Musk berpartisipasi aktif dalam pertemuan dengan para pengiklan tetapi menurut salah satu pejabat rencananya kurang detail.Â
Menurut salah satu sumber yang melapor pada Adweek, Musk tidak menjawab beberapa pertanyaan tentang rencananya untuk periklanan di Twitter, termasuk apakah iklan tembakau akan diizinkan.
Kata-kata kasar miliader berusia 51 tahun itu terhadap pengiklan juga tidak banyak membantu. Coba saja simak kata-katanya di Baron Fuunds Conference bulan ini.
"Baru-baru ini saya memiliki banyak kesulitan dengan kelompok aktivis yang menekan pengiklan besar untuk berhenti menghabiskan uang di Twitter. Meskipun kami melakukan segala kemungkinan untuk  dan untuk memperjelas bahwa aturan moderasi dan aturan perilaku yang dapat diterima tidak berubah dan kami terus menegakkannya, sejumlah pengiklan besar telah berhenti berbelanja di Twitter."
Jadi Elon Musk mengakui bahwa Twitter  kehilangan pengiklan. Termasuk beberapa nama besar General Motors, Audi, dan perusahaan makanan General Mills menjeda iklannya di Twitter.Â
Beberapa Biro iklan juga membatalkan pesanan iklan mereka dari Twitter. Biro iklan yang mewakili perusahaan seperti Sony, Nestle, Subway, dan Mazda 2 tidak lagi beriklan di Twitter.
Jadi Musk sedang menghadapi situasi yang benar-benar berantakan. Langkah-langkah yang dilakukan Musk untuk menaikan garis keterpurukan Twitter terlihat belum banyak membantu.Â
Menjual verifikasi  biru seharga delapan dolar, dan PHK untuk memangkas pengeluaran gaji diharapkan dapat menyehatkan Twitter secara finansial.
Tapi sepertinya Musk memang harus menampilkan urgensi seperti itu karena ada tagihan yang harus dihadapinya. Tagihan besar malah.Â
Pasalnya, Forbes melaporkan bahwa Musk telah meminjam sekitar 13 miliar dolar dari Bank untuk membeli Twitter. Untuk bunganya saja, Musk musti merogoh kocek hampir 1 miliar dolar per tahun hanya untuk membeli Twitter
Bisa dibilang Musk penjudi nekat. Bagaimana tidak, Sebelum mengakuisisi Twitter, perusahaan tersebut telah merugi, sangat.. sangat merugi malahan.Â