Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Serbia Ancam Keluar dari Euro 2024 Jika Kroasia dan Albania Tidak Dihukum

23 Juni 2024   18:46 Diperbarui: 23 Juni 2024   20:18 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di mata saya saat ini, Serbia seperti penghuni bangku belakang di kelas yang diam-diam membolos, sementara guru memalingkan muka, tetapi siap menuding yang lain dan mengancam boikot. 

Sebenarnya UEFA punya banyak pelanggar terkait ini. Serbia bukan satu-satunya yang menggunakan pesan-pesan provokatif politik di spanduk mereka. Penggemar Albania juga melakukan hal yang sama dengan memasang spanduk dengan peta yang menggambarkan perluasan perbatasan negara mereka ke negara-negara tetangga.

Dan saat ngobrol tentang penggemar anarkis, mustahil fans Inggris tidak muncul di kepala. Sejumlah pendukung Inggris juga terekam vidio menyanyikan nyanyian kontroversial yang mengacu pada korban Jerman dalam Perang Dunia II. 

Lagu tersebut disebut "10 pembom Jerman". Lagu tersebut mengacu pada angkatan udara Jerman dan serangan balik Inggris ke Jerman saat Perang Dunia II. 

Meskipun ada seruan dari keduanya Polisi Inggris dan Jerman menahan diri untuk tidak terpancing oleh lagu seperti itu, tidak ada henti-hentinya fans Inggris mengejek polisi Jerman, di kota mereka sendiri. 

Kejadian ini bahkan terjadi sebelum keduanya berhadapan di lapangan. Selama pertandingan Liga Champions tahun ini saat Bayern Munchen menjamu Barcelona, semua suporter dilarang bepergian untuk pertandingan tandang karena mereka berpeluang besar menyebarkan rasisme.

UEFA cukup tegas untuk mengambil tindakan saat itu. Jadi kenapa sekarang tidak? 

Memang tidak gampang untuk mengambil tindakan. Sulit untuk menemukan segelintir pelaku onar di tengah lautan suporter yang sangat besar. 

Tapi sudah ada preseden jika ada tindakan suporter nakal, maka klub terkait akan dikenakan sanksi. Tapi sekarang berbeda, kasus kali ini sedikit lebih sensitif. Ada negara-negara yang terlibat di sini. jadi ada dampak geopolitik yang mungkin punya konsekuensi dan dampak belum bisa kita pahami saat ini.

Sebagian besar stadion di Jerman punya kapasitas lebih dari 50.000. Jumlah sebesar itu yang sedang dihadapi UEFA. Dan tentu saja ada penggemar di luar stadion jumlahnya juga besar. jadi untuk bisa terus mengawasinya kerumunan yang begitu besar dan membludak di kota-kota ini memang sulit. Ditambah fakta bahwa hanya butuh satu fans nakal, satu komentar atau nyanyian untuk memicu kekerasan yang akan sulit dihentikan, tugas keamanan untuk event sebesar ini memang sulit.

Tapi bukankah UEFA harus bertindak saat ini? Hal ini menjadi pelajaran bagi setiap asosiasi manapun untuk melakukan pemeriksaan terhadap para supporter untuk mencegah rasisme atau peluang provokatif apa pun yang dapat memicu kekerasan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun