predator seksual dan pedofil semakin leluasa melancarkan aksinya. Pelaku-pelaku tersebut kadang sulit diidentifikasi, karena keberadaan mereka pada kehidupan sehari-hari terlihat baik, sopan dan terpelajar.

Dalam aksi para predator seksual online ini, menurut Mas Valen, mereka tidak ragu untuk memberikan hadiah, seperti pulsa telpon untuk tetap berhubungan dengan calon korbannya. Masih menurut Mas valen, para pedofil dan perdator seksual online melancarkan aksinya dalam beberapa tahap pendekatan. Awalnya melalui komunikasi chatting atau sejenisnya, kemudian step berikutnya mereka akan berusaha melakukan pembicaraan melalui telepon, dan pada akhirnya mereka akan berupaya untuk mengajak calon korbannya bertemu langsung (kopdar)

Satu hal yang menarik dari paparan Mas Valen, ia menyinggung tentang korban harus diperlakukan sebagai korban, apapun alasannya dan apapun bentuk atau jenis hubungannya. Dia menolak adanya anggapan bahwa hubungan seksual antar remaja, apalagi antara orang dewasa dan anak-anak dapat dianggap "selesai"  hanya karena alasan "suka sama suka". Menurutnya, bahkan ketika seorang anak gadis berperilaku menggoda, sebagai orang dewasa tidak patut tergoda dan memanfaatkan keadaan untuk melakukan hubungan seksual.

Beberapa undang-undang yang menyangkut perlindungan anak dijadikannya sebagai dasar argumentasi.  Khususnya pasal 81 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, pada ayat 1 disebutkan bahwa, setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).

Hal paling mendasar dan sangat penting dilihat dari ketentuan undang-undang ini seperti disebutkan pada ayat 2 pasal tersebut, dimana disebutkan bahwa  Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi setiap orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.

Ya, membujuk dan melakukan tipu muslihat melalui fasilitas online sangat dimungkinkan dilakukan oleh orang yang tidak bertanggungjawab, para pedofil dan predator seksual.

Dengan demikian, diharapkan semua orang tua, bahkan masyarakat luas dapat memahami bahwa tanggung jawab untuk melindungi anak-anak kita adalah hal yang paling penting untuk diingat.

Diakhir  talkshow, Mas Valen memberikan beberapa masukan untuk para orang tua, yang kemudian saya dapat rangkum sebagai berikut:

Apa Tanda Bahwa Anak Anda Memiliki Resiko On-line?

Anak anda menghabiskan banyak waktu on-line, terutama pada malam hari.

Sebagian besar anak yang menjadi korban predator seks menghabiskan banyak waktu on-line, khususnya di chat room. Mereka mungkin  on-line setelah makan malam dan pada akhir pekan. Sepulang sekolah, mereka langsung mengurung dirinya di kamar, terlihat mereka adalah anak-anak yang manis dan patuh teradap prang tua.  Tetapi dalam situasi tersebut, mereka melakukan kontak on-line melalui chatting bersama teman-teman, membuat teman baru, menghabiskan waktu, dan kadang-kadang mencari informasi seksual eksplisit. Sementara banyak pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh mungkin berharga, orang tua harus mempertimbangkan pemantauan jumlah waktu yang dihabiskan mereka untuk on-line.

Anak-anak yang on-line berada pada kondisi risiko terbesar apabila mereka melakukannya di malam hari. Sementara para pelaku biasanya on-line sepanjang waktu,  mereka bekerja di siang hari dan menghabiskan malam mereka dengan mencari dan memikat anak-anak.

Anda menemukan pornografi di komputer (media penyimpanan lain) milik Anak

Pelanggar (pemangsa/predator) seksual sering memasok calon korban mereka dengan pornografi sebagai sarana membuka diskusi seksual dan rayuan. Pornografi anak dapat digunakan untuk menunjukkan kepada calon korban (anak) bahwa seks antara anak-anak dan orang dewasa adalah "normal." Orang tua harus sadar akan fakta bahwa seorang anak dapat menyembunyikan file porno di media penyimpanan mereka yang lain (flash disk, CD/DVD, smartphone). Ini dapat terjadi jika komputer yang terhubung dengan internet juga digunakan oleh anggota keluarga lainnya.

Anak Anda menerima panggilan telepon dari orang-orang yang anda tidak tahu atau mereka melakukan panggilan, terkadang jarak jauh, ke nomor yang tidak anda kenal.

Setelah melakukan pembicaraan dengan anak secara on-line dan menemukan sensasi . Sebagian besar predator ingin berbicara dengan anak-anak di telepon. Mereka sering terlibat dalam "phone sex" dengan anak-anak dan sering berusaha untuk merencanakan sebuah pertemuan yang sebenarnya untuk melakukan seks secara nyata.

Sementara seorang anak mungkin ragu-ragu untuk memberikan nomor telepon rumahnya, para predator akan berusaha untuk melakukan percakapan dengan anak melalui auido Chat atau Video Chat.  Beberapa predator seks bahkan berani memberikan pulsa atau akun skype yang dapat melakukan panggilan bebas pulsa, sehingga korban yang potensial dapat menghubungi para predator tersebut tanpa diketahui orang tua.

Anak anda menerima email, hadiah, atau paket dari seseorang yang anda tidak tahu.

Sebagai bagian dari proses rayuan, kadang kala predator seksual mengirim surat, foto, dan segala macam hadiah kepada calon korban mereka. Para pelaku ini bahkan berani mengirimkan tiket pesawat agar anak melakukan perjalanan untuk bertemu dengan mereka.

Anak anda menjadi tidak tertarik dengan aktivitas keluarga.

Kadang anak-anak tidak tertarik dengan aktivitas keluarga, mereka memilih untuk berdiam di rumah dan di kamar mereka. Termasuk juga sedikit membuka pembicaraan bersama orang tua mereka tentang permasalahan yang mereka hadapi. Dalam kondisi ini, para predator seks seolah-olah dapat menjadi seorang konselor bagi permasalahan mereka dan mampu memikat hati dan perhatian anak-anak, seolah-olah mereka mampu memberikan jalan keluar bagi semua persoalan anak. Dengan kondisi ini anak dapat tergantung terhadap mereka dalam berbagai hal, termasuk menceritakan persoalan di keluarga bahkan di sekolah.

Anak anda menggunakan akun on-line milik orang lain.

Jika anda tidak berlangganan layanan on-line atau layanan Internet, anak anda mungkin bertemu para predator secara on-line di rumah teman atau perpustakaan. Sebagian besar komputer saat ini memiliki fasilitas koneksi internet apalagi smartphone. Para pelaku atau predator dapat memberikan anak-anak sebuah akun yang sudah mereka siapkan untuk berkomunikasi.

Apa yang harus anda lakukan jika anak anda kedapatan berkomunikasi dengan predator seksual secara online?

  • Bicaralah secara terbuka dengan anak tentang kecurigaan anda. Katakan kepada mereka tentang bahaya para predator seks.
  • Memeriksa ponsel pintar atau komputer anak secara kontinyu dan bilamana perlu pada saat mereka tidak tahu. Jika Anda tidak tahu bagaimana? Bertanyalah kepada teman, rekan kerja, saudara, atau orang lain yang tahu tentang hal ini. Pornografi atau segala jenis komunikasi seksual dapat menjadi tanda peringatan.
  • Gunakan parental control atau layanan telepon yang dapat memblokir telepon asing yang masuk ke HP sekaligus anda dapat mengawasi mereka memanfaatkan peralatan mereka. Apabila tidak mengerti, dapat menanyakan pada orang yang mengerti hal ini
  • Memantau akses anak anda untuk semua jenis komunikasi elektronik  dan termasuk akun media sosial anak. Perlu anda ketahui bahwa para predator selalu bertemu dengan calon korban melalui chat room. Setelah bertemu seorang anak on-line, mereka akan terus berkomunikasi secara elektronik sering melalui e-mail. Ini adalah hal tersulit, karena anak akan menolak bila anda ingin campur tangan pelihat privasi mereka. Ini memang tantangan, anda harus bisa membuat aturan yang jelas, ketika anak anda di berikan fasilitas internet maka mereka juga seharusnya memahami aturan yang anda buat.
  • Jangan lupa untuk mendokumentasikan, apa yang anda temui saat memeriksa peralatan dan fasilitas komunikasi online anak. Kalau email, dapat langsung di print. Kalau sesuatu yang tidak dapat anda print (atau anda tidak tau cara mendokumentasikannya), gunakan digital foto atau fasilitas foto pada ponsel anda untuk merekamnya. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menindak para pedator seksual.
  • Diskusikan persoalan-persoalan anak ini dengan orang yang memahaminya. Jangan diselesaikan sendiri secara perorangan, minimal dalam rumah tangga, ada ibu dan ayah. Atau paling tidak ada anggota keluarga lain. Bicarakan agar menemukan jalan keluar untuk mengatasi persoalan yang anda temui sebelum menegur anak dan atau melaporkannya ke pihak berwajib bila bukti-bukti dirasa cukup.

Apa yang dapat anda lakukan untuk meminimalkan kemungkinan anak anda mengalami pelecehan  seksual secara online?

  1. Terus meningkatkan pemahaman agama dan moral kepada anak
  2. Sediakan waktu anda bersama anak anda, sesibuk apapun anda.
  3. Jangan berikan peralatan cangih kepada anak anda bila anda tidak mampu mengawasi mereka.
  4. Buat aturan atau kesepakatan apabila anda memutuskan untuk memenuhi keinginan mereka untuk mendapatkan peralatan atau fasilitas internet baik melalui komputer maupun smartphone, seperti pemeriksaan berkala pada peralatan atau sanksi-sanksi apabila mereka kedapatan melanggar kesepakatan yang sudah anda buat.
  5. Berkomunikasi, dan berbicara dengan anak secara terbuka tentang korban seksual dan potensi bahaya ketika mereka on-line
  6. Dampingi anak-anak anda pada saat on-line, apakah mereka mengajarkan Anda tentang favorit mereka on-line tujuan.
  7. Jauhkan komputer dan peralatan lain yang terhubung internet dari kamar tidur anak anda
  8. Tempatkan komputer di ruang keluarga, atau area yang dapat terlihat oleh anggota keluarga lain.
  9. Manfaatkan Parental Control software yang tersedia secara gratis. Kalau anda tidak tahu cara memasangnya, anda dapat bertanya atau mencari tutorialnya di internet.
  10. Ajarkan anak Anda tanggung jawab penggunaan sumber daya on-line.
  11. Cari tahu apakah terdapat perlindungan terhadap akses internet anak di sekolah,  perpustakaan umum, dan di rumah teman-teman anak anda. Ini adalah semua tempat, di luar pengawasan normal anda, di mana anak anda bisa menemukan seorang predator on-line.
  12. Memahami dengan benar  jika anak anda mengalami bentuk eksploitasi seksual, yakinkan diri anda bahwa anak anda tersebut adalah korban dan tidak bersalah. Pelaku HARUS memikul tanggung jawab penuh untuk apa yang diperbuatnya.
  13. Instruksikan anak anda (buat aturan atau larangan)
  • Untuk tidak pernah mengatur pertemuan tatap muka dengan seseorang yang mereka bertemu secara on-line;
  • Untuk tidak pernah meng-upload (post) foto diri ke internet atau layanan on-line yang lain kepada orang-orang yang mereka tidak kenal secara pribadi;
  • Untuk tidak pernah memberikan informasi identitas seperti nama, alamat rumah, nama sekolah, atau nomor telepon;
  • Untuk tidak pernah men-download gambar dari sumber yang tidak diketahui, karena ada kesempatan baik mungkin terdapat gambar seksual eksplisit;

Masukan untuk para remaja

  1. Amalkan ajaran agamamu dengan baik dan benar
  2. Ingat bahwa kita hidup di masyarakat yang berbudaya luhur, jangan terpengaruh dengan perkembangan zaman, kehidupan hura-hura, pesta pora, gaya hidup yang tidak cocok dengan budaya kita.
  3. Pasang foto yang sesuai dan wajar di media sosial kalau anda sudah cukup usia menggunakannya
  4. Sebutkan bahwa anda adalah pelajar, siswa/siswi (khususnya siswi) pada biodata anda di media sosial.
  5. Jangan sebarkan informasi pribadi
  6. Berusahalah untuk terbuka menceritakan masalahmu pada orang tua
  7. Jangan memenuhi ajakan kopdar oleh orang asing (kalaupun merasa penasaran, ajaklah teman atau keluarga pada saat bertemu)
  8. Jangan pernah percaya dan terbuai dengan rayuan apapun melalui chat anda bisa terancam karena mereka bisa menyimpan pembicaraan, apalagi foto dan ajakan melihat video.
  9. Ingat benar, para predator sangat pintar merayu, mereka tidak segan-segan memberikan hadiah, pulsa dll
  10. Ingat benar pembicaraanmu di telepon dapat di rekam
  11. Ingat benar bahwa semua yang direkam (chat, email, foto, Vide chat dll) dapat dijadikan senjata untuk mengancam kamu menuruti keinginan mereka
  12. Ingat benar apa yang kamu posting di dunia maya (apalagi diberikan kepada orang yang tidak dikenal) suatu saat dapat menjadi batu sandungan untuk masa depanmu.
  13. Hindari menerima telepon atau membalas sms di malam hari  terutama dari orang yang tidak dikenal secara baik
  14. Batasi dirimu menggunakan fasilitas chat messenger
  15. Tutup Web cam-mu, entah dengan apa, stiker mungkin, apa saja yang bisa kamu bisa tutup saat kamu online.

Pada akhir talkshow, pesan penting yang disampaikan oleh Mas Valen kepada para remaja putri, "Ingat benar kamu tidak sendiri. Seperti di tengah tanah lapang yang dipenuhi orang banyak, saat engkau di puji karena kelebihan dan prestasimu maka orang tuamu akan tesenyum, sebaliknya jika kamu menelajangi dirimu di depan orang banyak, orang tuamu tentu akan menangisimu. Setega itukah kamu membuat mereka seperti itu?"

Semoga bermanfaat

Note : Rekaman talkshow Idkita  Kompasiana melalui Radio Suara Edukasi, dapat didengar kembali melalui http://youtube.com/user/idkitakompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun