Drone tersebut merupakan drone kamikaze yang menembaki tentara Rusia yang berada di dalam fasilitas nuklir. Tiga orang tentara Rusia tewas 12 terluka, dan sejak itu kedua belah pihak saling melancarkan serangan.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang merupakan badan pengawas nuklir global mengatakan pasokan listrik untuk reaktor nuklir terkena.Â
Kerusakan pasokan listrik merupakan masalah yang sangat serius karena daya yang konstan sangat penting bagi setiap reaktor. Pembangkit nuklir membutuhkan sirkulasi air yang konstan untuk mendinginkan intinya.Â
Untuk itu setiap reaktor nuklir membutuhkan pompa air dan pompa ini menggunakan listrik. Itulah sebabnya kerusakan pasokan daya ke reaktor menjadi perhatian IAEA.Â
Belum jelas siapa yang berada di balik serangan tersebut atau apakah sudah diperbaiki. Yang jelas, berita buruknya sekarang adalah ada bahan peledak di dalam fasilitas nuklir kemudian ada roket yang ditembakkan ke sana tapi tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab.
Minggu ini Rusia menembakkan roket dari Zaporizhzhia. Roket tersebut menghantam daerah pemukiman. 14 warga sipil tewas. Kemudian mereka melancarkan serangan lagi kemarin.
Bagaimana dunia menanggapinya?
IAEA menyalakan alarm panik.
Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi berkomentar kepada Dewan Keamanan PBB "ini adalah waktu yang serius. (Negara-negara) great power dan IAEA harus diizinkan untuk melakukan misi sesegera mungkin.Â
IAEA telah siap untuk melakukan misi seperti itu sejak Juni. Ketika kami siap untuk beraksi tapi sayangnya karena faktor politik dan pertimbangan lain, (misi) itu tidak mungkin dilakukan." Dikutip dari Global News.
Dunia sedang menghadapi krisis nuklir dan sayangnya seruan IAEA jatuh ke telinga tuli. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam bahwa Rusia telah melakukan pemerasan nuklir. Setelah gas, kali ini Rusia menggunakan fasilitas nuklir sebagai senjata.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!