Ronde I, Ukraina melayangkan pukulan via narasi yang mengatakan bahawa tentara mereka berhasil mempertahankan tanah airnya.Â
Rusia menangkis (sekaligus melayangkan) pukulan lewat narasi yang mengatakan bahwa pasukan Rusia mencapai pinggiran Kiev hanya dalam dua hari.Â
Ronde II, Ukraina melayangkan narasi tentang pasukan Rusia yang mengalami kesulitan dan bergerak lambat. Rusia membalas lewat sebuah sindiran "bagaimana Anda mampu mengukur kecepatan dan langkah Rusia tanpa akses ke rencana pertempuran Rusia?"
Dan seterusnya, keduanya masih bertarung di atas ring.Â
Selain narasi dari kedua pelaku perang, ada juga narasi ke-tiga yang pada dasarnya merupakan biner moral, benar dan/atau salah. Apa pun yang dikatakan barat benar dan siapa pun yang tidak menerima narasi ini akan dicap "sedang mencoba merusak kedaulatan Ukraina".Â
Semua narasi ini bisa diuji, harus diuji malahan.Â
Di era media sosial, informasi tanpa filter membentuk opini. Lebih buruk lagi, media sosial bukanlah lapangan permainan yang adil. Karena dikendalikan oleh barat.Â
Saya menyinggung raksasa media digital seperti Twitter, Facebook, YouTube, Google, dan Apple. Perusahaan-perusahaan swasta ini telah secara terbuka bersekutu dengan barat. Mereka mendorong narasi barat dan membatasi cerita dari sisi Rusia.Â
Raksasa-raksasa ini telah menyetujui untuk menjatuhkan sanksi digital kepada Rusia. Ingat, tidak ada sanksi pemerintah yang memaksa perusahaan teknologi untuk menghukum Rusia. Tidak ada kewajiban hukum atau peraturan yang memerintahkan perusahaan-perusahaan ini untuk memihak.Â
Jadi, perusahaan-perusahaan ini memihak berdasarkan perspektif stakeholder di masing-masing perusahaan.Â