Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mengapa Pakistan "Bermuka Dua" dalam Menghadapi Amerika-Taliban?

29 Agustus 2021   05:16 Diperbarui: 1 September 2021   08:31 2501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepintas, terlihat kalau hubungan antara Pakistan dan Taliban cukup lugas dan sederhana. Ketika Taliban mengambil alih Afghanistan, Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan mengatakan bahwa "Orang Afghanistan telah mematahkan belenggu perbudakan." (Dikutip dari Hindu Times)

Menyiratkan bahwa Afghanistan mendapatkan kemerdekaannya melalui pengambilalihan Taliban. 

Dan sudah menjadi rahasia umum bagaimana militer Pakistan dan ISI, telah mendukung Taliban selama bertahun-tahun. Tetapi saat mencoba menggali lebih dalam, kita akan menemukan bahwa hubungan ini sebenarnya sangat kompleks. 

Serangan tahun 2011 di pangkalan udara Pakistan, dan serangan teroris tahun 2014 di Bandara Internasional Karachi, atau serangan teroris di sekolah di Peshawar, ideologi Taliban bertanggung jawab atas semuanya. 

Jika melihat statistik, tentang orang Pakistan yang mendukung Taliban, maka 72% orang Pakistan, memiliki pendapat yang tidak baik tentang Taliban. kurang dari 10% orang Pakistan benar-benar mendukung Taliban, menurut survei Pew Research 2015. 

Namun terlepas dari itu, mengapa pemerintah dan militer Pakistan secara terbuka menunjukkan dukungan mereka terhadap Taliban? Mari kita coba memahami hubungan yang kompleks ini. 

Setelah bertahun-tahun dalam bayang-bayang, wajah juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid akhirnya keluar dari persembunyiannya pada Selasa (17/8/2021). Seperti yang dilansir dari Kompas, Taliban mengumumkan amnesti bagi mantan pejabat pemerintah Afghanistan dan menyerukan ajakan kepada perempuan untuk bergabung dengan pemerintah baru. 

Sementara itu, warga Afghanistan yang mencoba melarikan diri dari negara itu dihalangi oleh pejuang Taliban di luar bandara. Taliban menyebutnya sebagai momen bersejarah. 

Untuk memahami situasi ini secara detail, kita harus kembali ke sejarah, sekali lagi. Seperti yang saya katakan dalam artikel Sejarah Singkat Afghanistan Menjadi "Kuburan Para Penguasa" tentang sejarah Afghanistan, pada tahun 1893, orang Inggris menciptakan Garis Durand untuk menentukan perbatasan Afghanistan dan India Britania. Sekarang, perbatasan ini merupakan perbatasan antara Afghanistan dan Pakistan. Durand Line ini sebenarnya melewati tengah daerah Pashtun. 

Lihatlah peta di artikel tersebut yang menggambarkan daerah di mana kelompok etnis Pashtun di mana mereka tinggal di Pakistan dan Afghanistan. Setelah 1947, ketika India dan Pakistan merdeka, Afghanistan mengatakan bahwa penduduk Pashtun yang tinggal di Pakistan berhak untuk menentukan nasib sendiri. Mereka ingin memiliki negara sendiri yang terpisah, yang disebut Pashtunistan (Tanah Pashtun). Mereka ingin membentuk negara baru.

Tapi sudah jelas, Pakistan yang merupakan negara yang baru terbentuk saat itu, menolaknya. Mereka mengatakan bahwa penduduk Pashtun merupakan bagian dari Pakistan. 

Sejak itu, masalah perbatasan terus berlangsung antara Pakistan dan Afghanistan hingga saat ini. Afghanistan mengatakan bahwa mereka tidak menerima Garis Durand sebagai perbatasan. Dan ketika Pakistan menjadi anggota PBB pada tahun 1947, maka Afghanistan menjadi satu-satunya negara yang menolak keanggotaan tersebut. 

Dilansir dari The Diplomat, daerah Pakistan di mana orang Pashtun tinggal merupakan daerah yang terabaikan dan daerah yang kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain di Pakistan karena perdagangan obat-obatan terlarang dan penyelundupan senjata marak terjadi di sana.

Juga karena alasan ini, daerah ini rentan terhadap eksploitasi. Daerah-daerah dengan kemiskinan yang lebih tinggi, dan lebih banyak kejahatan. Orang dapat dengan mudah dieksploitasi di sana, mereka mudah dihasut. 

Pakistan mengklaim bahwa Afghanistan telah mendanai dan mendukung gerakan separatis di daerah tersebut. Dan masyarakat Pashtun yang tinggal di wilayah Pashtun Pakistan, juga memiliki rasa Nasionalisme Pashtun. Banyak orang Pashtun, sekitar tahun 1970-an, menuntut agar wilayah Pashtun Pakistan dipersatukan dengan Afganistan untuk membentuk Afganistan Raya. 

Pada awal 1970-an, Presiden Pakistan, Muhammad Zia-ul-Haq, mengadopsi kebijakan Islamisasi untuk melawan tuntutan tersebut. Zia-ul-Haq membangun ribuan Madrasah di daerah Pashtun, dengan harapan bahwa orang-orang yang tinggal di daerah tersebut, akan bangkit di atas identitas etnis Pashtun mereka, dan mengidentifikasi diri dengan Islam dan merasa bersatu dengan seluruh Pakistan. 

Pada akhir 1990-an, Taliban berkuasa di Afghanistan, tetapi seperti yang saya katakan di artikel (Kebangkitan Taliban, Krisis Afghanistan Terus Berlanjut) sebelumnya, Taliban cukup dipengaruhi oleh ideologi Nasionalisme Pashtun, selain ideologi Islam. 

Inilah alasan mengapa bahkan setelah Taliban berkuasa, Pakistan mencoba menekan Taliban. Tapi tetap saja, Taliban tidak menerima Garis Durand sebagai perbatasan ketika pertama kali berkuasa. 

Pada tahun 2001, setelah serangan 9/11, ketika AS menginvasi Afghanistan, dan Taliban digulingkan, beberapa orang Taliban memasuki Pakistan dengan melintasi perbatasan, dan berlindung di sana. 

Sekarang, muncul pertanyaan, ketika Taliban percaya pada ideologi Nasionalisme Pashtun, ideologi yang dapat berubah menjadi gerakan separatis dan menjadi ancaman bagi Pakistan, mengapa Pakistan tetap mendukung Taliban selama bertahun-tahun?

Dan mengapa Pakistan masih mendukung Taliban sekarang? 

Ada dua alasan utama di baliknya. Alasan pertama adalah untuk melawan pengaruh India. Pada tahun 1979, ketika Uni Soviet menginvasi Afghanistan, Uni Soviet menjadi sekutu utama India. Pakistan takut bahwa pengaruh India akan tetap ada di Afghanistan. Karena itulah Pakistan mulai mendukung ideologi Taliban. 

Awalnya, mereka mulai dengan mendukung Mujahidin. Sebuah laporan Institut Perdamaian Amerika Serikat (USIP) menyatakan bahwa ketika ada pemerintahan yang dikuasai Taliban di Afghanistan, maka Pakistan akan mendukung pelatihan militan di Pakistan. 

Kemudian di tahun 2000-an, ketika pemerintahan sipil terbentuk di Afghanistan, Presiden Afghanistan saat itu, seperti Hamid Karzai dan Ashraf Ghani, semuanya pro-India. Karena pemerintah Afghanistan pro-India, ISI (Badan Intelijen Pakistan) mendukung Taliban untuk melawan gerakan pro-India ini. 

Alasan kedua dan lebih kompleks terkait dengan Nasionalisme Pashtun. Secara sepintas terlihat bahwa Taliban menyukai Nasionalisme Pashtun, dan bahwa Pakistan sedang mencoba untuk mengurangi Nasionalisme Pashtun untuk menghapus gerakan separatis. Jadi Pakistan seharusnya tidak mendukung Taliban. 

Tapi mari kita lihat dari perspektif Taliban. Saat ini, Taliban sedang mencoba yang terbaik untuk mendapatkan legitimasi dari dunia. 

Terlihat di berita, bagaimana Taliban berbicara tentang hak-hak perempuan sekarang, perempuan akan diberikan semua hak apakah itu dalam pekerjaan, atau kegiatan lainnya, serta kebebasan media namun dalam batas-batas Islam.

Bahkan, perlindungan terhadap minoritas. Minoritas Hindu dan Sikh di Afghanistan, Taliban berjanji untuk menjaga mereka tetap aman dan terlindungi. Beritanya diwartakan oleh hampir seluruh media saat ini. 

Mengapa Taliban melakukan ini? Pada dasarnya agar Taliban bisa tampak seperti pemerintah yang sah bagi pemerintah lain di dunia. Sehingga pemerintah lain berhenti melihat Taliban sebagai kelompok teroris dan sebaliknya, melihat mereka sebagai pemerintah baru Afghanistan. Taliban butuh pengakuan dunia, untuk itu, semakin banyak negara yang mendukung mereka, semakin baik. 

Saya sempat mengulas sebelumnya di sini kalau China dan Rusia telah setuju untuk mengakui Taliban sebagai pemerintahan baru, tetapi bahkan sebelum kedua negara ini, Pakistan adalah negara yang mendukung Taliban selama bertahun-tahun. 

Jadi, dukungan Pakistan cukup penting di sini makanya Taliban tidak akan pernah memilih apa pun yang akan melawan Pakistan. Dan pemerintah Pakistan berpikir bahwa jika Taliban tetap mendukung mereka, maka ideologi separatis Nasionalisme Pashtun yang muncul di daerah Pashtun di Pakistan, kemudian dapat ditekan, karena Taliban tidak akan mendukung Nasionalisme Pashtun.

Hal lain yang mungkin bisa diperhatikan, yaitu Pakistan menunjukkan dukungannya kepada Taliban hanya kepada ideologi Islam, dan identitas nasional Afghanistan dan sudah pasti tidak pernah mendukung ideologi Nasionalisme Pashtun. 

Menariknya, meskipun malang bagi Pakistan, dalam seluruh situasi ini, ideologi Taliban telah mempengaruhi Pashtun Pakistan juga.

Karena itu, sebuah kelompok Taliban telah terbentuk di Pakistan, yang telah menjadi kelompok teroris untuk Pakistan dan kerap melakukan serangan teroris terhadap rakyat Pakistan. Kelompok ini menamakan diri sebagai Taliban Pakistan (TTP). 

Pengaruh Kemenangan Taliban Terhadap Rakyat Pakistan.

Sebenarnya kemenangan Taliban di Afghanistan merupakan berita buruk bagi rakyat Pakistan. Pertama, mari kita bahas bagaimana militer Pakistan dan ISI membantu Taliban. 

Sebelumnya, Pakistan mendukung keduanya Taliban dan Amerika, tujuannya karena faktor kesamaan kepentingan, yaitu untuk menemukan 

kelompok teroris Taliban Pakistan yang bernama Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP). 

Karena itu, pertarungan ini berlanjut untuk waktu yang lama, dan Pakistan adalah pemain penting bagi kedua belah pihak. Ini bukanlah rahasia besar yang ditutup-tutupi oleh ISI, itu pengetahuan umum, yang berasal dari Wikileaks.

Kepemimpinan politik Taliban berbasis di Quetta, ibu kota Baluchistan, itulah kenapa kelompok kepemimpinan mereka juga dikenal sebagai Quetta Shurra. 

Sekitar satu bulan yang lalu, pada 14 Juli pasukan Taliban mengambil alih distrik perbatasan, Spin Boldak, kemudian para pejuang dan pendukung Taliban melakukan unjuk rasa sepeda motor untuk merayakannya di Quetta. 

Sheikh Rasheed, seorang Menteri Kabinet di Kabinet Imran Khan, mengatakan kepada Geo News bulan lalu, bahwa beberapa pejuang Taliban Afghanistan, mendapatkan perawatan di rumah sakit Pakistan. 

Beliau mengungkapkan alasannya, "Masalahnya adalah bahwa Taliban atau orang lain di sana, memiliki keluarga yang tinggal di sini. Mereka di Pakistan. Di Rawat, Loi Ber, Bara Kahuh dan Tarnol. Selain itu, terkadang mayat mereka tiba di sana. Bahkan untuk pengobatan medis, ada beberapa rumah sakit tempat mereka dirawat." 

Kemudian beberapa hari yang lalu, Rekaman pemakaman pejuang Taliban menjadi viral. Di mana pemakaman ini berlangsung? Di Peshawar, Pakistan. Selain memberikan tempat berlindung yang aman, Pakistan adalah basis Taliban untuk rekrutmen dan penggalangan dana. Dua bulan lalu, dekat Quetta, para pejuang Taliban meminta sumbangan di sekitar pasar mengatakan bahwa mereka berjuang di jalan Allah. 

Hal yang sama terjadi di beberapa masjid di barat laut Pakistan. Dan akhirnya, ISI memberikan dukungan militer kepada Taliban. Beberapa kali Pakistan telah menyediakan intelijen taktis, operasional dan strategis untuk Taliban. 

Afghanistan yang stabil di bawah kepemimpinan Taliban, memang mendukung militer Pakistan. Tapi tidak ada jaminan bahwa warga Pakistan akan mendapat manfaat darinya. 

Alasan pertama adalah karena pengambilalihan Taliban, dapat meningkatkan ancaman terorisme di Pakistan. Kelompok teroris yang telah menargetkan pengawasan Pakistan dan lembaga keamanan untuk waktu yang lama, sekarang akan melihat kemenangan Taliban sebagai bukti bahwa kekerasan politik memang berhasil. Dan mereka bisa melakukan serangan serupa untuk mencapai tujuan mereka.

Hal ini dapat menginspirasi Tehrik-e-Taliban Pakistan TTP. TTP merupakan faksi baru Taliban yang terbentuk di Pakistan, ketika beberapa kelompok militan di daerah suku Pasthun Pakistan berkumpul. Jadi, TTP merupakan basis sebagian besar teroris Pashtun. Mereka ingin membalas penindasan militer di wilayah mereka oleh militer Pakistan. 

Itu sebabnya pada tahun 2014, mereka melakukan serangan teroris yang mengerikan di Sekolah Angkatan Darat di Peshawar. Setelah serangan teroris itu, militer Pakistan telah banyak menetralisir TTP. 

Namun menurut laporan terbaru, TTP sekarang berada di atas angin. Pada Februari 2021, Tim Analytical Support and Sanctions Monitoring melaporan ke PBB bahwa kekuatan TTP telah meningkat, karena beberapa kelompok sempalan, kini telah bersatu kembali. Karena itu, ancaman terorisme di Afghanistan dan Pakistan bisa meningkat. 

Laporan ini menunjukkan bahwa lima organisasi berbeda sekarang mendukung TTP. Menyebabkan meningkatnya serangan teroris di Pakistan. Sekarang, tantangan terbesar bagi militer Pakistan, adalah memahami kata-kata Panglima Angkatan Darat Pakistan, 'Teroris baik' dan 'Teroris jahat'. Baginya, teroris yang baik adalah yang membantu mereka melawan India. Dan teroris jahat adalah mereka yang menyerang Pakistan. 

Kebijakan teroris 'Baik' dan 'Buruk' ini berlangsung lama di Pakistan. Namun ketika terjadi serangan teroris di sekolah Peshawar, militer Pakistan menyadari bahwa membagi teroris seperti ini tidaklah mudah. Ancaman kedua bagi Pakistan adalah karena kemenangan Taliban, partai-partai politik Islam di Pakistan akan termotivasi. 

Salah satu partai tersebut adalah Tehreek-e-Labbaik Pakistan (TLP). Pendirinya adalah seorang ulama ekstremis, Khadim Hussain Rizvi. 

Pada April 2021, seluruh dunia Muslim memprotes pemerintah Prancis, ketika pemerintah mereka membela kebebasan berekspresi, dan mengatakan bahwa menampilkan kartun Nabi Muhammad, tidak salah. 

Protes terhadap Prancis juga terlihat di Pakistan. Dan siapa yang memimpin protes ini? TLP. TLP merupakan partai politik ekstremis sayap kanan di Pakistan yang daya tarik utamanya adalah mereka ingin melindungi Blasphemy laws atau Undang-Undang Penistaan Agama Pakistan.

Apa itu Undang-Undang Penistaan Agama? Hukum penistaan adalah hukum yang menyatakan bahwa jika Anda menghina Islam, maka Anda dapat dijatuhi hukuman mati.

Pendukung TLP sempat memprotes saat Mahkamah Agung Pakistan membatalkan hukuman mati pada kasus Asia Bibi. 

Anda mungkin mengatakan bahwa ada partai sayap kanan di banyak negara. Ada juga partai seperti itu di Jerman. Dan bahwa insiden protes ini mungkin merupakan insiden sekali saja, dan bahwa partai ini mungkin tidak populer. Tapi tidak begitu. 

Pada Pemilu 2018, TLP mendapat sekitar 4% suara, sekitar 2,2 juta suara. Dan itu adalah partai terbesar ketiga di India. Karena kebangkitan Taliban, ideologi partai-partai semacam itu bisa menjadi lebih brutal. 

Ancaman ketiga adalah karena pengambilalihan Taliban, hubungan cinta-benci (duh...sudah seperti hubungan asmara saja) antara AS dan Pakistan mungkin menjadi lebih rumit. 

Seperti yang kita bicarakan sebelumnya, Pakistan mendukung Taliban dalam beberapa cara. Dan beberapa Presiden AS sudah muak dengan ini. Dukungan oleh Pakistan ini mungkin merupakan alasan utama Presiden Biden masih belum menghubungi Imran Khan setelah dimulainya masa kepresidenannya (dilansir dari Financial Times). 

Sekarang karena Taliban, AS dapat lebih menekan Pakistan untuk menghentikan dukungan mereka. 

Dan ancaman terakhir adalah karena Taliban, masalah ekonomi Pakistan dapat meningkat. 

Pakistan ingin mendiversifikasi perdagangan ekonominya dengan menjalin ikatan yang kuat dengan negara-negara Asia Tengah. Karena Afghanistan tidak stabil, maka tidak akan mudah untuk membangun koneksi seperti itu. 

Karena ketidakstabilan itu, jika ada kekerasan di perbatasan Pakistan, bagaimana Pakistan akan meyakinkan China bahwa investasi untuk Inisiatif Sabuk dan Jalan China aman di Pakistan? Lebih sulit untuk melepaskan diri dari rantai yang mengikat pikiran seseorang. Di Afghanistan, mereka telah terlepas dari rantai perbudakan.

Hal ini adalah situasi geopolitik antara Pakistan dan Taliban. Seperti yang saya katakan sebelumnya, ideologi hanyalah sarana bagi mereka yang haus kekuasaan. Ideologi kerap digunakan untuk mempengaruhi dan menghasut rakyat agar mendukung mereka untuk mempertahankan kekuasaan. 

Semua pemimpin politik tipe ini selalu serakah dan menempatkan kekuasaan di atas segalanya. Bagi mereka, ideologi adalah yang kedua. Mereka mempengaruhi orang-orang untuk bergabung dengan pihak mereka, lalu membuat mereka melawan orang lain, dan pada akhirnya rakyat jelata yang menderita. Demikian pula kemenangan Taliban, mungkin kabar baik bagi militer Pakistan dan ISI, tapi bagi warga Pakistan, ini mungkin bukan kabar baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun