Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

China dan Rusia Tanda Tangani Kesepakatan Maritim Baru di Kawasan Artik

29 April 2023   06:32 Diperbarui: 29 April 2023   07:00 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rusia dan China kembali bikin headline. Kedua negara telah menandatangani perjanjian maritim baru. Kesepakatan ini pada dasarnya untuk bersaing dengan NATO di wilayah Arktik. Keduanya ingin menguasai sumber daya alam Arktik dan memblokir aksesnya dari Barat. Tidak tanggung-tanggung Moskow bahkan sudah mulai membangun pertahanan di wilayah tersebut.

Apakah perang berikutnya akan terjadi di Arktik? Dan apa sih rencana Moskow?

Bisa dibilang Rusia memang cukup aktif menyangkut Arktik. Baru-baru ini, Moskow mengadakan latihan penyelamatan Arktik. Sembilan negara yang berasal dari Afrika, Amerika Latin, dan Eurasia ikut bergabung dalam latihan ini. Dan China sebagai Sekutu Rusia yang paling perkasa ambil posisi sebagai pengamat.

China dan Rusia terlihat makin mesra. Hubungan keduanya semakin menggambarkan kemitraan tanpa batas. Kini kedua negara telah menandatangani perjanjian penegakan hukum maritime. Meskipun rincian kesepakatan belum diungkapkan, tapi banyak yang berpendapat  bahwa perjanjian tersebut ditujukan untuk melindungi kepentingan strategis mereka di Kutub Utara.

Perang dingin sedang memanas. Tujuan utama Rusia adalah untuk menantang NATO dan Barat. Bagaimana tepatnya rencana Moskow melakukannya?

Kremlin sedang bersemangat membangun lebih banyak pos militer, termasuk pelabuhan perairan dalam dan lapangan terbang. Para pengamat bertanya-tanya, apa Rusia ingin menjadikan Kutub Utara sebagai Medan Pertempuran?

Dalam dekade terakhir, Moskow telah membuka beberapa fasilitas militer di Arktik. Para ahli mengatakan kawasan itu dapat menjadi zona perang jika pemerintah Barat tidak mengambil tindakan.

Kenapa Rusia  mencoba untuk menguasai Artik?

Para pakar berpendapat bahwa Moskow menginginkan akses ke sumber daya Hidrokarbon di wilayah tersebut. Hidrokarbon merupakan sumber mayoritas bagi minyak bumi dan gas alam. Menguasai sumber daya tersebut akan sangat menguntungkan Rusia. Saya kira masuk akal, coba saja lihat bagaimana Rusia mempersenjatai pasokan energinya melawan sanksi Barat. Rusia tahu betul bahwa energi merupakan komoditi fatal dalam persaingan kontra Barat.

Sebenarnya Rusia bahkan telah menandatangani klaim dengan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) untuk mendapatkan hak hukum atas kekayaan Artik yang katanya melimpah. Wilayah tersebut punya sumber daya yang belum dimanfaatkan. Termasuk unsur-unsur Bumi Langka yang penting.

Rusia dan China diisukan ingin mengejar sumber daya ini. Deposit mineral Artik diperkirakan senilai lebih dari 30 triliun dolar. Penelitian menunjukkan bahwa sepertiga dari gas alam dunia yang belum ditemukan terletak di Kutub Utara. Jadi tidak mengherankan jika kedua negara ini ingin memonopoli kawasan ini.

Bagaimana reaksi negara-negara lain terhadap kesepakatan baru ini? Negara-negara Arktik tidak  yakin tentang perjanjian maritime baru ini. Anggota Dewan Arktik sebenarnya telah menolak untuk berurusan dengan Moskow, terutama setelah invasi Putin ke Ukraina.

Dewan Arktik dewan saat ini punya tujuh anggota yaitu Amerika Serikat, Rusia, Kanada, Denmark, Finlandia, Islandia, Swedia, dan Norwegia.

Dewan ini merupakan organisasi yang menangani masalah mengenai wilayah Arktik dan penduduk aslinya.

Tapi Rusia tidak lagi menjadi anggota tetap. Dan Dewan memutuskan untuk menghentikan 130 operasi kolaboratif dan komunikasi dengan Moskow.

Hal ini menyebabkan Rusia  berkonsentrasi pada agenda Arktiknya sendiri. Hasilnya, kesepakatan Maritim baru dengan China. Para ahli mengatakan Moskow merasa terancam oleh NATO dan Dewan Arktik, sehingga meningkatkan kerja sama dengan China dan mitra non-barat lainnya seperti India. 

Tidak hanya Rusia yang memiliki agenda kuat sejauh menyangkut Kutub Utara, China telah mencari peran yang lebih besar dalam Urusan Arktik. Hal ini terjadi ketika hubungan politik dan ekonomi semakin dalam dengan Moskow. Para ahli mengatakan bahwa Rusia bisa menjadi rute terbaik China untuk mendapatkan pengaruh yang lebih besar di kawasan Artik.

China yang telah menyatakan diri sebagai "Near-Artic Satate" atau "negara dekat-arktik". Tujuannya untuk merebut akses ke jalur pelayaran dan sumber daya Arktik. Beijing bahkan telah mengusulkan Jalur Sutra di atas es. Dan ini akan menjadi jaringan besar pada jalur Arktik yang dimiliki Cina. 

China juga sudah mengklaim diri sebagai pemangku kepentingan dalam urusan Arktik. Beijing beralasan bahwa bahwa perubahan iklim di kawasan itu akan berdampak langsung terhadap lingkungan dan ekonominya.

Beijing mengatakan bahwa negara mereka menjunjung tinggi misi penting untuk mempromosikan perdamaian dan keamanan di kawasan Kutub.

Jadi apa iya inilah tujuan kesepakatan Maritim yang baru dengan Rusia? Untuk menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan Artik? Sebaliknya, persaingan sengit atas Kutub Utara tampaknya tidak ikut memanas. Faktanya, upaya Rusia dan China untuk mendominasi wilayah tersebut dapat meningkatkan ketegangan antara barat dan Rusia.

Menengok ke belakang, hal-hal yang mengarah pada keinginan akan sumber daya alam akan berubah menjadi konflik yang memanas.  Jadi, akankah Arktik menjadi Medan Pertempuran berikutnya? (SEMOGA TIDAK).

Sumber: SCMP

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun