Dengan mengakui republik pemberontak, Putin telah menyegel nasib Ukraina. Artinya negara yang punya lebih banyak pemberontakan, pertikaian, dan pertumpahan darah bukan jenis negara yang akan direkrut NATO.
Lima, Vladimir Putin jadi punya strategi "bersih". Invasi selalu akan memakan biaya: ribuan nyawa hilang dan jutaan dolar dihabiskan. Jadi strategi ini jauh lebih aman. Putin bisa melatih dan mendanai  pemberontak secara terbuka tetapi tidak bertanggung jawab atas perang yang (akan) terjadi.
"Untuk mereka yang telah merebut kekuasaan di Kiev dan berpegang padanya, kami menuntut mereka menghentikan operasi militer segera jika tidak semua tanggung jawab untuk kemungkinan kelanjutan pertumpahan darah akan sepenuhnya di hati nurani dari rezim yang berkuasa di Kiev." kata Putin dalam pidato Senin.
Apa yang akan mengkhawatirkan Putin adalah tanggapan Eropa. Washington hanya melakukan sanksi kepada Donetsk dan Luhansk pada dasarnya para pemimpin pemberontak.
Masalahnya, pemberontak ini tidak punya kapal pesiar di Mediterania atau rekening bank Swiss sehingga gigitan Amerika ini terasa ompong. Meskipun telah memberi  kejutan seperti Jerman dengan Nord Stream, Inggris juga sedang memperingatkan sanksi konkret. Putin mungkin sudah salah memprediksi sanksi, karena sanksi datangnya dari Brussels bukannya Washington.
Apa yang terjadi selanjutnya tergantung pada reaksi Ukraina. Pada tahun 2014 mereka tidak bisa bereaksi dan hanya bisa mengkritik dan mengutuk tetapi ingat Rusia tetap mengendalikan Krimea.Â
Delapan tahun berlalu dan kali ini  Ukraina jauh lebih kuat dari sebelumnya, seperti yang ditunjukan presiden Zelensky dalam pidato kenegaraannya pada Hari Persatuan Ukraina tanggal 16, minggu lalu:
"kami berada di tanah kami, kami tidak takut pada siapa pun dan apa pun, kami tidak berutang apa pun kepada siapa pun, dan kami tidak akan memberikan apa pun kepada siapa pun, dan kami yakin akan hal itu. Karena hari ini bukan Februari 2014 tetapi Februari  2022. Negara yang berbeda dengan tentara yang berbeda tetapi tujuan yang sama, perdamaian. Perdamaian di Ukraina."
Sayangnya, "perdamaian di Ukraina" tampaknya masih tergantung pada Vladimir Putin. Rusia punya keunggulan strategis medan tempur karena sudah lebih dulu menguasai sudut-sudut penyerangan, ditambah dukungan lokal, dan (yang lebih terpenting) kini Putin punya alasan untuk menyerang.
***
Video pidato Senin Vladimir Putin bisa ditonton di sini.