Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Memahami Krisis Cina-Taiwan, Kenapa Xi Jinping Terobsesi dengan Taiwan?

8 Agustus 2022   08:41 Diperbarui: 8 Agustus 2022   19:02 1790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar dari Reuters via SCMP)

Taiwan mengalami ledakan ekonomi.Para pekerja dieksploitasi dan ada aturan militer ketat. Hasilnya, ekspor Taiwan meningkat drastis. Saat itu adalah eranya "Made in Taiwan".

Tapi segera keberuntungan Taiwan habis. Perang dingin menggelegak dan Cina-nya Mao menjadi penting secara strategis bagi AS.

Karena RRC menjadi prioritas Amerika, tampaknya prioritas dunia ikut berubah juga. Pada tahun 1971 PBB memilih untuk mengakui Beijing sebagai the real Cina. Mereka membuang Taiwan dari daftar negara PBB.

Chiang Kai-shek meninggal pada tahun 1975. Satu tahun kemudian Mao Zedong meninggal juga. kemudian Xiaoping menjadi pemimpin Cina. Dia mulai membuka Cina ke dunia. 

Sepuluh tahun kemudian hubungan membaik antara Cina dan Taiwan. Orang Taiwan diizinkan untuk mengunjungi keluarga di kedua sisi, Cina dan Taiwan. Perdagangan melintasi selat juga meningkat, tetapi sementara ikatan ekonomi semakin dalam begitu pula perpecahan budaya, terus memburuk. Orang di Taiwan mulai diidentifikasi sebagai orang Taiwan bukannya orang Cina.

Pertemuan diadakan di Hong Kong pada tahun 1992. Kedua belah pihak Beijing dan Taipei menyepakati satu Cina (One China).

Tetapi masalahnya, kesepakatan tersebut merupakan konsensus verbal jadi interpretasinya bervariasi.

Versi partai komunis Cina, satu Cina berarti dua sisi selat milik satu cina dan  Cina ini diperintah oleh Beijing dan mereka akan bekerja sama dengan Taiwan untuk mencari reunifikasi nasional. Jadi begitulah pandangan Beijing, tetapi Taiwan memahaminya berbeda. Ingat, sementara Cina diperintah oleh partai komunis, Taiwan adalah demokrasi dengan banyak partai. 

Pada tahun 2000 Taiwan  memilih Chen Sui Ban sebagai presidennya. Chen merupakan politikus dari Partai Rakyat Demokrasi dan partai ini secara terbuka mendukung kemerdekaan Taiwan.

Cina tidak bersiap menerima kejutan. Jadi Beijing mengesahkan undang-undang baru yaitu undang-undang anti-pemisahan pada 14 Maret 2005. Pada dasarnya mengatakan bahwa Cina dapat menggunakan kekuatan untuk mempertahankan Taiwan. 

Pada tahun 2014, puluhan ribu mahasiswa berkumpul di depan parlemen Taiwan. Mereka mulai memprotes ratifikasi perjanjian perdagangan dengan Cina. Para mahasiswa menangis. Mereka menuntut transparansi karena Taiwan adalah negara demokrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun