Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

AS Gagas "Friendshoring" untuk Atasi Gangguan Rantai Pasok

5 September 2022   19:43 Diperbarui: 8 September 2022   03:43 1939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden AS Joe Biden mengunjungi Samsung Electronic Pyeongtaek di Pyeongtaek pada Jumat 20 Mei 2022. (Foto: AFP) 

Apalagi negara tersebut punya bahan baku siap pakai, infrastruktur siap pakai, kumpulan pekerja terampil, aturan tenaga kerja yang lunak. Karena  semua ini membantu bisnis amerika menghemat uang dan meningkatkan ekspor.

Menurut survei, untuk setiap dolar yang dihabiskan di luar negeri,  bisnis AS menabung lebih dari 58% dalam ROI (return of investment). 

Merek amerika kemudian menggunakan tabungan ini dan menginvestasikannya kembali ke dalam ekonomi mereka yaitu dengan membuka lebih banyak pabrik dan melakukan lebih banyak investasi di luar negeri.

Presiden AS Joe Biden mengunjungi Samsung Electronic Pyeongtaek di Pyeongtaek pada Jumat 20 Mei 2022. (Foto: AFP) 
Presiden AS Joe Biden mengunjungi Samsung Electronic Pyeongtaek di Pyeongtaek pada Jumat 20 Mei 2022. (Foto: AFP) 

Inilah kisah selama lebih dari empat dekade. Merek-merek AS menjelajahi seluruh dunia dan memperluas pasar mereka ke negara mana pun yang memberi mereka kombinasi terbaik dari kecepatan, harga, dan  kualitas produksi.

Kini AS mengubah model bisnisnya sendiri. Paman Sam tidak lagi ingin melakukan offshoring ke luar negeri.  Sekarang AS ingin firendshoring, nearshoring, atau reshoring. Peristiwa-peristiwa tiga tahun belakangan menunjukkan atau meyakinkan kalau mengamankan rantai pasokan menjadi satu-satunya niat di balik kebijakan baru AS.

Ataukah ada tujuan lain dari kebijakan baru AS ini? Bagi beberapa analis, ini menandakan kembalinya perang dingin. Pada tahun 1960-an, baik AS dan Uni Soviet melakukan offshoring hanya ke negara-negara sekutu. Keduanya memiliki zona pengaruhnya masing-masing. 

Mau tidak mau, negara-negara lain terpaksa untuk menyelaraskan diri dengan salah satu blok dan berhenti melakukan bisnis dan perdagangan dengan blok sebelah.

Sekarang tampaknya terulang lagi. Strategi yang sama dengan nama baru. Pertanyaannya adalah apakah akan berhasil kali ini? Apakah friendshoring adalah apa yang dibutuhkan dunia saat ini?

Kita hidup di zaman keemasan globalisasi. Konsep pilih-pilih teman bertentangan dengan esensi globalisasi. Ada tiga hal yang akan berdampak pada tatanan dunia jika dunia kembali pada era "blok-blokan". 

Satu, friendshoring akan merusak perdagangan global yang bebas dan adil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun