Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Serbia Ancam Keluar dari Euro 2024 Jika Kroasia dan Albania Tidak Dihukum

23 Juni 2024   18:46 Diperbarui: 23 Juni 2024   20:18 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Euro 2024 sedang berlangsung. Salah satu turnamen terbesar sepakbola itu selalu ramai dibicarakan. Mulai dari persiapan pemain, skil pemain, taktik hingga situasi penggemar di luar lapangan. Fans dari berbagai belahan dunia berdatangan untuk merayakan sepak bola. Ada banyak aksi intens di sana.

Kali ini juga ada banyak hiruk pikuk di Jerman, tempat turnamen 4 tahunan tersebut dilangsungkan. Di antaranya adalah para penggemar. Terkadang penggemar terlalu bersemangat dan berlebihan. Edisi kali ini juga punya kontroversi dan kekacauan tersendiri.

Yang terkini, Asosiasi Sepak Bola Serbia mengancam akan keluar dari perhelatan Euro 2024. Menurut Serbia, sebagai Badan yang mengatur sepak bola Eropa, UEFA gagal untuk mengambil tindakan apa pun terhadap Kroasia dan Albania. Jadi jika kedua negara tersebut tidak dihukum, maka Serbia akan keluar dari turnamen Euro 2024.

Serbia mengklaim bahwa penggemar kedua negara tersebut meneriakkan "Kill, kill, kill the Serb" (Bunuh orang Serbia) selama pertandingan Euro Kroasia versus Albania. Parahnya, tindakan tersebut dilakukan oleh bukan hanya sebagian kecil, atau segelintir penggemar, namun oleh gerombolan masif.

Gegara ancaman Serbia tersebut, UEFA sekarang berada di bawah tekanan besar. UEFA mengatakan bahwa mereka telah meluncurkan penyelidikan. Tapi mengingat sensitifitas, peluang, dan perilaku para penggemar ini, UFA juga bersikeras menggunakan insiden ini untuk memberi contoh kepada fans sepakbola.

Sepak bola luar biasa yang kita saksikan sepanjang minggu ini, justru ditanggapi dengan perilaku paling buruk dari para fans yang meramaikannya.

Hanya dalam seminggu Euro sudah terkena bukan kasus kill the Serb, tapi berbagai kasus hooliganisme yang sebenarnya sudah dimulai saat pertandingan Grup C Inggris kontra Serbia. Bukan kabar mengejutkan, jika fans Ultras Inggris punya sejarah menciptakan kekacauan dimanapun mereka hadir, tapi kali ini orang-orang Serbia yang menyalakan api.

Sekitar 150 orang terlibat dalam tawuran di luar sebuah restoran dekat stadion Veltins-Arena, tempat pertandingan tersebut dilangsungkan. Tawuran itu terjadi sebelum pertandingan dimulai. Setelah tawuran tersebut suporter Inggris dan tujuh fans Serbia ditahan.

Pasukan keamanan Jerman di sana mengambil tindakan cepat dan masalah ini dapat diatasi. Tapi itu masih permulaan. Setelah itu fans Serbia menghasut kekerasan di turnamen  dengan memegang spanduk yang bertuliskan Kosovo dengan slogan "jangan menyerah". Hasutan ini terjadi pada pertandingan Serbia melawan Inggris. Selain itu, mereka juga terlibat dalam penghinaan rasial terhadap beberapa pemain Inggris.

Jadi jelas UEFA berada dalam posisi yang tidak menguntungkan sekarang. Serbia mengancam untuk mundur dari kompetisi Euro ketika sebagian besar penggemar mereka terlibat dalam nyanyian dan aktivitas yang hanya mengganggu turnamen.

Di mata saya saat ini, Serbia seperti penghuni bangku belakang di kelas yang diam-diam membolos, sementara guru memalingkan muka, tetapi siap menuding yang lain dan mengancam boikot. 

Sebenarnya UEFA punya banyak pelanggar terkait ini. Serbia bukan satu-satunya yang menggunakan pesan-pesan provokatif politik di spanduk mereka. Penggemar Albania juga melakukan hal yang sama dengan memasang spanduk dengan peta yang menggambarkan perluasan perbatasan negara mereka ke negara-negara tetangga.

Dan saat ngobrol tentang penggemar anarkis, mustahil fans Inggris tidak muncul di kepala. Sejumlah pendukung Inggris juga terekam vidio menyanyikan nyanyian kontroversial yang mengacu pada korban Jerman dalam Perang Dunia II. 

Lagu tersebut disebut "10 pembom Jerman". Lagu tersebut mengacu pada angkatan udara Jerman dan serangan balik Inggris ke Jerman saat Perang Dunia II. 

Meskipun ada seruan dari keduanya Polisi Inggris dan Jerman menahan diri untuk tidak terpancing oleh lagu seperti itu, tidak ada henti-hentinya fans Inggris mengejek polisi Jerman, di kota mereka sendiri. 

Kejadian ini bahkan terjadi sebelum keduanya berhadapan di lapangan. Selama pertandingan Liga Champions tahun ini saat Bayern Munchen menjamu Barcelona, semua suporter dilarang bepergian untuk pertandingan tandang karena mereka berpeluang besar menyebarkan rasisme.

UEFA cukup tegas untuk mengambil tindakan saat itu. Jadi kenapa sekarang tidak? 

Memang tidak gampang untuk mengambil tindakan. Sulit untuk menemukan segelintir pelaku onar di tengah lautan suporter yang sangat besar. 

Tapi sudah ada preseden jika ada tindakan suporter nakal, maka klub terkait akan dikenakan sanksi. Tapi sekarang berbeda, kasus kali ini sedikit lebih sensitif. Ada negara-negara yang terlibat di sini. jadi ada dampak geopolitik yang mungkin punya konsekuensi dan dampak belum bisa kita pahami saat ini.

Sebagian besar stadion di Jerman punya kapasitas lebih dari 50.000. Jumlah sebesar itu yang sedang dihadapi UEFA. Dan tentu saja ada penggemar di luar stadion jumlahnya juga besar. jadi untuk bisa terus mengawasinya kerumunan yang begitu besar dan membludak di kota-kota ini memang sulit. Ditambah fakta bahwa hanya butuh satu fans nakal, satu komentar atau nyanyian untuk memicu kekerasan yang akan sulit dihentikan, tugas keamanan untuk event sebesar ini memang sulit.

Tapi bukankah UEFA harus bertindak saat ini? Hal ini menjadi pelajaran bagi setiap asosiasi manapun untuk melakukan pemeriksaan terhadap para supporter untuk mencegah rasisme atau peluang provokatif apa pun yang dapat memicu kekerasan. 

Jika suporter suatu negara terbukti memicu kekerasan maka Asosiasi Sepak Bola negara tersebut harus menanggung akibatnya. Karena yang dipertaruhkan di sini bukan hanya sebuah turnamen, namun juga nyawa manusia. Sudah banyak contoh, kalau apa pun yang mengancam keberlangsungan sebuah turnamen, bisa berakibat sangat fatal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun