Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

40+ Tahun Emoji, Apa yang Perlu Ditingkatkan?

20 September 2022   14:59 Diperbarui: 20 Maret 2024   11:19 2182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun 2010 mereka berusaha untuk membakukan Emoji. Kemudian pada tahun 2011 Apple merilis keyboard Emoji pertama mereka di luar Jepang. dan sisanya seperti yang mereka katakan adalah sejarah

Dalam dekade terakhir, kita melihat munculnya ribuan varietas baru Emoji. Tidak hanya mewakili emosi, kini Emoji juga mewakili situasi, negara dan makanan.

Melihat sejarahnya, mengapa Emoji berkembang pesat?

Satu alasannya adalah jenis percakapan internet bikin obrolan jarak jauh menjadi (terlalu) mudah diakses. Kini kita bisa berbincang dengan orang di mana saja di seluruh dunia kapan pun kita mau. Tapi ada kekurangannya karena kita tidak bisa melihat wajah orangnya, bahasa tubuhnya, ekspresi atau nada suaranya. 

Contoh kata sederhananya "oke", bisa dikatakan dalam banyak hal. Ada "oke" bahagia, ada ""oke" pasrah, ada "oke" tidak puas, dan tentu saja ada "oke" tidak tertarik. Tapi di media sosial semua  "oke sama saja saat kita tidak bisa melihat orangnya. Yang bisa dibaca hanya kata "oke". Dari situlah muncul Emoji.

Hanya dengan satu Emoji kita bisa mengubah arti dari kata-kata yang diucapkan. Satu karakter lebih bisa mewakili maksud yang ingin kita sampaikan daripada deretan kalimat. Sehingga secara alami orang-orang menyukainya. Bahkan kamus merayakannya. 

Pada tahun 2015 kamus Oxford memilih Emoji sebagai word of the year, Emoji yang dengan wajah tertawa terbahak-bahak sampai meneteskan air mata, atau yang biasa kita kenal dengan LOL (Laugh Out Loud).

Jadi kalau dipikir-pikir, Emoji mengatakan banyak hal. Emoji tidak hanya mengutarakan kalau kita sedang tersenyum, tapi juga tertawa terbahak-bahak sampai meneteskan air mata (cuma mau bilang semoga berhasil mengungkapkannya dengan kata-kata).

Saat merayakan 40 Tahun Emoji, kita juga harus memikirkan bagaimana Emoji seharusnya Emoji di-update ke depannya. Ada dua hal yang bisa saya pikirkan.

Pertama adalah keragaman dan inklusivitas. Perusahaan teknologi sudah melakukannya. Sekarang kita punya Emoji untuk ras yang berbeda sampai pasangan sesama jenis. Tapi tentu saja selalu ada tuntutan untuk lebih banyak peningkatan.

Sebuah jajak pendapat tahun 2021 mempelajari 7.000 pengguna Emoji. 83 persen dari mereka ingin lebih inklusif sebagai sebuah platform. Misalnya, penyandang disabilitas hampir tidak ada Emoji yang tersedia untuk komunitas penyandang disabilitas. Jadi mereka ingin lebih banyak objek bantuan ditambahkan seperti kursi roda atau tongkat jalan, atau alat bantu dengar. Beberapa dari tuntutan ini berhasil diterima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun