Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

5 Keuntungan Putin Mendeklarasikan Republik Donbass

23 Februari 2022   20:57 Diperbarui: 13 Maret 2022   17:30 1443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumpulkan anggota Dewan Keamanan untuk menanyakan pendapat masing-masing mengenai pengakuan kemerdekaan Donetsk dan Luhansk. (Kremlin Press Office / Anadolu Agency via Getty Images/NBC News)

Vladimir Putin memenggal Ukraina sekali lagi, yang pertama pada tahun 2014, dan pada hari Senin (21/2) waktu Moskow dia melakukannya lagi, dengan mengakui dua republik yang memisahkan diri di timur Ukraina, yakni Donetsk (DPR) dan Luhansk (LPR).

Seperti biasa ini bukan tentang kebijakan, namun lebih tentang bagaimana kebijakan tersebut diumumkan. Kemarin malam presiden Rusia membuat kejutan dengan menyampaikan pidato prime time kepada orang-orangnya, jelas ada permainan besar yang ingin dimainkan di sana. 

Pertanyaannya, Sebesar apa yang bisa disimpulkan dari video 57 menit Vladimir Putin tanpa sensor itu? Keluhannya yang tak ada habisnya melawan barat, interpretasinya yang menyesatkan tentang sejarah, dan mimpinya membangun kembali kekaisaran Rusia.

Media sosial kebingungan menafsirkannya. Beberapa orang bertanya: apakah ini delusi Putin? atau apakah Putin hanya ingin menyatakan perang dengan cara apa pun (yang penting perang)? Ada satu hal yang jelas dari pidato tersebut: PUTIN TIDAK MENGGERTAK.

Putin jelas tidak akan membiarkan Ukraina bergabung dengan NATO dan untuk itu dia akan menggunakan alasan apapun bahkan senjata nuklir. Begini kata Putin yang saya kutip dari pidatonya:

"Kita juga tahu sudah ada pernyataan yang disuarakan tentang Ukraina yang bertujuan untuk memproduksi senjata nuklirnya sendiri dan bukan hanya keberanian kosong, Ukraina memang punya teknologi Soviet dan sarana untuk memproduksi senjata semacam itu."

Apa yang sedang dilakukan Putin? Dia membalik narasi barat yang mengatakan Rusia mengancam Ukraina. Sebaliknya Putin mengatakan Rusia bukan ancaman, melainkan korban. NATO berjanji untuk tidak memperluas ekspansinya ke timur Eropa setelah perang dingin, tetapi NATO malahan melanggar janji itu.

"Okelah jika NATO tidak ingin melihat teman dan sekutu mereka bersama Rusia tapi mengapa membuat kami menjadi musuh? hanya ada satu jawaban itu, bukan tentang rezim politik atau sesuatu yang lain, mereka hanya tidak membutuhkan negara yang sebesar dan mandiri seperti Rusia. Itu adalah jawaban atas semua pertanyaan yang merupakan sumber politik tradisional Amerika di depan Rusia." Kata Putin dalam pidato Senin.

Putin benar pada satu hal, obsesi NATO pada ekspansi memicu konflik ini tapi kalau mau ditilik, kebijakan Putin sendiri bahkan lebih bermasalah. Pertama, Putin tidak berpikir Ukraina adalah negara nyata, katanya Vladimir Lenin menciptakan Ukraina; sejarahnya, budayanya, orang-orangnya, semuanya terkait dengan Rusia.

Artikel terkait: Memahami Krisis Rusia vs Ukraina: Bahaya Perang Dunia III?

Tapi semua ini hanyalah bagian dari propaganda, dan seperti kebanyakan propaganda, tidaklah benar. Ukraina punya sejarah yang berbeda dan sejarah yang berusia berabad-abad.

Apa yang Ukraina dapatkan dari Uni Soviet? Apalagi kalau bukan derita dan sengsara, kelaparan, dan genosida kejam oleh Stalin.

Jadi, menulis ulang sejarah Ukraina bermanfaat untuk Putin: satu, membenarkan kemerdekaan republik Donbass; dan dua, Putin jadi punya alasan untuk mengirim tentara ke wilayah tersebut.

Dan itulah yang sedang dilakukan Putin. Pertama dia menandatangani perjanjian persahabatan dengan Donetsk dan Luhansk, dan kemudian dalam beberapa jam mengerahkan pasukan. Dan hanya untuk memperjelas, tentara Rusia sudah dikerahkan ke sana, Senin kemarin hanyalah pengumuman resminya saja.

Jadi apa yang bisa ditarik dari pidato Senin Putin?

Satu, Putin jadi punya gambaran tentang respon barat. Jerman misalnya telah menahan sertifikasi Nord Stream 2 yang merupakan alat tawar menawar terbesar NATO melawan Rusia. 

Sejauh ini Berlin enggan untuk memanfaatkannya tetapi keputusan Putin pada hari senin tampaknya telah membuat Olaf Scholz menunjukkan warna pikirannya yang belakangan masih tampak abu-abu terkait dengan konflik ini.

"Berkenaan dengan perkembangan terakhir, kita perlu menilai kembali situasi juga berkaitan dengan Nord Stream 2. Kedengarannya sangat teknokratis tetapi ini adalah langkah administratif yang diperlukan untuk menghentikan sertifikasi pipa," kata Kanselir Scholz di Berlin (dilansir dari CNN).

Pipa sepanjang 750 mil itu selesai pada bulan September lalu tetapi belum menerima sertifikasi akhir dari regulator Jerman. Tanpa itu, gas alam tidak bisa mengalir melalui pipa Laut Baltik dari Rusia ke Jerman.

Amerika Serikat, Inggris, Ukraina dan beberapa negara Uni Eropa telah menentang pipa tersebut sejak diumumkan pada tahun 2015, memperingatkan proyek tersebut akan meningkatkan pengaruh Moskow di Eropa.

Dua, Putin punya perlengkapan perang yang sudah siap di medan tempur. Militer Rusia telah mencapai Donbass, dari sana mereka bisa dengan mudah mendorong lebih jauh ke jantung Ukraina di Kiev sehingga Rusia sekarang punya tiga pangkalan yang kuat untuk menyerang: Belarus di utara, Krimea di selatan, dan Donbass di timur.

Tiga, Putin jadi punya makam untuk mengubur perjanjian Minsk yang sebenarnya sudah lama mati. Bisa dibilang perjanjian Minsk merupakan gencatan senjata yang gagal. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membencinya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengabaikannya, dan Senin adalah pemakaman resminya.

Empat, permainan akhir Putin telah terungkap. Putin tahu NATO tidak akan mundur dia tahu akan ada sanksi jadi strategi Putin adalah situasi kalah-kalah (lose-lose situation), jika Rusia tidak bisa memiliki Ukraina, tidak ada yang bisa.

Dengan mengakui republik pemberontak, Putin telah menyegel nasib Ukraina. Artinya negara yang punya lebih banyak pemberontakan, pertikaian, dan pertumpahan darah bukan jenis negara yang akan direkrut NATO.

Lima, Vladimir Putin jadi punya strategi "bersih". Invasi selalu akan memakan biaya: ribuan nyawa hilang dan jutaan dolar dihabiskan. Jadi strategi ini jauh lebih aman. Putin bisa melatih dan mendanai  pemberontak secara terbuka tetapi tidak bertanggung jawab atas perang yang (akan) terjadi.

"Untuk mereka yang telah merebut kekuasaan di Kiev dan berpegang padanya, kami menuntut mereka menghentikan operasi militer segera jika tidak semua tanggung jawab untuk kemungkinan kelanjutan pertumpahan darah akan sepenuhnya di hati nurani dari rezim yang berkuasa di Kiev." kata Putin dalam pidato Senin.

Apa yang akan mengkhawatirkan Putin adalah tanggapan Eropa. Washington hanya melakukan sanksi kepada Donetsk dan Luhansk pada dasarnya para pemimpin pemberontak.

Masalahnya, pemberontak ini tidak punya kapal pesiar di Mediterania atau rekening bank Swiss sehingga gigitan Amerika ini terasa ompong. Meskipun telah memberi  kejutan seperti Jerman dengan Nord Stream, Inggris juga sedang memperingatkan sanksi konkret. Putin mungkin sudah salah memprediksi sanksi, karena sanksi datangnya dari Brussels bukannya Washington.

Apa yang terjadi selanjutnya tergantung pada reaksi Ukraina. Pada tahun 2014 mereka tidak bisa bereaksi dan hanya bisa mengkritik dan mengutuk tetapi ingat Rusia tetap mengendalikan Krimea. 

Delapan tahun berlalu dan kali ini  Ukraina jauh lebih kuat dari sebelumnya, seperti yang ditunjukan presiden Zelensky dalam pidato kenegaraannya pada Hari Persatuan Ukraina tanggal 16, minggu lalu:

"kami berada di tanah kami, kami tidak takut pada siapa pun dan apa pun, kami tidak berutang apa pun kepada siapa pun, dan kami tidak akan memberikan apa pun kepada siapa pun, dan kami yakin akan hal itu. Karena hari ini bukan Februari 2014 tetapi Februari  2022. Negara yang berbeda dengan tentara yang berbeda tetapi tujuan yang sama, perdamaian. Perdamaian di Ukraina."

Sayangnya, "perdamaian di Ukraina" tampaknya masih tergantung pada Vladimir Putin. Rusia punya keunggulan strategis medan tempur karena sudah lebih dulu menguasai sudut-sudut penyerangan, ditambah dukungan lokal, dan (yang lebih terpenting) kini Putin punya alasan untuk menyerang.

***

Video pidato Senin Vladimir Putin bisa ditonton di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun