Melalui teori karakteristik bahasa perempuan Robin Lakoff, kami menemukan bahwa perempuan cenderung  lebih sopan, berhati-hati, dan menggunakan bahasa dengan lebih banyak ketidakpastian, seperti hedge, empty adjectives, dan tag questions. Berbeda dengan laki-laki yang lebih tegas dan cenderung menggunakan kata-kata kasar (swear word), seperti kata-kata umpatan yang kuat, untuk menyela komentar. Â
Namun perbedaan ini tidak mutlak. Baik laki-laki maupun perempuan terkadang mematahkan stereotip linguistik: perempuan mungkin menggunakan kata-kata kasar ketika marah, sementara laki-laki mungkin menggunakan bahasa positif untuk mengungkapkan kekaguman. Sayangnya, bias gender dan kekerasan verbal  dalam bentuk komentar yang menghina dan pelecehan seksual masih sering terjadi.
Oleh karena itu, penting bagi pengguna media sosial untuk bijak dalam bertutur kata, menghindari bahasa yang menyakitkan atau diskriminatif, serta menciptakan lingkungan komunikasi yang lebih sehat dan inklusif. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas diskusi, tetapi juga mendukung terciptanya ruang digital yang aman bagi semua pengguna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H