Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Renungan Akhir Tahun: Jangan Dulu Menyerah Meski Tiang Gawang Terus Bergeser

29 Desember 2021   21:14 Diperbarui: 31 Desember 2021   04:00 1218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tenaga medis beristirahat usai melakukan tes swab COVID-19 di Depok, Jawa Barat, pada 8 April. (Antara/Asprilla Dwi Adha)

Vaksin ditujukan untuk mengurangi rawat inap dan tidak benar-benar untuk mencegah orang dari infeksi, namun orang yang sudah divaksinasi merasa seolah mendapat predikat "imun Covid-19".

Ada yang menghadiri atau bahkan bikin pesta, ada yang bertamasya ke luar negeri dan kita tahu apa yang terjadi selanjutnya. Dunia barat menimbun begitu banyak vaksin sehingga virus bermutasi di tempat lain di benua Afrika.

Sekarang Omicron muncul. Pemerintah panik dan mulai menganjurkan booster, menerapkan kembali lockdown tapi sejujurnya sudah terlambat.

Kita mungkin sudah kelewatan berpuas diri dengan vaksin, dan kemungkinan bisa sangat merugikan ke depannya. Karena biasanya akan butuh pukulan berat agar kita bisa membiasakan diri untuk protokol kesehatan. 

Sekarang, karena vaksin, kita sudah kehilangan ritme 2020, di mana hampir semua orang berlomba-lomba mencari informasi tentang protokol kesehatan terkini, pun di Kompasiana lebih banyak artikel bertema "how to....covid-19" saat itu.

Sekarang, kita tidak mampu untuk tidak membuat kesalahan yang sama di tahun 2022 nanti. Kita mungkin sudah divaksinasi, ada yang sudah mendapatkan booster tapi itu bukanlah lisensi untuk berhenti peduli.

Sampai semua orang aman, tidak ada yang aman. Saya lupa, entah di mana membaca kalimat itu. Memang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, mentaati kembali WFH dan semua kelas jarak jauh, memakai masker berjam-jam terasa seperti mencari jalan keluar dalam lingkaran tanpa akhir.

Tapi ingatlah satu hal, hanya kita yang bisa mengakhiri lingkaran ini, bukan politisi bukan ilmuwan hanya kita. Jika publik menyerah, jika kita menyerah, maka semua harapan hilang, kita akan terjebak dalam  siklus rapid test, pcr, wisuda online, masker dan arrrghhh.... banyak lagi.

Jadi, pesan saya adalah jangan menyerah pada tahun ke-tiga. Kita semua tahu, pandemi itu sulit, kita semua sudah memetakan timeline-nya: 2020 tahun pandemi, 2021 tahun pemulihan, dan 2022 awal yang baru.

Mungkin ada yang mencari pekerjaan baru, atau belajar dan kursus baru, atau ingin berpindah kota, apa pun rencananya Omicron mungkin akan (atau bahkan sudah) merusaknya. Jadi opsi apa yang kita punya?

  • Menyerah dan memperpanjang masa pandemi ini atau;
  • Kita bisa terus berjuang agar perjuangan dua tahun sebelumnya tidak menjadi sia-sia

Saya akan memilih untuk terus berjuang. Kita mungkin sudah tak ingin berurusan dengan pandemi tetapi seperti yang kita lihat, pandemi tidak peduli dengan keinginan kita itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun