Ada banyak pengertian 'seni' dan 'politik' yang disimpulkan para ahli penyusun KBBI, juga para ahli sepanjang sejarah ilmu pengetahuan manusia.Â
Saya pribadi yang keterbatasan kepintaran dibuat kebingungan. Tapi saya tidak menyalahkan mereka, sebab penggunaan kata 'seni' dan 'politik' sendiri berbeda-beda dalam masyarakat dunia yang juga beraneka ragam.Â
Dalam KBBI sendiri, kata 'politik' dibahas dalam 1 halaman yang berisi 3 pengertian dan 17 penjelasan tambahan.Â
Sedangkan kata 'seni' diberi kehormatan menempati 4 halaman, 8 pengertian, dan 25 penjelasan tambahan.Â
Semua pengertian itu tentu saja tidak ada yang salah, tergantung situasi di mana kita menggunakannya.Â
Karena sedang membicarakan seni untuk kritik, maka selaku penulis tidak terkenal itu, saya mengambil pengertian 'politik' klasik Aristoteles, yaitu 'politik' sebagai usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.Â
Menurut saya, idealnya segala jenis usaha politik harus bertujuan menegaskan pengertian politik Aristoteles tersebut.Â
Lalu untuk 'seni', saya sepakat bahwa pengertiannya adalah ekspresi pemikiran dan emosi yang dituangkan penciptanya ke dalam sebuah karya yang memiliki nilai.
Hubungan 'Seni' dan 'Politik'
Ada suatu pengertian politik yang berkembang pada zaman Yunani Kuno yang menggabungkan pengertian seni dan politik, yaitu 'politik' adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.Â
Pengertian ini senada dengan pandangan politikus cantik Dewi Aryani, politisi PDIP yang sempat duduk di kursi Anggota DPR RI (2009-2014), seperti yang dikutip dari Investor daily, Dewi berkata, "Dunia politik adalah dunia seni."Â