Beberapa orang menafsirkan bagan ini untuk mengklaim bahwa yang terjadi di Afrika Selatan, Â mungkin berbeda skenario di negara lain karena variabel lain. Entah karena faktor iklim, atau karena orang Afrika Selatan telah mengembangkan semacam kekebalan yang mungkin tidak terlihat di negara lain, jadi sangat berguna untuk melihat data dari negara lain juga (sumber: Reuters).
Menariknya, hal yang hampir sama juga terlihat di Inggris dan Amerika Serikat.Â
Inggris misalnya, puncak gelombang keempat mereka sangat tinggi.
Tetapi coba lihat grafik kematiannya.Â
Di periode yang sama, jumlah kematiannya paling sedikit jika dibandingkan dengan gelombang sebelumnya. Kasus Omicron sudah mulai surut di Inggris juga. Artinya Inggris telah mencapai puncak gelombang Omicron.
Tren serupa juga terjadi di AS. Meskipun kurva kematiannya tidak serendah di Inggris dan Afrika Selatan, tetapi tingkat kematiannya tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan gelombang sebelumnya.
Kembali ke penelitian, efek varian Omicron juga diuji pada tikus. Para peneliti dari Molecular Virology Research Group dari University of Liverpool menerbitkan sebuah makalah, di dalamnya, mereka menyebutkan bahwa ketika varian itu diuji pada tikus dan mencit, mereka menemukan bahwa varian Omicron menyebabkan penyakit yang lebih ringan di antara tikus dan mencit yang terinfeksi oleh Delta, hanya kehilangan sedikit berat badan, mengalami viral load yang lebih rendah, dan mengalami pneumonia yang tidak terlalu parah (Sumber: The Guardian)
Demikian pula, sebuah penelitian yang berkesimpulan sama dilakukan pada hamster. Tetapi yang lebih penting dari semua studi ini adalah penelitian terbaru pada 12 Januari di California Selatan oleh CDC. CDC menyatakan bahwa di antara pasien yang terinfeksi, kemungkinan kematian 91% lebih rendah jika pasien terinfeksi oleh varian Omicron, dibandingkan dengan varian Delta.