Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Krisis Ukraina vs Rusia: Ancaman Perang Dunia III?

28 Desember 2021   21:08 Diperbarui: 14 Februari 2022   16:21 4797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tentara merah Rusia bersiap di lapangan merah Moskwa (Mladen Antonov/AFP via Kompas) 

Namun di sisi lain, Rusia menerapkan banyak tekanan untuk mencegah hal ini terjadi. Untuk menekan Ukraina, Rusia mengubah Peraturan Pabean. Impor Ukraina dari Rusia, dihentikan.

Putin mengancam Ukraina, jika Ukraina menjadi anggota Uni Eropa, maka mereka harus mengucapkan selamat tinggal pada hubungan perdagangan kedua negara tersebut. 

Tetapi jika Ukraina menolak untuk melakukannya, maka mereka akan memberi penghargaan kepada Ukraina. Rusia menawarkan pinjaman sebesar $15 miliar ke Ukraina. Kasarnya, Rusia menyuap Ukraina. Selain itu, Ukraina juga ditawari harga gas murah.

Presiden Ukraina saat itu, Victor Yanukovych tunduk di bawah tekanan Putin. Akhirnya Perjanjian yang akan ditandatangani dengan Uni Eropa tak jadi ditandatangani.

Kemudian permohonan bergabung Uni Eropa ditangguhkan. Alhasil warga Ukraina marah dengan fakta bahwa Ukraina harus tunduk pada Rusia karena suap.

Revolusi Ukraina 2014

Pada 21 November 2013, ribuan mahasiswa berkumpul di Lapangan Kemerdekaan untuk memprotesnya. Sampai pada 30 November, pemerintah Ukraina akhirnya menggunakan kekerasan untuk membubarkan protes tersebut.

Hal ini memicu lebih banyak kemarahan di antara para pengunjuk rasa. Protes pun semakin berkembang. Pada 16 Januari 2014, Presiden Ukraina mengeluarkan beberapa undang-undang yang memalukan: Kebebasan Berbicara, Kebebasan Berkumpul dan kegiatan LSM dibatasi, mereka mencoba untuk mencegah protes dari warga. Warga harus selalu tunduk pada aturan pemerintah. 

Undang-undang itu disahkan dengan sangat tidak demokratis di Parlemen. Mereka melakukan voting dengan mengacungkan tangan saja, Komite Parlemen tidak berkonsultasi, anggota parlemen tidak diizinkan untuk memeriksa undang-undang.

Undang-undang tersebut menyebabkan Revolusi 2014 di Ukraina yang juga dikenal dengan "Revolusi Martabat". Jutaan orang turun ke jalan, untuk memprotes pemerintah. Para pengunjuk rasa menuntut pengunduran diri Presiden. Presiden juga dituduh melakukan korupsi.

Pada bulan Februari, Presiden menanggapi dengan lebih banyak kekerasan. Protes berubah menjadi kerusuhan. Lebih dari 100 demonstran tewas, dan 18 personel polisi juga tewas.

Demonstran bentrok dengan polisi di Kiev,Ukraina, pada 20 Februari 2014 (Foto:AFP)
Demonstran bentrok dengan polisi di Kiev,Ukraina, pada 20 Februari 2014 (Foto:AFP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun