Mohon tunggu...
Muhammad Rizky Deansyah
Muhammad Rizky Deansyah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar/Siswa/Peminat Sejarah/Umum

Seorang Pelajar di dunia Tuhan. "ᬇᬤᬲᬂᬳ᭄ᬬᬂᬯᬶᬤᬶᬯᬲᬗᬫᬗ᭄ᬕᬾᬳᬗ᭄ᬢᬸᬃᬗᬫᬾᬃᬢᬦᬶᬦ᭄ᬇᬤᬲᬂᬧ᭄ᬭᬩᬸ᭟"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah Arab: Lembaga Pendidikan "Pelengkap" Pendidikan Keagamaan Islam Indonesia

11 Juni 2024   14:43 Diperbarui: 11 Juni 2024   16:55 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantor Kementerian Agama Republik Indonesia. Kementerian Agama RI/dokpri

Sekolah Arab memiliki peran ganda selain sebagai pusat pendidikan keagamaan islam, juga sebagai pusat aktivitas keagamaan islam. Bukan sebagai pengganti Masjid, lebih kepada pelengkapnya. Namun, tidak semua Sekolah Arab menerapkan  ini. Hal ini karena Sekolah Arab itu sendiri yang belum memaksimalkan potensi yang dimilikinya.

Pengajian rutin yang diadakan di Mushalla sebuah MDT/Dok Pribadi.
Pengajian rutin yang diadakan di Mushalla sebuah MDT/Dok Pribadi.

Amat disayangkan, Sekolah Arab sebagai lembaga pendidikan keagamaan islam yang sangat dekat dekat dengan masyarakat Indonesia memiliki kelemahan hingga ancaman bagi lembaga pendidikan ini. Adanya keterbatasan sumber daya baik manusia dan biaya dalam menyelenggarakan Sekolah Arab merupakan salah satu kelemahan utama dalam tubuh lembaga ini. 

Banyak generasi muda yang enggan untuk melanjutkan pengajaran di Sekolah Arab juga kurangnya biaya untuk operasionalnya. Benar, Sekolah Arab dapat memiliki dukungan dari pemerintah dan organisasi non-pemerintah berupa insentif. Dengan adanya bantuan tersebut dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan pengelolaan Sekolah Arab. Namun, jika Sekolah Arab malah bergantung pada insentif tersebut, hal itu malah akan mengancam posisi Sekolah Arab itu sendiri.

Sekolah Arab juga tidak memiliki akreditasi formal yang resmi. Tidak adanya akreditasi ini seringkali mempengaruhi masyarakat dalam menyekolahkan anaknya ke Sekolah Arab. Sekolah Arab juga berada dalam posisi bersaing. Persaingan dengan lembaga pendidikan lain, baik umum maupun lembaga pendidikan keagamaan islam lainnya. 

Adanya persaingan ini dapat mengancam keberlanjutan Sekolah Arab karena menggantungkan hidupnya pada preferensi masyarakat terhadap pendidikan. Ketidaksesuaian antara kurikulum dan materi keagamaan islam antara pendidikan formal dan Sekolah Arab juga memberikan dampak buruk bagi keberlangsungan hidup lembaga pendidikan ini. Padahal Sekolah Arab memiliki peran dan fungsi yang sangat penting bagi masyarakat. 

Penulis berpendapat, Sekolah Arab dengan berbagai potensi, hak, dan perannya sebaiknya tidak hanya sebagai "Pelengkap" pendidikan keagamaan islam, tetapi sebagai "Pusat" pendidikan keagamaan islam di tengah masyarakat. 

Jika sekarang Sekolah Arab lebih banyak dikelola oleh komunitas masyarakat lokal, maka sudah seharusnya pemerintah lebih memberdayakannya secara memadai dan tidak memalingkan muka acuh tak acuh terhadapnya. Karena saat ini seharusnya pemerintah ikut terlibat dalam memperbaiki Sekolah Arab untuk lebih memadai agar Sekolah Arab dapat berperan lebih besar di pendidikan dan masyarakat Indonesia.

Referensi

Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren. (2023). Pedoman Penyelenggaraan Madrasah Diniyah Takmiliyah. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama Republik Indonesia: Jakarta.

Zahirah, H. D. (2021). Madrasah Diniyah Takmiliyah dalam Masyarakat Modern. Diakses pada 9 Juli 2024. kompasiana.com/nadzzz/64a81065e1a1670aba0ac643/madrasah-diniyah-takmiliyah-dalam-masyarakat-modern

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun