Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Putin Harap Bantuan India Selamatkan Sektor Energi

12 Maret 2022   20:18 Diperbarui: 18 Maret 2022   23:19 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Invasi Rusia ke Ukraina memasuki hari ke-17. Secara finansial, ongkos perang yang meningkat terus-menerus menguras perbendaharaan Rusia.

Sanksi telah mengisolasi rusia dari pasar global. Putin sangat membutuhkan bantuan dan berharap pertolongan India.

Hari ini (12/3), deputi perdana menteri Rusia Alexander Novak berbicara melalui panggilan telepon dengan menteri perminyakan India Hardeep Singh Puri, dilansir dari The Hindu. Secara umum, mereka berdiskusi tentang energi. Rusia berharap dua hal: Pertama, investasi India di sektor minyak dan gas Rusia. Ke-dua, pembelian minyak Rusia. Sederhananya, Moskow menginginkan keringanan sanksi dari India.

Rusia membutuhkan investasi untuk mengembangkan ladang minyaknya. Sebelum sanksi perusahaan barat membantu. Perusahaan seperti Shell dan BP memompa jutaan dolar ke Rusia. Sekarang, setelah keran ditutup karena sanksi, AS berhenti membeli minyak Rusia. Perusahaan mereka ditarik keluar dari Rusia. Jadi Moskow sedang mencari opsi lain, yang bikin India sakit kepala.

Di satu sisi, ada uang besar yang menanti karena minyak Rusia merupakan investasi paling menguntungkan sekarang. Kenapa? Karena harganya murah dan tidak ada yang mau beli. Jadi, India bisa beli minyak murah Rusia lalu menjualnya dengan harga tinggi sesuai harga pasar sekarang. Namun pada saat yang sama ada risiko yang melekat.

Bagaimana jika India terjebak dalam baku tembak? Kerjasama minyak dan gas alam India ini atau ONGC punya saham di proyek Sakhalin-1, sekitar 20 saham. Jadi, ONGC menjual saham minyak melalui tender.

Kali ini 11 pihak menunjukkan minat tapi ketika tender ditutup pada hari Kamis (10/3), tidak ada tawaran. Laporan mengatakan 11 pihak tersebut mengirim permintaan maaf.

Minyak Rusia sangat rentan sekarang, siapa saja masih bisa membelinya tetapi berisiko besar.

Kembali ke ONGC, apa yang bisa mereka lakukan dengan minyak ini?

Salah satu solusinya adalah mengirimkannya ke India. ONGC punya kilang yang dapat memproses minyak. Tetapi dalam jangka panjang, apakah operasi ini menguntungkan?

Perusahaan milik negara India telah menginvestasikan 16 miliar dolar di sektor energi Rusia, tapi itu sebelum perang, sekarang rencananya telah berubah.

Laporan mengatakan perusahaan India waspada terhadap investasi dalam waktu dekat. Mereka ingin melihat bagaimana situasi ke depan. Sama dengan pembelian, India adalah importir minyak terbesar ketiga di dunia. Sekitar 85 persen minyak India berasal dari luar negeri. Begitupun gas alam, India mengimpor 55 % gas alam dari luar negeri. Sehingga harga minyak mentah yang lebih tinggi akan merugikan India, dan di sinilah Moskow ingin memanfaatkan situasi.

Semua minyak Rusia yang tidak laku itu harus dijual ke suatu tempat, jadi kenapa tidak India saja?

Setidaknya begitulah perhitungan Rusia. Menurut laporan, Rusia mempermanis kesepakatan yang menawarkan semua jenis insentif dan diskon. Apakah India berencana untuk mengambil tawaran tersebut? Sekali lagi, bukan hanya Putin yang sakit kepala, India juga. Jadi, harga minyak yang di-diskon tinggi pasti akan membantu.

Tetapi bagaimana dengan resikonya?
Minyak adalah investasi multi-juta dolar, artinya butuh pengiriman multi-juta dollar. Apakah minyak ini akan mendapatkan perlindungan asuransi? dan jika dapat asuransi, seberapa mahal perlindungan asuransi tersebut pada saat perang?

Menteri keuangan India Nirmala Sitharaman mengatakan bahwa aritmatika-nya cukup sederhana: jika asuransi terlalu mahal, diskonnya menjadi sia-sia, sehingga India punya dua opsi: pilih minyak Rusia atau mencari sumber alternatif.

Dan angka-angka ini akan mempengaruhi keputusan India. Saat ini, 17 persen minyak india berasal dari Irak, 16 dari Arab Saudi, 14 dari UAE, sembilan persen dari Amerika Serikat. Bagaimana dengan Rusia? Kurang dari tiga persen.

Persentase impor minyak India berdasarkan negara. (Sumber: Financial Times)
Persentase impor minyak India berdasarkan negara. (Sumber: Financial Times)

Itu adalah masalah keuangan tetapi pilihan ini bukan hanya tentang angka, namun juga tentang politik. Sejauh ini India telah menolak untuk memihak dalam perang Rusia vs Ukraina, dan keputusan itu mengganggu anggota parlemen Amerika. Ada divisi yang muncul di Washington DC. Satu kubu tidak bisa menerima pilihan India dan ingin New Delhi mengutuk invasi Rusia. Kubu satunya lagi lebih sopan dan memahami hubungan lama India dengan Rusia. Pertanyaannya adalah kubu mana yang lebih kuat? 

Sejauh ini pemerintahan Biden telah mengambil sikap lunak. Ini yang dikatakan pejabat Pentagon Ely Ratner yang saya kutip dari Swarajaya:

"Kami menyadari bahwa India punya sejarah dan hubungan yang rumit dengan Rusia. Kabar baiknya adalah bahwa mereka sedang dalam proses multi-tahun untuk mendiversifikasi pembelian senjata mereka (agar) jauh dari Rusia. Itu akan memakan waktu tetapi mereka jelas berkomitmen untuk melakukannya."

Jadi, apakah Joe Biden menerima hubungan India dengan Rusia? atau apakah Biden sedang memberi waktu bagi India untuk memisahkan diri dengan Rusia?

Nyatanya, kedua pertanyaan ini tidak sama. Hubungan India dengan Moskow tidak mulai dengan Vladimir Putin sehingga setiap pemikiran ulang strategis akan didasarkan pada kepentingan nasional India.

Dan prinsip ini berlaku untuk Rusia dan AS. Tidak seperti China, India belum mendukung invasi Putin dan tidak sedang mengantri untuk beli minyak Rusia. Pada saat yang sama India telah menjauh dari politik blok NATO.

Apakah India mulai menerapkan netralitas atau non-blok 2.0? Pendapat saya masih sama dengan artikel sebelumnya Reaksi Pemimpin-Pemimpin Dunia Menanggapi Perang Rusia vs Ukraina, keputusan India didasarkan pada kepentingan nasionalnya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun