Perusahaan milik negara India telah menginvestasikan 16 miliar dolar di sektor energi Rusia, tapi itu sebelum perang, sekarang rencananya telah berubah.
Laporan mengatakan perusahaan India waspada terhadap investasi dalam waktu dekat. Mereka ingin melihat bagaimana situasi ke depan. Sama dengan pembelian, India adalah importir minyak terbesar ketiga di dunia. Sekitar 85 persen minyak India berasal dari luar negeri. Begitupun gas alam, India mengimpor 55 % gas alam dari luar negeri. Sehingga harga minyak mentah yang lebih tinggi akan merugikan India, dan di sinilah Moskow ingin memanfaatkan situasi.
Semua minyak Rusia yang tidak laku itu harus dijual ke suatu tempat, jadi kenapa tidak India saja?
Setidaknya begitulah perhitungan Rusia. Menurut laporan, Rusia mempermanis kesepakatan yang menawarkan semua jenis insentif dan diskon. Apakah India berencana untuk mengambil tawaran tersebut? Sekali lagi, bukan hanya Putin yang sakit kepala, India juga. Jadi, harga minyak yang di-diskon tinggi pasti akan membantu.
Tetapi bagaimana dengan resikonya?
Minyak adalah investasi multi-juta dolar, artinya butuh pengiriman multi-juta dollar. Apakah minyak ini akan mendapatkan perlindungan asuransi? dan jika dapat asuransi, seberapa mahal perlindungan asuransi tersebut pada saat perang?
Menteri keuangan India Nirmala Sitharaman mengatakan bahwa aritmatika-nya cukup sederhana: jika asuransi terlalu mahal, diskonnya menjadi sia-sia, sehingga India punya dua opsi: pilih minyak Rusia atau mencari sumber alternatif.
Dan angka-angka ini akan mempengaruhi keputusan India. Saat ini, 17 persen minyak india berasal dari Irak, 16 dari Arab Saudi, 14 dari UAE, sembilan persen dari Amerika Serikat. Bagaimana dengan Rusia? Kurang dari tiga persen.
Itu adalah masalah keuangan tetapi pilihan ini bukan hanya tentang angka, namun juga tentang politik. Sejauh ini India telah menolak untuk memihak dalam perang Rusia vs Ukraina, dan keputusan itu mengganggu anggota parlemen Amerika. Ada divisi yang muncul di Washington DC. Satu kubu tidak bisa menerima pilihan India dan ingin New Delhi mengutuk invasi Rusia. Kubu satunya lagi lebih sopan dan memahami hubungan lama India dengan Rusia. Pertanyaannya adalah kubu mana yang lebih kuat?Â
Sejauh ini pemerintahan Biden telah mengambil sikap lunak. Ini yang dikatakan pejabat Pentagon Ely Ratner yang saya kutip dari Swarajaya:
"Kami menyadari bahwa India punya sejarah dan hubungan yang rumit dengan Rusia. Kabar baiknya adalah bahwa mereka sedang dalam proses multi-tahun untuk mendiversifikasi pembelian senjata mereka (agar) jauh dari Rusia. Itu akan memakan waktu tetapi mereka jelas berkomitmen untuk melakukannya."