Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Saham Perusahaan Pertahanan Melonjak di Tengah Perang Ukraina

31 Maret 2022   01:39 Diperbarui: 31 Maret 2022   01:44 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lima negara yang menjual lebih dari 75%  total penjualan senjata global (olah pribadi)

Paruh kedua menjual lebih dari 14% dari total senjata seluruh dunia. Sisa dari seluruh negara di dunia hanya mengumpulkan penjualan kurang dari 10%. 

Lima negara yang menjual 14,4 persen dari total penjualan senjata global (olah pribadi)
Lima negara yang menjual 14,4 persen dari total penjualan senjata global (olah pribadi)

Berapa posisi Indonesia Indonesia dalam angka penjualan senjata global? Indonesia menjual kurang dari 0,1% dari total penjualan senjata global.  

Jadi, setiap kali perang pecah, 10 negara yang ditandai di peta di atas akan mendapat untung paling banyak. 

Tetapi baru-baru ini media Haaretz yang berbasis di Israel menerbitkan sebuah laporan yang mengatakan bahwa industri pertahanan Israel akan menjadi pemenang awal perang Ukraina.
Israel menikmati sekitar 3% dari penjualan senjata global. 

Memang iya, jauh di belakang AS atau Rusia, tetapi publikasi ini ada benarnya.
Dilansir dari DW, Jerman sedang mempertimbangkan untuk membeli sistem pertahanan rudal berbasis sistem Arrow 3 buatan Israel, yang mampu menangkal rudal balistik jarak jauh. 

Beginilah cara kerja ekonomi saat peperangan berlangsung. Ada demand, ada keuntungan. Dan demand yang melonjak saat peperangan adalah senjata. 

Artikel singkat ini hanya menceritakan salah satu gambaran kecil, cerita yang lebih besar akan lebih menceritakan tentang kebenaran pahit bahwa:

"Perang itu berdarah, tapi bagus untuk bisnis."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun