Pesona meja makan ketika lebaran tidak ada tandingan. Dipenuhi berbagai hidangan makanan dan minum yang hanya ada di kala lebaran. Berbagai macam kue, lauk pauk, dan berbagai hidangan wajib lebaran lainnya tertata rapi di meja-meja.Â
Kita dapati dapur-dapur sibuk, ribut, dan riuh mempersiapkan lebaran dengan asapnya berkepul-kepul. Tabung gas diantar silih berganti, ketika habis maka diganti.Â
Kuali besar dan tungku dikeluarkan dari gudang setelah penuh diselimuti debu. Dapur-dapur begitu riuh tak kalah seperti mempersiapkan pesta malam berinai.
Ketika lebaran, berbagai macam hal disiapkan di rumah masing-masing sebagai syarat memasuki lebaran. Begitu banyak makanan dan minuman yang dihidangkan sampai-sampai hidangan di rumah sendiri pun dilupakan. Kalau basi tinggal dibuang saja, isi pikiran si Mubazir. Tidak dipikirkan olehnya, Apakah tidak terlalu banyak ?, Apakah bakal habis ?, Apakah aka jadi mubazir?, itu perkara belakangan yang tidak jadi beban pikiran.
~Minal aidin wal faidzin~Â
~Maafkan lahir dan batin~Â
~Selamat para pemimpin~Â
~Rakyatnya makmur terjamin~
Lirik diatas merupakan bagian dari lagu Lebaran yang banyak diingat orang. Tentu dingat, karena lirik tersebut adalah bagian yang paling sering diputar. Memang sudah tugas para pemimpin untuk menjami kesejahteraan rakyatnya, apalagi di hari lebaran. Mengingat lebaran sebagai momentum yang paling ditungu-tungu. Merayakan lebarang yang disemarakkan dengan berbagai cara.
Paginya, kita saling bermaaf-maafan di rumah masing-masing. Setelah puas bermaaf-maaf dengan tangan mengharapkan THR, kita melalang buana menuju suaka tempat mencari berkah.Â