Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sejarah Singkat Afghanistan Menjadi "Kuburan Para Penguasa"

24 Agustus 2021   16:46 Diperbarui: 3 September 2021   01:07 1565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Facebook.com/allvoices)

Pada abad ke-20, Uni Soviet datang ke Afghanistan. Dan kembali setelah 9 tahun dengan membawa pulang rasa malu.

Dan di abad ke-21, AS datang ke Afghanistan. Dan sekarang kembali dengan kerugian yang tak sedikit. Bukan karena Afghanistan belum pernah ditaklukkan sebelumnya.

Penguasa Makedonia Alexander telah melakukannya. Orang-orang Arab melakukannya. Penguasa Mongol Genghis Khan, penguasa Mughal Shah Jahan dan Aurangzeb telah melakukannya. Dan raja India Sikh Raja Ranjit Singh juga telah melakukannya.

Tetapi diyakini bahwa para pejuang Afghanistan membuat sangat sulit bagi penguasa asing mana pun untuk menguasai negerinya.

Mari kita mulai dari tahun 1800-an. Periode itu lebih relevan dengan situasi saat ini.

Ada kerajaan besar Rusia di Utara pada saat itu. Dan kerajaan Inggris di Selatan. India kemudian diduduki oleh Inggris. Dan di tengahnya ada zona penyangga (buffer zone) yaitu Afganistan. Pada masa itu Rusia dan Inggris saling waspada. Mereka takut negara lain menduduki Afghanistan dan menciptakan masalah bagi mereka.

Ada kartun politik yang sangat terkenal tentang itu. Dimana Rusia digambarkan sebagai Beruang dan Inggris sebagai Singa. Dan Afghanistan berada di tengah.

Kartun politik yang menggambarkan Emir Sher Khan dan
Kartun politik yang menggambarkan Emir Sher Khan dan "teman-temannya" Beruang Rusia dan Singa Inggris. 1878. (cartoonstock.com)
Awalnya, negara-negara Barat tidak tahu banyak tentang Afghanistan. Ketika seorang penjelajah Skotlandia Alexander Burnes pergi ke sana dan kembali dengan selamat, ia menjadi mirip dengan seorang pahlawan di negara-negara barat. Buku yang ditulisnya tentang Afghanistan, "Travels Into Bokhara" menjadi buku terlaris.

Pada tahun 1838, kerajaan Inggris mulai merasa cukup termotivasi dan percaya diri untuk menduduki wilayah Afghanistan. Mereka sangat percaya diri dengan kemenangan mereka. Mereka yakin akan menguasai Afghanistan.

Lalu ada seorang raja di Afghanistan. Namanya Emir Dost Mohammad dari dinasti Barakzai. Inggris memulai perang dan menggulingkan Emir Dost Mohammad dari tahta. Lalu menempatkan boneka mereka Shah Shujah di atas takhta. Tidak ada tentara di Afghanistan saat itu. Sebaliknya, ada ribuan desa kecil yang terisolasi. Dan seorang kepala desa di setiap desa.

Sketsa Emir Dost Mohammad (fineartamerica.com)
Sketsa Emir Dost Mohammad (fineartamerica.com)
Para kepala desa memimpin beberapa anak laki-laki dari desa mereka untuk berperang atas nama Emir dengan imbalan sejumlah uang. Namun pengaruh uang menciut di bawah pemerintahan Emir Shah Shujah yang kejam.

Jadi kepala suku dari desa-desa kecil bersatu di bawah kepemimpinan
Kepala Akbar Khan. Dan semua penduduk desa ini memulai perang melawan Inggris. Perang ini berlangsung selama tiga tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun