Mohon tunggu...
Marintan Irecky
Marintan Irecky Mohon Tunggu... Lainnya - ENG - IND Subtitler and Interpreter

Indonesian diaspora who has been living in Saudi Arabia since 2013. Currently interested in topics about women, family and homemaking, and female intra-sexual competition.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Capres 2014: Antara Integritas dan Kapabilitas

29 November 2012   07:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:29 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_226546" align="aligncenter" width="600" caption="(sumber foto: nasional.inilah.com)"][/caption]

Menarik bila kita menyimak hasil survei LSI (Lembaga Survei Indonesia) mengenai capres 2014 yang dirilis kemarin. Temuan yang dipaparkan secara deskriptif tersebut (dapat diunduh selengkapnya di sini) didapat setelah melakukan survei terhadap 223 responden yang berasal dari kalangan terpelajar dan berpengaruh atau disebut juga sebagai opinion leaders.

Sebelum menjabarkan hasil temuan LSI terhadap opinion leaders dan membandingkannya dengan survei serupa terhadap pemilih nasional yang diadakan sebelumnya, ada baiknya disimak beberapa hal berikut ini.

Kualitas tokoh pejabat publik diartikan sebagai sifat-sifat personal yang dinilai penting oleh pemilih. Berikut adalah daftar kualitas yang dimaksud:

a. Kapabilitas: pintar atau berwawasan luas, dianggap mampu memimpin negara.

b. Integritas: bisa dipercaya, satu dalam kata dan perbuatan, tidak melakukan tindakan kriminal, melanggar HAM, dan maupun melakukan praktik KKN.

c. Akseptabilitas: mampu berdiri di atas semua golongan atau kelompok kepentingan yang berbeda-beda, tidak menimbulkan penolakan publik.

Menuju Pilpres 2014 yang Berkualitas

Demikianlah tajuk penjelasan hasil survei yang terdapat dalam laman website LSI. Dengan memahami judul tersebut, maka jangan heran bila responden yang disurvei oleh lembaga tersebut adalah para pembuat opini. Sebab bila dibandingkan dengan pemilih nasional pada umumnya, mereka mengetahui dengan lebih baik latar belakang maupun track record nama-nama tokoh nasional yang dinilai mampu melaju ke bursa capres dua tahun mendatang.

Itulah mengapa nama-nama seperti Mahfud MD, Jusuf Kalla, Sri Mulyani, Dahlan Iskan, dan Hidayat Nur Wahid berulang kali muncul dalam beberapa kategori penilaian kualitas personal tersebut di atas.

Maka, tak heran bila terdapat penilaian kualitas personal pemimpin yang berbeda bila dibandingkan hasil survei atas para pembuat opini (responden 233 orang) dan pemilih nasional (responden 1.216 orang).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun