Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sanksi AS dan Eropa terhadap Rusia: Vodka Sama dalam Botol Baru?

25 Februari 2022   11:41 Diperbarui: 23 Maret 2022   14:13 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Barat tahu bahwa Rusia telah melakukan diversifikasi besar-besaran sejak 2014. Itu telah menjauh dari perbendaharaan dan dolar AS. Hari ini Euro dan emas menyumbang bagian yang lebih besar dari cadangan Rusia. Menteri luar negeri Rusia Sergey Lavrov baru-baru ini menepis sanksi barat, katanya Rusia sudah terbiasa dengan sanksi, "Kita tahu bahwa sanksi akan tetap dikenakan dengan cara apapun, dengan kasus apapun, dengan atau tanpa alasan." Kata Lavrov kedapa Reuters.

Jadi jangan buang waktu membahas sanksi ini lagi, jika negara-negara serius dalam menghukum Rusia apa yang bisa dilakukannya?

Inggris misalnya bisa menindak oligarki Rusia dan keluarga mereka yang tinggal di London, beberapa dari mereka bahkan punya paspor Inggris. Inggris juga bisa sanksi perusahaan Rusia, setidaknya 31 dari mereka terdaftar di bursa saham London. Pasar gabungan mereka  nilainya adalah 468 miliar pound atau setara 9.020 triliun rupiah. Saya rasa angka tersebut akan melukai Moskow.

Jika serius menghukum Rusia, Boris Johnson bisa mulai dengan membekukan perusahaan-perusahaan ini, yang mungkin membuat Rusia merenungkan kembali niat invasi, mungkin juga memberi Johnson beberapa poin politik yang sangat dibutuhkan di Inggris sekarang. Perdama Menteri Inggris itu dipanggil karena sanksinya yang setengah matang, para ahli mengatakannya kurang menggigit. Boris  Johnson tahu akan hal itu, begitu juga setiap pemimpin barat. Ada alasan mengapa negara-negara ini hanya menampar Rusia dengan sanksi simbolis karena memulai perang ekonomi atau perdagangan akan menjadi bumerang yang akan memukul industri energi barat. Dan jika itu terjadi bagaimana cara barat mendorong pertumbuhan mereka?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun