Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kenapa Taliban Pancung Manekin dan Masih Suka Suicide Squad?

7 Januari 2022   10:57 Diperbarui: 10 Januari 2022   15:22 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar video parade kemenangan Taliban, September 2021 (BilalSarwary/Twitter)

Pertanyaannya siapa yang akan mereka lawan kali ini? Taliban sudah memegang kendali penuh atas Afghanistan. Pasukan barat sudah lama pergi jadi siapa musuhnya? 

Mungkin boneka tak bernyawa ini. Manekin menjadi musuh terbaru Taliban, tapi tidak semua manekin, hanya yang perempuan. 

Menurut Taliban, boneka tak bernyawa ini tidak Islamis, jadi solusinya yaitu memenggal kepala boneka-boneka itu. 

Video seperti ini bermunculan di Afghanistan, pemilik toko memenggal kepala maniken, saya tahu ini terlihat "komikal" tapi pikirkan tentang patriaki ekstrim di sini: wanita Afghanistan ditolak dari pekerjaan dan pendidikan, mereka bahkan tidak bisa bepergian sendiri. 

Tetapi sepertinya Taliban belum puas, sekarang mereka menargetkan apa pun yang menyerupai perempuan; manekin, patung, dan boneka tak bernyawa lainnya; semuanya menurut Taliban tidak disetujui oleh Islam.

Sedangkan beberapa pakar agama Islam menyebutkan bahwa serangan bunuh diri tidak disebutkan dalam Quran. Para martir memang dihormati, tapi itu bukan pendorong bunuh diri untuk mati syahid.

Jadi mengapa Taliban melakukannya? karena semua ini bukan tentang agama, melainkan kekuasaan, tak peduli dengan jalan kekerasan atau secara damai. 

Biasanya kekerasan dilakukan karena terpaksa, atau dalam keadaan putus asa. 

Apa Taliban seputus asa itu untuk membangun sebuah negara? Apa Taliban sedang dalam kondisi diserang militer negara lain? Tidak. Lalu untuk apa tindakan putus asa itu? 

Saya melihatnya sebagai ketidakmampuan untuk membangun negara sesuai ideologi yang dianutnya sendiri.

Karena jika benar-benar peduli tentang agama yang kita tahu cinta damai, Taliban seharusnya mengutamakan jalur diplomasi damai alih-alih kebrutalan skuadran bunuh diri yang tidak manusiawi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun