Platform berkicau lagi kacau akhir-akhir ini. PHK massal Elon musk tidak berjalan sesuai rencana. Minggu lalu Bos baru Twitter itu memecat hampir 50 persen Tenaga Kerja.Â
Beberapa dari mereka dipanggil kembali. Beberapa platform berita ternama lagi hangat-hangatnya melaporkan kekacauan di media sosial berlogo burung biru tersebut.
Majalah Fortune melaporkan kalau diam-diam pejabat Twitter menghubungi beberapa mantan karyawan untuk merekrut mereka kembali. Ada lusinan mantan karyawan yang dihubungi Twitter.
Jadi tiba-tiba Twitter menyadari kalau perusahaan masih butuh karyawannya. Setelah semua pemecatan, kenapa Twitter tiba-tiba memanggil kembali karyawannya? apa yang salah?
Ada beberapa penjelasan. Jadi ada karyawan yang salah diberhentikan karena perusahaan masih sangat membutuhkan tenaga mereka. Sisanya lagi mungkin hanya korban dari strategi pemberhentian yang buruk.
Jadi Musk ingin menambahkan beberapa fitur baru sehingga manajemen menyadari kesalahannya memecat karyawan yang bisa merealisasi keinginan bos.
Pada ajang Baron Funds Conference tanggal 5 November, musk bilang kalau PHK ini perlu dilakukan karena "Twitter sedang mengalami tantangan pendapatan yang cukup serius sebelum pembicaraan akuisisi itu dimulai. Dan perusahaan mana pun yang bergantung pada periklanan mengalami kesulitan.Â
Twitter saat ini lebih rentan daripada perusahaan lain terhadap iklan karena sebagian besar pengiklan utama adalah pengiklan merek besar dibandingkan dengan sponsor langsung."
Dalam lanjutannya, Musk menjelaskan bahwa pengiklan tidak yakin tentang rencananya. Sejak minggu lalu, banyak stakeholder utama telah bertemu musk secara pribadi. Dalam kesempatan tersebut Chief Twit belum bisa meyakinkan para pengiklan utama.
Platform berita asal New York, Adweek, melaporkan daftar panjang kekhawatiran para pengiklan pada wajah baru Twitter, namun Musk tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Musk tidak dapat menjelaskan pendekatannya terhadap moderasi konten yang sering dibicarakannya berulang kali.
Musk berpartisipasi aktif dalam pertemuan dengan para pengiklan tetapi menurut salah satu pejabat rencananya kurang detail.Â
Menurut salah satu sumber yang melapor pada Adweek, Musk tidak menjawab beberapa pertanyaan tentang rencananya untuk periklanan di Twitter, termasuk apakah iklan tembakau akan diizinkan.
Kata-kata kasar miliader berusia 51 tahun itu terhadap pengiklan juga tidak banyak membantu. Coba saja simak kata-katanya di Baron Fuunds Conference bulan ini.
"Baru-baru ini saya memiliki banyak kesulitan dengan kelompok aktivis yang menekan pengiklan besar untuk berhenti menghabiskan uang di Twitter. Meskipun kami melakukan segala kemungkinan untuk  dan untuk memperjelas bahwa aturan moderasi dan aturan perilaku yang dapat diterima tidak berubah dan kami terus menegakkannya, sejumlah pengiklan besar telah berhenti berbelanja di Twitter."
Jadi Elon Musk mengakui bahwa Twitter  kehilangan pengiklan. Termasuk beberapa nama besar General Motors, Audi, dan perusahaan makanan General Mills menjeda iklannya di Twitter.Â
Beberapa Biro iklan juga membatalkan pesanan iklan mereka dari Twitter. Biro iklan yang mewakili perusahaan seperti Sony, Nestle, Subway, dan Mazda 2 tidak lagi beriklan di Twitter.
Jadi Musk sedang menghadapi situasi yang benar-benar berantakan. Langkah-langkah yang dilakukan Musk untuk menaikan garis keterpurukan Twitter terlihat belum banyak membantu.Â
Menjual verifikasi  biru seharga delapan dolar, dan PHK untuk memangkas pengeluaran gaji diharapkan dapat menyehatkan Twitter secara finansial.
Tapi sepertinya Musk memang harus menampilkan urgensi seperti itu karena ada tagihan yang harus dihadapinya. Tagihan besar malah.Â
Pasalnya, Forbes melaporkan bahwa Musk telah meminjam sekitar 13 miliar dolar dari Bank untuk membeli Twitter. Untuk bunganya saja, Musk musti merogoh kocek hampir 1 miliar dolar per tahun hanya untuk membeli Twitter
Bisa dibilang Musk penjudi nekat. Bagaimana tidak, Sebelum mengakuisisi Twitter, perusahaan tersebut telah merugi, sangat.. sangat merugi malahan.Â
Pada bulan Juni, perusahaan tersebut mencatat pengeluaran sebesar 270 juta dolar, dengan hanya menerima pendapatan sebesar 1,8 juta dolar.
Angka-angka jadi masalah besar bagi Elon Musk sekarang. Menurut perhitungan Forbes, jangankan bayar utang, Twitter bahkan kesulitan bayar bunganya saja, kecuali Musk musti merogoh sumber pendapatan lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H