Saya kutip dari WHO, varian virus corona yang masuk dalam kategori VOC adalah Varian SARS-CoV-2 yang memenuhi definisi VOI (lihat di atas) dan, melalui penilaian komparatif, telah terbukti terkait dengan satu atau lebih perubahan berikut pada tingkat signifikansi kesehatan masyarakat global:
- Peningkatan penularan atau perubahan yang merugikan dalam epidemiologi COVID-19; ATAU
- Peningkatan virulensi atau perubahan presentasi penyakit klinis; ATAU
- Penurunan efektivitas kesehatan masyarakat dan tindakan sosial atau diagnostik yang tersedia, vaksin, terapi.
Varian yang masuk kategori ini antara lain Alpha, Beta, Delta, Gamma, Omicron.
Jadi, bisa kita lihat varian yang benar-benar bermasalah adalah varian yang berada di kategori VOC. Karena semua yang masuk kategori VOC merupakan varian yang memiliki ciri-ciri masalah dalam kategori VOI ditambah dengan masalah yang ada di kelompok VOC.
VOC meningkatkan penularan, tingkat keparahan penyakitnya meningkat, gejalanya menjadi lebih kuat secara signifikan, atau menjadikan efektivitas vaksin berkurang.
Dari kelima varian dalam kategori VOC, Delta disebut sebagai varian yang paling berbahaya. Ditemukan di India pada Oktober 2020, varian Delta menjadi penyebab klaster paling mematikan yang terjadi di India.
Varian Alpha ditemukan di Inggris pada September 2020. Beta di Afrika Selatan dan Gamma di Brasil. Hingga saat ini, Delta menjadi varian yang paling dominan, bahkan presentasenya super tinggi yakni 99 persen, dan lebih banyak kematian terjadi pada yang tidak divaksinasi.
Sekarang, varian Omicron merupakan varian kelima yang masuk kategori VOC. WHO jelas khawatir. Para ilmuwan khawatir. Apakah varian baru ini akan mendatangkan malapetaka seperti varian Delta?
Sebelum kita berbicara tentang kerusakan yang ditimbulkan oleh Omicron, saya ingin memberi fakta menarik.
Penyakit yang sangat mirip dengan Covid-19 adalah Flu Musiman. Gejala keduanya juga mirip. Meski gejala Covid-19 seringkali lebih parah. Pada infeksi Flu, mirip dengan Covid-19, tingkat keparahan penyakit paling tinggi terjadi pada orang tua atau orang dengan keadaan antibodiyang lebih lemah.
Dan tahukah kalian bahwa menurut artikel WHO tahun 2017, lebih dari 600.000 orang meninggal karena Flu setiap tahun? Dan bahwa ada vaksin untuk Flu Musiman juga? Dan vaksin ini perlu diperbarui setiap tahun. Karena virus penyebab Flu Musiman yakni Virus Influenza A, bermutasi sedemikian rupa dan banyak berubah sehingga vaksin perlu diperbarui setiap tahun. Bisa dibilang kita terdapat mutasi dan varian dari Flu Musiman setiap tahun.