Mohon tunggu...
Dea Rahmatulnisa
Dea Rahmatulnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori attachment yang di kemukakan oleh Mary Ainsworth dan john Bowlby

17 Januari 2025   23:26 Diperbarui: 17 Januari 2025   23:26 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

**Teori Attachment (Kelekatan)** yang dikembangkan oleh **John Bowlby** dan dikembangkan lebih lanjut oleh **Mary Ainsworth** menjelaskan tentang hubungan emosional yang kuat antara individu (terutama antara anak dan pengasuh utamanya). Teori ini menekankan pentingnya kelekatan untuk perkembangan emosional, sosial, dan kognitif anak.

---

### **Konsep Dasar Teori Attachment**

1. **John Bowlby**  

   - Bowlby menyatakan bahwa kelekatan adalah kebutuhan biologis dasar manusia untuk mendapatkan rasa aman dan perlindungan.  

   - Hubungan anak dengan pengasuh utama (biasanya ibu) memengaruhi pola hubungan mereka di masa dewasa.  

   - Bowlby menekankan bahwa kelekatan memiliki fungsi evolusioner, yaitu meningkatkan peluang bertahan hidup anak.  

2. **Mary Ainsworth**  

   - Ainsworth memperluas teori Bowlby dengan melakukan penelitian empiris, khususnya melalui eksperimen **Strange Situation**.  

   - Ia mengidentifikasi pola-pola kelekatan pada anak dan mengklasifikasikan berbagai jenis kelekatan berdasarkan respons anak terhadap pengasuh.  

---

### **Fase Perkembangan Kelekatan Menurut Bowlby**

1. **Pra-Kelekatan (0--6 Minggu)**  

   - Bayi belum menunjukkan kelekatan khusus terhadap pengasuh. Mereka merespons semua orang dengan cara yang sama, seperti tersenyum atau menangis.  

2. **Kelekatan dalam Proses (6 Minggu--8 Bulan)**  

   - Bayi mulai mengenali pengasuh utama dan merasa lebih nyaman saat berada di dekatnya, tetapi belum menunjukkan kecemasan saat berpisah.  

3. **Kelekatan yang Jelas (8 Bulan--2 Tahun)**  

   - Bayi mulai menunjukkan kelekatan yang kuat dengan pengasuh utama. Mereka mungkin menunjukkan **kecemasan perpisahan** saat pengasuh pergi.  

4. **Kelekatan yang Timbal Balik (2 Tahun ke Atas)**  

   - Anak mulai memahami jadwal dan niat pengasuh, sehingga mereka dapat lebih mengatur emosi mereka ketika pengasuh tidak ada.  

---

### **Eksperimen Strange Situation oleh Mary Ainsworth**

Ainsworth mengembangkan eksperimen **Strange Situation** untuk mengamati respons anak terhadap situasi yang melibatkan kehadiran, perpisahan, dan kembalinya pengasuh. Eksperimen ini menghasilkan tiga pola utama kelekatan, dengan satu tambahan pola yang ditemukan belakangan:

1. **Attachment Aman (Secure Attachment)**  

   - Anak merasa tenang dan aman ketika pengasuh ada, tetapi menunjukkan kecemasan saat pengasuh pergi. Saat pengasuh kembali, anak dengan cepat tenang dan kembali bermain.  

   - **Ciri**: Anak merasa percaya bahwa pengasuh akan memenuhi kebutuhannya.  

   - **Persentase**: Sekitar 60--70% anak.  

2. **Attachment Tidak Aman-Avoidant (Insecure-Avoidant Attachment)**  

   - Anak tampak tidak peduli terhadap keberadaan pengasuh. Saat pengasuh pergi, anak tidak menunjukkan kecemasan, dan saat pengasuh kembali, mereka cenderung menghindar atau tidak mencari kontak.  

   - **Ciri**: Anak mungkin belajar bahwa pengasuh tidak responsif terhadap kebutuhannya.  

   - **Persentase**: Sekitar 15--20% anak.  

3. **Attachment Tidak Aman-Ambivalen/Resisten (Insecure-Ambivalent/Resistant Attachment)**  

   - Anak menunjukkan kecemasan yang berlebihan saat pengasuh pergi dan sulit ditenangkan saat pengasuh kembali. Anak mungkin tampak marah atau kesal kepada pengasuh.  

   - **Ciri**: Anak merasa tidak konsisten dalam mendapatkan perhatian dari pengasuh.  

   - **Persentase**: Sekitar 10--15% anak.  

4. **Attachment Tidak Terorganisir (Disorganized Attachment)**  

   - Pola ini ditemukan belakangan oleh peneliti lain. Anak menunjukkan perilaku yang kontradiktif, seperti mendekati tetapi juga menghindari pengasuh. Pola ini sering muncul pada anak yang mengalami pengabaian atau kekerasan.  

   - **Ciri**: Anak bingung tentang hubungan dengan pengasuh, sering karena trauma atau pengabaian.  

   - **Persentase**: Sekitar 5--10% anak.  

---

### **Faktor yang Mempengaruhi Kelekatan**

1. **Responsivitas Pengasuh**  

   - Pengasuh yang responsif terhadap kebutuhan anak cenderung membentuk kelekatan yang aman.  

2. **Kualitas Interaksi**  

   - Kelekatan dipengaruhi oleh seberapa konsisten, sensitif, dan penuh kasih sayang interaksi antara pengasuh dan anak.  

3. **Faktor Biologis dan Temperamen Anak**  

   - Anak dengan temperamen yang sulit mungkin membutuhkan lebih banyak usaha dari pengasuh untuk membentuk kelekatan yang aman.  

4. **Lingkungan Sosial dan Budaya**  

   - Nilai budaya tentang pengasuhan dapat memengaruhi pola kelekatan.  

---

### **Pengaruh Kelekatan terhadap Perkembangan**

Kelekatan memengaruhi perkembangan sosial dan emosional anak, termasuk:  

1. **Hubungan Interpersonal**  

   - Anak dengan kelekatan aman cenderung memiliki hubungan yang sehat dengan teman, pasangan, dan keluarga di masa dewasa.  

2. **Kepercayaan Diri**  

   - Kelekatan aman membantu anak mengembangkan rasa percaya diri dan kemandirian.  

3. **Respon terhadap Stres**  

   - Anak dengan kelekatan aman lebih mampu mengelola stres dibandingkan dengan anak dengan kelekatan tidak aman.  

4. **Pola Kelekatan Dewasa**  

   - Pola kelekatan pada masa kanak-kanak sering kali memengaruhi gaya kelekatan seseorang dalam hubungan romantis dan persahabatan di masa dewasa.  

---

### **Kesimpulan**

Teori attachment oleh Bowlby dan Ainsworth menunjukkan bahwa hubungan awal anak dengan pengasuhnya memiliki dampak mendalam pada perkembangan emosional, sosial, dan kepribadian. Dengan pemahaman ini, orang tua, pengasuh, dan pendidik dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan kelekatan yang aman untuk mendukung kesejahteraan anak di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun