Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengurai Debat Nepotisme: Nepotisme vs Prestasi, Menang Mana?

8 Juni 2024   17:09 Diperbarui: 8 Juni 2024   17:09 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Kompas/Heryunanto)

Hal ini sangat umum sehingga sulit untuk diindeks dan diukur. Hingga kini hanya ada indeks demokrasi tapi tidak ada indeks nepotisme.

Namun ada beberapa data yang bisa memberikan gambaran tentang tingkat nepotisme. Contohnya, Amerika Serikat. Dari orang berusia 30 tahun ke atas, sekitar 22% Anak Laki-Laki Amerika akan bekerja di perusahaan yang sama dengan ayahnya. Dan mereka akan bekerja pada saat yang sama dengan ayahnya.

Bayi-bayi nepo tidak hanya menikmati koneksi namun juga dukungan dari seluruh ekosistem yang menyertainya. Gen Z mungkin menyerukan dan mengutuk nepotisme namun data menunjukkan bahwa mereka adalah penerima manfaat terbesar dari nepotisme.

Sebuah survei melibatkan 2.000 pekerja. Hasilnya, lebih dari 60% mengatakan bahwa mereka menggunakan nepotisme untuk mendapatkan kesempatan melamar pekerjaan. 42% mengatakan bahwa mereka menggunakan nepotisme untuk mendapatkan pekerjaan.

Jadi Gen Z mungkin menganggap bahwa sistem yang diwariskan orang tua mereka tidak adil, namun mereka tetap menggunakannya untuk memperoleh keuntungan.

Dan tidak mengejutkan bahwa nepotisme juga memiliki ketidakseimbangan gender. Laki-laki cenderung mendapat manfaat lebih banyak dari hal tersebut. Jadi meskipun mudah untuk menyalahkan bayi nepo, coba lihat sekitar lingkunganmu. Sekitar 30% orang yang kita kenal kemungkinan besar mendapat manfaat dari nepotisme. Artinya mereka ini sampai pada posisi atau jabatan tertentu  menggunakan "koneksi" sehingga membawa kita pada pertanyaan apakah nepotisme itu buruk?


Saya bisa membayangkan tanggapan pertama terhadap Gibran Rakabuming hingga Haley Bieber. Pastinya keluhan yang sama jika mereka mendapat kesempatan maupun posisinya karena nepotisme.

Nepotisme itu tidak adil, memang iya. dan disebut sebagai musuh dari bakat. Tetapi bagaimana jika anak-anak berbakat ingin mengikuti jejak orang tua mereka?  Apakah masih pantas menjelek-jelekkan mereka?

Saya bertanya karena apa ada yang pernah mendengar keluhan tentang George Clooney atau Drew Barrymore? Mereka juga bayi nepo. Tetapi mereka tidak menjadi sasaran buli karena mereka berbakat dalam apa yang mereka lakukan.

Jadi saya rasa ini juga tentang apa yang kita lakukan dengan segala keuntungan koneksi yang dimiliki. Beberapa orang mendapatkan keuntungan yang sepihak dan tidak adil terhadap orang lain di awal, tetapi dalam jangka panjang, kelebihan atau kekurangan mereka yang membuat perbedaan.

Tidak... artikel ini tidak sedang membenarkan atau membela nepotisme. Namun lebih ke pengakuan bahwa ini adalah fakta  kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun