Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Tensi Meningkat di Semenanjung Korea, AS dan Korsel Perpanjang Vigilant Storm

6 November 2022   06:29 Diperbarui: 9 November 2022   17:25 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jet tempur F-35B Angkatan Udara AS ambil bagian dalam latihan udara bersama Korea Selatan dan AS di pangkalan udara di Gunsan, Korea Selatan, 1 November 2022. Yonhap via REUTERS

Ketegangan meningkat di Semenanjung Korea. Kemarin militer Korea Selatan mengacak-acak Jet tempur miliknya, setelah mendeteksi 118 pesawat tempur Korea Utara di dekat perbatasannya.

juga ada penembakan artileri. Menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, pesawat Korea Utara terdeteksi di sepanjang pantai timur dan barat Korea Selatan, Namun tidak ada pesawat yang melanggar Garis Aksi Taktis (tactical action line), yang merupakan garis virtual yang ditunjuk oleh militer Korea Selatan. Garis tersebut terletak 20 hingga 50 kilometer di utara zona demiliterisasi  dan garis batas utara. Garis Aksi Taktis dibuat untuk memberi Korea Selatan cukup waktu untuk bereaksi ketika ada serangan.

Garis ini tidak dilanggar, meskipun beberapa Laporan mengatakan bahwa beberapa pergerakan pesawat Korut cukup dekat dengan zona demiliterisasi yang memisahkan dua Korea. Pergerakan pesawat Korut terdeteksi  antara jam 11 pagi dan jam 3 sore waktu setempat.

Korea Selatan menanggapi dengan mengudarakan 80 pesawat tempurnya. Di antaranya termasuk pesawat tempur siluman F-35.

Situasi di Semenanjung Korea sedang memanas belakangan ini. Sebulan yang lalu juga Korsel mengudarakan Jetnya ini  setelah 10 pesawat perang Korut melakukan manuver serupa. Kemudian pada tanggal 2 November, Korut menembakkan setidaknya 23 rudal. Pada tanggal 3 November Korea Utara menembakkan beberapa rudal ke laut. Para ahli mengatakan bahwa mungkin salah satu ICBMS atau rudal balistik antarbenua Korut gagal.

Jadi, kenapa Korea Utara mencoba untuk meningkatkan ketegangan dengan Korsel? Korut mengatakan jika semua itu merupakan tanggapan atas latihan Waspada Badai (Vigilant Storm Drills) antara Washington dan Seoul. Latihan bersama antara Amerika Serikat dan Korea Selatan tersebut merupakan yang terbesar antara kedua negara tersebut.

Latihan ini dimulai pada hari Senin. 245 jet tempur diluncurkan. Ada juga pesawat militer lainnya. Bersama-sama mereka melakukan sekitarv1600 misi bersama. Korea Utara mengecam latihan ini. Pyongyang mengatakan latihan itu sebenarnya merupakan persiapan untuk melakukan serangan ke Korea Utara.

Tanggapan Korut itu tidak banyak membantu karena Korsel dan AS memperpanjang latihan udara sebagai tanggapan atas niat eskalasi. Pyongyang menanggapi keputusan itu dengan menembakkan tiga rudal balistik jarak dekat. Korea Utara juga menyebut perpanjangan itu sebagai pilihan yang sangat "salah dan berbahaya".

Kemudian sekitar pukul 11.30 malam waktu setempat kemarin, Korea Utara menembakkan sekitar 80 peluru artileri ke zona penyangga maritime. Korsel mengatakan serangan itu merupakan pelanggaran perjanjian 2018 yang membentuk zona penyangga guna mengurangi ketegangan di semenanjung Korea.

Dalam dua hari terakhir Pyongyang telah menembakkan sekitar 30 rudal. Salah satunya mendarat di dekat perairan teritorial Korea Selatan. Perlu dicatat bahwa serangan seperti ini belum pernah terjadi sejak 1953. Seoul menanggapinya sebagai sebuah serangan ke teritorinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun