[caption id="attachment_381952" align="aligncenter" width="587" caption="(dok. pribadi / dearmarintan.com)"]
[caption id="attachment_381953" align="aligncenter" width="587" caption="Gantungan baju di dalam ruang tamu menunjukkan efisiensi pemakaian ruangan (dok. pribadi / dearmarintan.com)"]
Kata Abdul, orang Abha rumahnya tidak sebesar rumah orang Jeddah modern, jadi mereka harus memanfaatkan setiap ruang dan bahkan dinding yang kosong untuk menaruh perabot. Kebanyakan orang Abha hidup dari berternak dan berdagang, sehingga jangan heran bila melihat karpet kulit kambing atau barang dagangan berserakan di ruang tamu atau di dapurnya.
Selain replika rumah unik tersebut, di lantai tiga pengunjung juga bisa melihat beragam koleksi pakaian pria dan wanita Arab untuk berbagai acara. Mulai dari abaya, burkha, thawb, hingga baju pengantin beragam suku dan pakaian kebesaran para bangsawan yang berupa jubah sutra dengan detail cantik pada kainnya.
[caption id="attachment_381955" align="aligncenter" width="587" caption="(dok. pribadi / dearmarintan.com)"]
[caption id="attachment_381954" align="aligncenter" width="587" caption="(dok. pribadi / dearmarintan.com)"]
Berhubung kebanyakan baju wanita Arab berwarna gelap atau hitam, gue merasa sedikit seram juga melihat-lihat manekin tanpa kepala yang memeragakan pakaian tersebut. Tak terbayang rasanya kalau berkunjung ke museum ini sendirian dan tanpa ditemani oleh pemandu. Pasti rasanya seperti uji nyali di tempat berhantu.
Lantai empat menjadi galeri terakhir di gedung utama museum ini. Tak banyak yang bisa dilihat, hanya kumpulan barang, lukisan, foto, dan informasi seputar perkembangan dunia Arab di masa modern. Kami pun melalui lantai ini dengan cepat karena kurang menarik bila dibandingkan dengan tiga lantai sebelumnya yang sarat dengan sejarah dan keunikan tersendiri.
Kunjungan ke museum tersebut kami mulai sejak jam 17.15 KSA hingga 21.00 KSA. Total waktu yang kami habiskan untuk mengunjungi seluruh bagian museum tersebut adalah tiga jam lima belas menit. Bagi yang gemar sejarah atau sekedar hobi berfoto narsis, waktu berkunjung yang disarankan adalah 3-4 jam supaya puas menjelajah seluruh bagian museum.
Al Tayebat International City Museum
Opening Time: Saturday – Thursday (*closed on Friday)
8 am – 12 pm / opens again after Ashar prayer time / 5 pm – 9 pm
Address: Rehana Al Jazeerah Street
Al Faisaliah 2, PO BOX 14032
Jeddah 21424
Entrance Fee
Individual: SAR 300 atau sekitar Rp 986.275
Group of 10: SAR 500 (SAR 50 / per person atau sekitar Rp 164.379)